Anak Muda Bisa Manfaatkan Media Sosial untuk Dakwah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pendakwah sekaligus content creator Hudzaifah Aslam Mubarok, atau yang lebih dikenal sebagai Zai TikTok, mengajak mahasiswa dan anak muda untuk menjaga keseimbangan dunia dan akhirat di era digital.

Pesan tersebut ia sampaikan dalam acara KURMAFAR yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himprofar) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Sabtu (08/03/2025). Acara ini berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, gedung UM Bandung, dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, serta tamu undangan.

Dalam ceramahnya, Zai menekankan bahwa umat Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip agama. Ia mengingatkan bahwa tren media sosial sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tetapi bukan berarti umat Islam tidak boleh menggunakannya, selama membawa manfaat dan kebaikan. Ia juga menegaskan bahwa keseimbangan dunia dan akhirat merupakan ajaran Islam yang harus dijaga.

Lebih lanjut, pria asal Tasikmalaya ini menekankan bahwa media sosial dapat menjadi ladang ibadah jika digunakan dengan niat yang benar. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi penonton, tetapi aktif memanfaatkannya sebagai sarana dakwah dan berbagi kebaikan.

“Jangan cuma jadi penonton di media sosial, tetapi gunakan sebagai sarana dakwah dan berbagi manfaat. Insyaallah dunianya dapat, akhiratnya pun dapat," ujarnya.

Selain itu, Zai mengingatkan pentingnya menjaga akhlak di dunia nyata maupun di dunia maya. Ia menyoroti fenomena flexing atau pamer di media sosial yang dapat menimbulkan dampak negatif.

Menurutnya, akhlak yang baik adalah kunci agar seseorang disukai manusia dan diridai Allah. Ia juga mengajak mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap tren media sosial yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Zai juga mendorong mahasiswa untuk melahirkan inovasi yang bermanfaat serta menghindari konten negatif yang marak di media sosial. Ia menegaskan bahwa konsumsi berlebihan terhadap konten-konten buruk dapat merusak akhlak dan keseimbangan diri. Sebaliknya, ia menyarankan agar anak muda lebih banyak mendengarkan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan motivasi diri.

Sebagai penutup, Zai mengingatkan bahwa generasi muda harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ia menekankan bahwa teknologi, termasuk media sosial, bisa menjadi sarana ibadah dan amal saleh jika digunakan dengan bijak.

Acara KURMAFAR ini mendapat respons positif dari peserta, termasuk dari Kaprodi Farmasi serta perwakilan dosen yang memberikan apresiasi atas pesan inspiratif yang disampaikan.***(FK)