
Jauhi Jurnal Predator! Dosen UM Bandung Tekankan Pentingnya Referensi Kredibel
UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengadakan Campaign Darurat Epistemik bertajuk "Melek Literasi dan Riset untuk Inovasi".
Kegiatan yang berlangsung di mini teater Lobi Utama Kampus pada Selasa (04/03/2025) ini bertujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya literasi dan riset sebagai fondasi akademik.
Ketua BEM UM Bandung, Muhammad Tazakka Ahsan, menekankan bahwa literasi adalah kunci utama dalam membangun peradaban. Menurutnya, rendahnya tingkat literasi di kalangan mahasiswa menunjukkan adanya kondisi darurat epistemik yang perlu segera diatasi.
“Sebagai agent of change, mahasiswa harus memperkaya wawasan sebelum melakukan perubahan besar. Percayalah, peradaban dimulai oleh mereka yang berpikir dan bergerak,” ujarnya.
Dalam sesi pertama, dosen Program Studi Bioteknologi UM Bandung, Nelis Hernahadini, menjelaskan pentingnya riset dalam dunia akademik. Ia mengingatkan mahasiswa agar tidak menunda riset hingga akhir perkuliahan dan sebaiknya mulai sejak dini dengan mendiskusikan tema penelitian bersama dosen pembimbing.
Selain itu, mahasiswa juga disarankan mencari sumber pendanaan dari hibah pemerintah atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Nelis juga menyoroti pentingnya menggunakan referensi riset yang kredibel. Ia merekomendasikan mahasiswa untuk merujuk pada jurnal yang terakreditasi, seperti Sinta atau Scopus, guna memastikan validitas penelitian.
Selain itu, ia mengingatkan agar mahasiswa berhati-hati dalam memilih referensi dan menghindari jurnal predator yang tidak melalui proses verifikasi ketat. “Temuan yang bermanfaat dari riset akan memberikan dampak jangka panjang, bahkan pahalanya akan terus mengalir meski kita telah tiada,” tegasnya.
Pada sesi edukasi literasi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan UM Bandung, Muhsin Jazuli, mengajak mahasiswa untuk lebih aktif memanfaatkan perpustakaan kampus. Ia menjelaskan bahwa perpustakaan kini semakin representatif dengan koleksi buku yang terus bertambah dan menjadi ruang untuk berbagai kegiatan akademik.
Salah satu program unggulan yang telah berjalan adalah Maljum School, hasil kolaborasi dengan Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat, yang membahas isu-isu kemuhammadiyahan dan keislaman.
“Kami mengundang mahasiswa untuk lebih banyak membaca dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Jika ingin mengadakan kegiatan di sini, kami sangat terbuka,” pungkasnya.***(FA)