
UM Bandung, USIM, dan UNISSA Kupas Berbagai Isu Pendidikan Islam Dalam Webinar Internasional
UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UM Bandung menggelar Seminar Internasional bertema “Isu-Isu Aktual dalam Bidang Pendidikan Islami (Problematika dan Solusi)”. Kegiatan dalam bentuk webinar ini melibatkan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, dan prodi PAI UM Bandung.
Ustaz Supala bersama para dosen dan mahasiswa, khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengorganisir acara ini. Kaprodi PAI UM Bandung, Iim Ibrohim, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahim, menindaklanjuti MoU, mengimplementasikan catur dharma perguruan tinggi, menyikapi isu-isu aktual bidang pendidikan, dan memunculkan solusi atau rekomendasi atas isu-isu tersebut.
Acara ini dibuka oleh Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Agama Islam Afif Muhammad serta Wakil Dekan FAI Cecep Taufiqurrahman.
Tiga pembicara utama dalam seminar ini adalah Mohd Sderi Che Noh dari USIM dengan tema “Development of Karamah Insaniah Via AI and Sakinah Pedagogy: Challenges and Expectations”, Hussain Othman dari UNISSA Brunei Darussalam, dan Hendar Riyadi dari UM Bandung dengan tema “Artificial Intelligence as a Challenge and Media for Creativity Development in Islamic Education”. Rahmat Fadli, dosen Prodi PAI lulusan Boston, Amerika Serikat, bertindak sebagai moderator.
Kegiatan ini dilakukan secara hybrid dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta, termasuk dosen, guru, mahasiswa, pelajar, dan umum, baik di Aula Ahmad Dahlan UM Bandung maupun secara online. Selain seminar, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh lomba tumpeng antar kelas mahasiswa PAI UM Bandung, dengan empat belas tumpeng yang menjadi santapan akhir setelah acara.
Iim Ibrohim berharap kegiatan positif ini dapat berlanjut dan tidak berhenti hanya sekali. Prodi PAI berencana akan terus menyelenggarakan dan mengembangkan seminar internasional ini dengan isu-isu terbaru yang datang secara terprogram.
“Berbagai isu aktual di bidang pendidikan tidak pernah surut. Masalah akan datang sesuai dengan zamannya, dan solusi yang ditawarkan harus disesuaikan pula dengan perkembangan zaman,” ujar Iim.
Menurut Iim, perguruan tinggi dituntut untuk terus berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi efektif, sehingga kualitas pendidikan akan terus meningkat dan permasalahan umat manusia dapat diselesaikan secara dinamis.
Iim juga menambahkan bahwa isu-isu aktual di bidang pendidikan di berbagai negara terus berubah, terutama dengan pengaruh globalisasi yang membuat informasi cepat tersajikan. Isu-isu seperti LGBT, Artificial Intelligence (AI), aliran sesat, meningkatnya angka putus sekolah, minimnya sarana pembelajaran, dan pendidikan anak-anak Palestina yang sedang berperang, perlu dipikirkan dan dicarikan solusinya secara komprehensif.
“Akademisi di perguruan tinggi memiliki peran lebih. Tri atau catur dharma perguruan tinggi adalah amanah undang-undang yang harus ditunaikan. Lebih dari itu, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah mengamanahkan kepada kita untuk mendidik umat manusia,” ungkap Iim.
“Oleh karena itu, kita memiliki tugas untuk terus berpikir dan memberikan solusi konkret. Melalui diskusi bersama, isu-isu aktual pendidikan dapat lebih cepat dan tepat dihasilkan solusinya. Dengan berkolaborasi, diharapkan muncul gagasan bersama yang dapat direkomendasikan untuk pendidikan yang lebih baik,” pungkas Iim.***(FA)