UM Bandung dan Manajemen Ampera Jalin Kerja Sama Atasi Permasalahan Sampah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah, UM Bandung melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengadakan penandatanganan naskah kerja sama dengan Manajemen Ampera pada Senin (18/09/2023).

Acara ini berlangsung di Ruang Rektorat lantai satu UM Bandung dan dihadiri oleh Wakil Rektor II UM Bandung, Kepala LPPM UM Bandung, manajemen Ampera Bandung, dan undangan lainnya.

Pengasuh Satu Rumah Makan Ampera, Sigit Yunanto, menjelaskan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang dihasilkan oleh Warung Makan Ampera.

Waste To Cuan

Hal ini menjadi dasar bagi Manajemen Warung Makan Ampera untuk meluncurkan program penanganan sampah yang diberi nama Waste To Cuan (WTC). "Melalui program ini, kami berusaha untuk tidak membebani tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti dengan sampah yang kami hasilkan," kata Sigit.

Selain itu, program WTC juga merupakan bentuk panggilan pribadi untuk meningkatkan kesadaran dan nurani dalam membangun negeri. "Kata 'cuan' dalam nama program ini mencerminkan bukti cinta terhadap Allah dan negeri dengan menjadikan sampah sebagai berkah," tutur Sigit.

Pada acara ini juga ada penandatanganan serah terima hibah mesin Incinerator pengolah sampah. Pemberi hibah mesin Incinerator, Eddy Ardiansyah, menjelaskan bahwa Incinerator adalah alat untuk pembakaran sampah non organik. "Alat ini dapat menghancurkan sampah-sampah non organik, seperti plastik, kardus, dan sampah kering lainnya," ucap Eddy.

Ia menjelaskan bahwa total sampah yang dibakar oleh Incinerator akan menjadi abu sekitar 5 persen sehingga tidak mencemari lingkungan dengan bau. "Hasil pembakaran sampah ini tidak akan menghasilkan pencemaran bau karena hasil dari pembakaran akan berupa abu," jelasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UM Bandung, Syafrudin Masri, sangat bersyukur atas adanya kerja sama ini. Syafrudin menjelaskan bahwa para dosen nantinya akan mengembangkan Incinerator ini menjadi lebih baik lagi.

"Para dosen UM Bandung akan mengembangkan alat Incinerator ini agar lebih ramah lingkungan dan tidak membahayakan masyarakat," terang Syafrudin.***(FK)