UM Bandung Dorong Mahasiswa Jadi Produsen Teknologi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UM Bandung menggelar acara Kuliah Umum Internasional yang mengangkat dua tema sentral dalam perkembangan teknologi dan pemikiran kontemporer.

Acara bertajuk ”Digital Transformation in International Organizations” dan ”Simulation Theory: Decoding the Author’s Algorithmic Garden” ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, yang terletak di lantai tiga kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Senin (21/04/2025).

Dekan FST UM Bandung Arief Yunan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Arief menekankan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh fakultas dan memiliki nilai yang sangat baik bagi seluruh sivitas akademika FST UM Bandung.

Arief juga menyoroti betapa pesat dan dinamisnya perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia perusahaan, organisasi, dan institusi pendidikan. Pemahaman yang mendalam mengenai transformasi digital menjadi krusial untuk dapat mengimbangi dinamika yang terus bergerak maju ini.

Lebih lanjut, Arief berharap bahwa kuliah umum ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada para mahasiswa UM Bandung, khususnya dalam konteks transformasi digital. Pengetahuan ini diharapkan dapat membekali mereka dengan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana teknologi mengubah lanskap organisasi dan kehidupan secara umum.

Sementara itu, Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi dalam sambutan pembukaannya menegaskan visi bahwa sivitas akademika kampus, termasuk di UM Bandung, seharusnya tidak hanya menjadi konsumen teknologi. Namun, bagaimana berperan menjadi produsen yang aktif dalam menghasilkan inovasi teknologi yang memberikan manfaat besar.

Hendar menekankan bahwa tradisi keilmuan yang mendorong penciptaan teknologi harus terus dipelihara dan dikembangkan di lingkungan kampus. Hal ini akan menjadi indikator penting kemajuan sebuah universitas.

Hendar mengajak seluruh sivitas akademika untuk aktif membaca dan mempelajari buku-buku bertema Artificial Intelligence dan teknologi. Pemahaman mendalam tentang teknologi menjadi semakin penting di era digital ini.

Hendar bahkan menggunakan istilah khalifah digital untuk menggambarkan peran aktif yang harus diemban oleh sivitas akademika dalam era transformasi digital ini. Dia menekankan bahwa transformasi digital tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah menjadi fondasi utama bagi dinamika organisasi internasional dan mempermudah dalam pendidikan.

Narasumber utama dalam kuliah umum ini adalah Former Chief United Nations Environment Programme (UNEP) Paris-Perancis Saiful Ridwan. Dia memaparkan materi yang kaya mengenai transformasi bisnis dan proses yang menurutnya lebih akurat dalam menggambarkan situasi saat ini dibandingkan dengan sekadar istilah transformasi digital.

Ridwan menjelaskan bahwa transformasi bisnis atau digital yang sedang marak saat ini mampu memberikan berbagai kemudahan dalam berbagai hal, terutama dalam urusan birokrasi bisnis.

Dia memberikan contoh bagaimana proses bisnis yang sebelumnya memerlukan sepuluh langkah, kini dapat diselesaikan hanya dalam lima langkah berkat masifnya digitalisasi.  

”Oleh karena itu, di sini sangat penting untuk mengidentifikasi masalah terlebih dahulu sebelum melakukan transformasi digital,” ucap Ridwan. Dalam konteks UNEP, Ridwan menjelaskan bahwa mandat organisasi tersebut adalah isu lingkungan sehingga fokus teknis pekerjaan dan alokasi anggarannya cenderung besar.

Dia mendorong mahasiswa UM Bandung yang tertarik untuk berkarier di lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan PBB. Ridwan juga menyoroti perbedaan dinamika birokrasi di Indonesia yang cenderung lebih panjang dibandingkan dengan di korporasi yang lebih cepat dan kompleksitas pengambilan keputusan di PBB yang melibatkan banyak negara anggota.***(FA)