Perlu Inovasi dan Kolaborasi Untuk Hadapi Tantang Kampus Muhammadiyah Saat Ini

UMBANDUNG.AC.ID, Cirebon -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengungkapkan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) saat ini menghadapi tantangan berat. Pernyataan tersebut disampaikan dalam amanatnya pada pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Arif Nurudin pada Selasa (31/12/2024).

Menurut Dadang, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PTMA adalah penurunan jumlah mahasiswa baru. Masalah ini tidak hanya dialami oleh kampus Muhammadiyah, tetapi juga seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia, yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor utamanya adalah menurunnya angka kelahiran di Indonesia. Berdasarkan data statistik, tingkat kelahiran anak di Indonesia saat ini berada pada angka 2,1 persen. Meski demikian, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang mencatat angka kelahiran lebih rendah.

Faktor berikutnya adalah perubahan sosial, di mana Dadang menyoroti pergeseran paradigma orang tua dalam memilih institusi pendidikan. "Saat ini, orang tua tidak lagi melihat simbol institusi pendidikan sebagai penentu utama untuk menyekolahkan anak-anak mereka," ujarnya.

Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Bandung yang rutin menulis artikel di kolom majalah "Suara Muhammadiyah" ini menambahkan bahwa dorongan utama orang tua kini lebih bersifat fungsional. Tidak lagi sama seperti belasan tahun yang lalu.

Kondisi ekonomi keluarga yang menurun terutama sejak pandemi Covid-19 juga menjadi faktor penting. Dampak pandemi tersebut masih dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk membiayai pendidikan anak di perguruan tinggi swasta.

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, Dadang berharap Rektor UMC yang baru, Arif Nurudin, termasuk kampus-kampus Muhamamdiyah lainnya, dapat mengatasi persoalan ini melalui model kepemimpinan yang berintegritas, egaliter, inklusif, kolaboratif, dan inovatif.

Lebih lanjut, Dadang menekankan pentingnya penerapan model kepemimpinan tersebut oleh seluruh sivitas akademika UMC serta menjaga keharmonisan antara PTMA dan kepemimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah, daerah, cabang, hingga ranting, agar seluruh elemen dapat bersinergi dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah.***