Kolaborasi Akademisi dan Pelaku Usaha Jadi Kunci Sukses Industri 5.0

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen prodi Manajemen UM Bandung Siti Mardiana memaparkan peran penting perguruan tinggi dalam menghadapi era Industri 5.0. Hal ini dikatakan Siti dalam seminar nasional bertajuk “Bisnis Digitalisasi Sebagai Peluang Entrepreneur Menghadapi Industri 5.0” yang digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung pada Senin (13/01/2025).

Siti menjelaskan bahwa Industri 5.0 berfokus pada humanisasi teknologi, di mana kesejahteraan manusia menjadi inti dari proses produksi.Industri 5.0 menawarkan visi yang melampaui efisiensi dan produktivitas semata.

“Ini adalah era di mana teknologi harus digunakan untuk mendukung kesejahteraan pekerja sekaligus menjaga keberlanjutan planet,” ujar Siti. Ia juga menekankan bahwa pendekatan ini melengkapi Industri 4.0 dengan mengutamakan penelitian dan inovasi untuk menciptakan masyarakat yang humanis dan tangguh.

Dalam paparannya, Siti menguraikan perbedaan mendasar antara Industri 4.0 dan 5.0. Jika Industri 4.0 berfokus pada otomatisasi, analitik data besar, dan sistem pintar, Industri 5.0 membawa nilai tambah dengan menempatkan manusia sebagai pusatnya. Hal ini memberikan peluang besar bagi UMKM untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih terjangkau serta meningkatkan penghargaan terhadap nilai kemanusiaan.

Namun, tantangan besar juga dihadapi dalam era ini. Siti menjelaskan bahwa mahalnya teknologi dan dominasi pelaku usaha bermodal besar menjadi kendala utama bagi UMKM. Selain itu, produk yang cenderung menjadi mahal menuntut pelaku usaha untuk tetap efisien dalam menggunakan tenaga manusia. ”Efisiensi adalah kunci untuk bersaing, meskipun tantangan yang ada cukup besar,” katanya.

Pada sisi lain, Industri 5.0 memberikan peluang signifikan bagi UMKM untuk fokus pada nilai-nilai kemanusiaan dan memanfaatkan tenaga kerja yang melimpah. Dengan strategi yang tepat, barang dan jasa yang dihasilkan dapat menjadi lebih terjangkau sehingga memberikan keuntungan baik bagi pelaku usaha maupun konsumen.

Siti juga menyoroti pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendidik generasi muda agar memahami teknologi serta memegang teguh nilai-nilai moral. ”Perguruan tinggi harus membentuk wirausahawan yang tidak hanya menguasai teknologi tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Seminar ini ditutup dengan harapan agar perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang Industri 5.0. Kolaborasi antara akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dinilai sebagai kunci utama untuk mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis nilai kemanusiaan.

Seminar nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Komisariat UM Bandung ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang memenuhi auditorium, didampingi oleh kehadiran sejumlah dosen yang turut meramaikan acara tersebut.***(FA)