Lantik Beberapa Pejabat, Kini UM Bandung Punya 12 Pusat Studi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Rektor UM Bandung, Herry Suhardiyanto, secara resmi melantik tiga wakil dekan, satu kepala lembaga, empat sekretaris lembaga, dan dua belas ketua pusat studi di Auditorium UM Bandung pada Kamis 23 Desember 2021.

Dalam pesannya kepada para pejabat yang dilantik, Herry menekankan pentingnya menepati janji yang diucapkan saat pengucapan sumpah jabatan. Selain itu, beliau mengingatkan pentingnya inovasi, pengembangan pendekatan baru dalam pembelajaran, dan peningkatan mutu pendidikan.

"Para pejabat yang dilantik harus mampu melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan mandat keilmuan dan kepakaran masing-masing. Saya juga berharap para pejabat ini dapat secara konsisten menjalankan agenda-agenda transformasi serta melakukan perbaikan berkelanjutan di lingkungan UM Bandung," ujar Herry.

"Saya berharap saudara-saudara dapat menjadi penggerak kemajuan UM Bandung. Ini adalah bagian dari strategi 'expanded developmental periphery,' salah satu kunci keberhasilan pengembangan universitas berwirausaha," lanjutnya.

Herry juga mengajak seluruh sivitas UM Bandung untuk meningkatkan kompetensi mereka. "Kepada segenap pimpinan UM Bandung, fakultas, program studi, dan seluruh unit kerja, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa UM Bandung, saya mengajak untuk terus meningkatkan kompetensi agar lebih tinggi lagi," katanya.

Selain kompetensi, Herry mengingatkan pentingnya meningkatkan kekompakan, membuka diri terhadap modernisasi, dan membangun organisasi yang lebih lincah dan tangguh untuk melanjutkan perjalanan UM Bandung ke depan. "Saat ini, kita tengah menghadapi disrupsi yang mengubah kehidupan masyarakat dan institusi seperti perguruan tinggi secara drastis," tutur Herry.

"Perjalanan kita ke depan akan penuh tantangan dengan banyaknya ketidakpastian dan cepatnya perubahan. Oleh karena itu, kita perlu membangun reputasi yang lebih tinggi, bekerja lebih keras, dan memiliki mindset serta kompetensi yang memadai untuk menghadapi perjalanan tersebut," pungkas Herry.

Usai dilantik sebagai Wakil Dekan FAI, Cecep Taufikurrohman berharap fakultasnya semakin solid dalam penataan internal untuk menjadikan FAI sebagai ruh bagi UM Bandung. "Menjadi ruh bagi kampus bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga ruhnya dapat mengemban amanah persyarikatan dan berkhidmat kepada Allah SWT melalui Muhammadiyah," kata Cecep.

Cecep berkomitmen bahwa FAI akan berkonsolidasi dengan pihak internal maupun eksternal. Terkait program kerja yang sudah dan belum dilakukan, Cecep akan melakukan evaluasi. "Selain itu, fakultas juga akan merencanakan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan Fakultas Agama Islam ini," jelasnya.

Masalah anak dan perempuan

Sebagai komitmen terhadap masalah anak dan perempuan, UM Bandung juga membentuk Pusat Kajian Perlindungan Anak dan Perempuan yang dipimpin oleh Nenny Kencanawaty. Nenny mengatakan bahwa pusat studi ini akan bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

"Pusat Kajian Perlindungan Anak dan Perempuan memiliki tugas untuk meminimalisasi permasalahan yang menimpa perempuan dan anak. Dalam mengatasi hal tersebut, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak," ungkap Nenny.

Nenny menambahkan, pusat kajian ini akan membentuk beberapa program dengan konsep pentahelix berbasis ABCGM (Akademisi, Businessman, Community, Government, dan Media). "Kami juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, karena mereka memiliki banyak program yang peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak," jelasnya.

Digitalisasi dan teknologi

Dalam rangka meningkatkan kecakapan teknologi di era digital, UM Bandung juga membentuk Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik yang dipimpin oleh Roni Tabroni. Roni menyatakan bahwa pusat studi ini akan memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait digitalisasi media. "Masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan zaman, bukan hanya dalam penggunaan media, tetapi dalam etika penggunaannya," ungkap Roni.

Roni menegaskan bahwa Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik harus menjadi contoh dalam hal digitalisasi. "Aspek digitalisasi harus nomor satu. Tidak boleh ada masalah dengan IT atau WiFi yang lambat. Kampus ini harus berbasis digital," tandasnya.

Acara yang digelar secara hybrid ini berlangsung khidmat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pejabat yang dilantik antara lain Utan Sahiro Ritonga sebagai Wakil Dekan FST; Budi Sadarman sebagai Wakil Dekan FEB; dan Cecep Taufikurrohman sebagai Wakil Dekan FAI.

Juga dilantik Ace Somantri sebagai Kepala LPEK; Nisa Ihsani sebagai Sekretaris LPM; Rovi Husnaini sebagai Sekretaris LPPAIK; Ahmad Rifai sebagai Sekretaris LP3K; Iis Dewi Fitriani sebagai Sekretaris LPPM. Rizky Dwi Larasati sebagai Kepala Pusat Hak Kekayaan Intelektual; Saepul Adnan sebagai Kepala Pusat Kajian Halal; Nenny Kencanawaty sebagai Kepala Pusat Kajian Perlindungan Anak dan Perempuan.

Wasifah Hanim sebagai Kepala Pusat Kajian Inkubator Bisnis dan Manajemen Inovasi; Suparjiman sebagai Kepala Pusat Studi Pemberdayaan UMKM; Arief Yunan sebagai Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup.

Khairiah sebagai Kepala Pusat Kajian Ketahanan Pangan; Yuti Yuniarti sebagai Kepala Pusat Studi Narasi dan Pelatihan Bahasa; Irianti Usman sebagai Kepala Pusat Kajian Kepemimpinan dan Pengembangan SDM; Dwi Purliantoro sebagai Kepala Pusat Kajian Pemberdayaan Masyarakat; Roni Tabroni sebagai Kepala Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik. Terakhir, Vivayani Wahyu Dewanti sebagai Kepala Pusat Studi Kebencanaan dan Syahril sebagai Kepala Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah.***(FA)