Atip Latipulhayat: Pembelajaran PAI Harus Lebih dari Sekadar Teori
UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat menegaskan posisi vital Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai fondasi fundamental dalam sistem pendidikan nasional. Menurutnya, hal ini sejalan dengan landasan konstitusional negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
"PAI menjadi wasilah atau sarana yang fundamental dan senantiasa harus ada untuk menjamin tegaknya negara kita," tegas Atip dalam seminar AGPAII di Universitas Muhammadiyah Bandung pada Minggu (10/11/2024).
Namun, Atip mengungkapkan keprihatinannya terhadap tantangan yang dihadapi dalam pengajaran PAI saat ini. "Kita menghadapi tantangan yang kompleks dan berat, yakni pengajaran PAI masih cenderung sekadar menjelaskan agama Islam tanpa menghadirkan esensinya," ujarnya.
Wamendikdasmen ini menilai perlu adanya perubahan paradigma dalam metode pengajaran PAI. Menurutnya, pembelajaran harus lebih kreatif dan mampu menghadirkan Islam secara nyata, tidak hanya berkutat pada penjelasan teoretis.
"Dakwah Rasulullah adalah contoh bagaimana menghadirkan Islam pada zamannya, menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik)," jelasnya. "Mari kita geser paradigma dari sekadar menjelaskan agama Islam menjadi menghadirkan agama Islam."
Lebih lanjut, Atip menekankan pentingnya menciptakan suasana pembelajaran PAI yang menyenangkan. "Pendidikan agama harus bermakna gembira, jangan sampai PAI menjadi sesuatu yang tidak diminati," tegasnya sambil menambahkan bahwa hal ini penting untuk mewujudkan umat Islam yang berkualitas melalui pendidikan agama yang lebih bermakna.
Pernyataan Wamendikdasmen ini menjadi momentum penting bagi pembaruan metode pengajaran PAI di Indonesia, sekaligus menegaskan kembali posisi strategis pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional.***(FA/FK)