Berita

Top! Mahasiswa Administrasi Publik UM Bandung Raih Empat Medali di FORNAS VII Jawa Barat

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Mahasiswa Prodi Administrasi Publik UM Bandung Sindy Oktaviani sukses meraih empat medali pada kejuaraan panahan tradisional dalam Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat (FORNAS) VII Jawa Barat 2023.

Kegiatan dilaksanakan di Lanud Sulaiman, Margahayu, Kabupaten Bandung, dari 02-09 Juli 2023 dan diikuti oleh berbagai kategori, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga dewasa.

Acara yang bersifat nasional ini diselenggarakan oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). Sebelum menyabet prestasi dalam event ini, Sindy melalui berbagai tahapan seleksi, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

”Kebetulan aku mengambil kategori dewasa dengan dua busur yakni busur horsebow dan busur jamparingan,” ucap Sindy di kampus UM Bandung pada Selasa (16/01/2024).

Dalam FORNASI VII pada perlombaan panahan tradisional, perempuan yang hobi panahan sejak SMP ini menjadi perwakilan Jawa Barat.

”Alhamdulillah aku mendapat beberapa penghargaan. Di antaranya medali emas kualifikasi jamparing putri, emas kualifikasi umum putri, perak eliminasi jamparing putri, dan perunggu eliminasi umum putri,” terang perempuan asal Kabupaten Bandung ini.

Berkat prestasi ini pula dirinya mendapatkan apresiasi terutama dari keluarga, orang-orang terdekat, dan juga kampus. ”Ketika aku memilih terjun ke panahan, awalnya keluarga menganggap sepele dan tidak mendukung. Namun, berkat kerja keras dan latihan tiada henti, akhirnya keluarga memberikan dukungan luar biasa,” kata Sindy.

Penghargaan

Ia mengatakan perlu adanya pola latihan yang baik agar bisa meraih prestasi saat mengikuti suatu perlombaan. Khususnya lomba panahan karena olahraga ini menuntut fokus tinggi.

Sindy tidak merasa terbebani dengan mulai padatnya kegiatan kuliah. Baik kuliah maupun latihan atau mengikuti event, sama pentingnya bagi Sindy. “Aku tinggal membagi waktu saja. Kapan harus kuliah, kapan latihan, tanding, dan sebagainya, insyaallah semua berjalan dengan baik,” ujar Sindy.

Sindy pun berbagai tips agar tetap konsisten dalam satu bidang olahraga. Kata Sindy, tips tersebut adalah motivasi, kerja keras, dan doa. ”Ketika satu tujuan belum tercapai, bagiku itu adalah utang yang harus aku tuntaskan. Saat satu hal sudah tercapai, aku beralih kepada target-target yang lainya,” tukas Sindy.

Terakhir, Sindy berpesan agar tidak lupa istirahat dan tidak memaksakan saat sedang mencapai target yang diinginkan. ”Jadi, ketika kita capek istirahat saja. Jangan dipaksakan. Tidak apa-apa berhenti sejenak. Nanti bisa dilanjutkan lagi,” pungkas Sindy.***(FK/FA)

Administrator

Langkah Konkret PK IMM Soshum UM Bandung Wujudkan Kesetaraan Gender

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Sosial dan Humaniora (Soshum) UM Bandung sukses menggelar seminar kesetaraan gender.

Kegiatan ini mengangkat tema “Peran Gen Z Untuk Menghilangkan Pemikiran Klasik Terhadap Perempuan Dalam Menunjang Kesetaraan Gender”. Acara ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung pada Jumat (12/01/2024) dan dihadiri sebanyak 80 mahasiswa lintas prodi.

Seminar kali ini menghadirkan dua pembicara. Pertama, dosen prodi Psikologi UM Bandung Irianti Usman. Kedua, Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Salmiah Rambe.

Irianti menyampaikan salah satu ulasan bagaimana cara menangani kesetaraan gender di Indonesia khususnya di lingkungan UM Bandung. Dosen yang juga Psikolog ini memaparkan sejumlah langkah praktis yang bisa diambil oleh Gen Z guna mendorong terjadinya kesetaraan gender.

Misalnya dimulai dari bertanggung jawab secara maksimal hingga perlunya mencari relasi sebanyak-banyaknya untuk membuka peluang kerja yang tepat pada masa mendatang.

“Laksanakanlah tugas sebagaimana seorang anak muda yang bertanggung jawab. Teruslah belajar. Ikutlah organisasi sesuai dengan minat. Pahami dan amalkan agama secara baik dan benar. Jalinlah silaturahmi. Lalu carilah relasi untuk membuka peluang kerja,” pesan Irianti.

Selanjutnya, Salmiah Rambe menyampaikan bahwa sebetulnya tidak perlu ada isu kesetaraan gender jika berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Pasalnya, kedua sumber hukum Islam itu, kata Salmiah, sudah berbicara hakikat gender.

“Sebetulnya kalau kita sudah memahami secara benar tugasnya berdasarkan Al-Quran dan Hadis sebetulnya tidak perlu ada isu kesetaraan gender,” kata Salmiah.

“Adapun kesetaraan gender dalam dunia kerja atau aspek sosial, budaya, dan politik yakni bagaimana membangun ruang aman untuk perempuan,” jelas Salmiah.

Pada waktu yang sama, Ketua PK IMM Soshum Zulfan Rahadian Alghifari mengatakan bahwa organisasinya akan mengambil langkah konkret untuk melibatkan Gen Z dalam menghapus pemikiran klasik terhadap perempuan demi mendukung kesetaraan gender.

“Melalui seminar edukatif kesetaraan gender, kita mendapatkan insight baru, informasi baru, tentang bagaimana kesetaraan gender harus direalisasikan,” kata Zulfan.

“Nanti di sosmed, terutama medkom, kita mulai menyuarakan bagaimana kesetaraan gender itu bisa terlaksana dan terus diperjuangkan melalui konten-konten yang sesuai dengan Fakultas Soshum tentunya,” jelas Zulfan.***

Administrator

Tingkatkan Wawasan dan Literasi Akuntansi Pelajar, HIMAKSI UM Bandung Kembali Gelar OPSI

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) UM Bandung kembali mengadakan Olimpiade Akuntansi (OPSI) pada Sabtu (13/01/2024). Acara yang berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan itu diikuti oleh puluhan peserta dari berbagi SMA/SMK/MA se-Indonesia.

OPSI tahun ini mengangkat tema ”The Existence Of Millennials Building The Nation In The Era of Society 5.0 Based On Accounting Knowledge”. Hadir pada pembukaan yakni Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Bandung, Ketua HIMAKSI, Sekretaris IMM FEB, mahasiswa, dan peserta.

Ketua Pelaksana Amnila Hanisah Rifainy menjelaskan bahwa OPSI pada tahun ini menjadi yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh HIMAKSI. ”Olimpiade yang sudah ada sejak tahun 2022 ini menjadi agenda tahunan bagi program studi Akuntansi,” ucap Amnila.

Ia menjelaskan ada beragam perlombaan yang dilaksanakan pada OPSI, di antaranya cerdas cermat, number one, dan infographic accounting.

”Tahun ini kita menambahkan dua kategori perlombaan. Pertama, number one, yakni mengerjakan siklus akuntansi dari jurnal umum sampai kertas kerja. Kedua, infographic accounting, yakni pembuatan poster berisikan informasi akuntansi,” jelas Amnila.

Amnila berharap para peserta dapat menambah wawasan dalam bidang akuntansi khususnya pada perekonomian Indonesia. ”Karena kita pada era 5.0 ini harus lebih technopreneurial sesuai dengan tagline UM Bandung yakni Islamic Technopreneurial University,” tandas Amnila.

Dampak positif

Sementara itu, Ketua HIMAKSI UM Bandung Muhammad Rizki Putrangga mengatakan bahwa kegiatan OPSI memiliki dampak positif kepada para peserta.

”Kita ingin memberikan impact kepada para peserta melalui OPSI ini agar mereka lebih mengetahui dan dapat mempersiapkan diri ke depan dalam menghadapi dunia Akuntansi,” terang Rizki.

Rizki juga berharap kepada para peserta agar dapat mengimplementasikan dan berbagi ilmu kepada teman-teman di sekolahnya masing-masing. ”Semoga OPSI ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para peserta untuk saling berbagi ide dan mengembangkan potensi bersama-sama,” harap Rizki.

Akuntan muda

Pada waktu yang sama, Wakil Dekan FEB UM Bandung Budi Sadarman sangat mengapresiasi kegiatan OPSI. Budi menjelaskan bahwa OPSI menjadi ajang positif bagi generasi milenial sebagai upaya meningkatkan literasi dan menciptakan akuntan muda yang berkompeten.

”Dalam rangka mencetak kader-kader yang akademisi, perlu adanya kegiatan yang bersifat ilmiah seperti OPSI ini,” ungkap Budi.

Oleh karena itu, Budi berharap agar kegiatan ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para peserta. ”Tidak hanya ilmu, tetapi ajang ini harus bisa meningkatkan silaturahmi dan mengenal lingkungan UM Bandung,” tandas Budi.***(FK)

Administrator

Berlangsung Empat Hari, HMM UM Bandung Sukses Gelar Orientasi Mahasiswa Baru Prodi Manajemen

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan mahasiswa Manajemen (HMM) UM Bandung sukses menyelenggarakan masa orientasi mahasiswa baru angkatan 2023. Acara tersebut diselenggarakan selama empat hari yakni tanggal 07, 12, 13, dan 14 Januari 2024.

Kegiatan dengan nama Masa Orientasi Manajemen Mahasiswa Baru Angkatan 2023 (Momenmu’23) ini diselenggarakan di dua tempat. Pada Minggu (07/01/2024) Momenmu’23 berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan UM Bandung. Sementara itu, dari Jumat-Minggu (12-14/01/2024) berlangsung di Bumi Perkemahan D’Peak Bongkor, Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Sebanyak 230 mahasiswa prodi Manajemen angkatan 2023 ikut melaksanakan kegiatan Momenmu’23. Ketua Pelaksana Momenmu’23 Najwan Muttaqin menjelaskan bahwa acara ini mengangkat tema ”Leadership in the Age of Digital Transformation”.

Najwan menjelaskan tema tersebut menjadi sebuah simbol suatu kepemimpinan pada era digital yang semakin berubah. ”Kita berharap para mahasiswa baru di era digital ini bisa lebih adaptif sebagai calon pemimpin,” ucap Najwan.

Ia juga menjelaskan bahwa berbagai kegiatan mulai pemberian materi, simulasi aksi, hingga pemilihan ketua angkatan dilaksanakan dalam acara Momenmu’23.

"Semua ini penting karena dapat mengasah skill kepemimpinan untuk kita gunakan pada era digital saat ni," jelas Najwan

Tidak hanya itu, para peserta juga akan lebih inovatif dan melek tentang perubahan digital melalui kegiatan Momenmu’23. ”Benefit yang diterima para peserta dapat menjadikan mereka lebih aktif sebagai mahasiswa, baik di dalam maupun luar kampus,” kata Najwan.

Syarat ikuti sidang akhir

Selain itu, para mahasiswa akan mendapatkan sertifikat Momenmu’23 sebagai salah satu syarat sidang akhir prodi Manajemen. ”Kegiatan ini menjadi wajib bagi para peserta untuk nantinya mendapatkan sertifikat Momenmu sebagai salah satu syarat bisa mengikuti sidang akhir,” terang Najwan.

Disambut antusias

Para peserta pun sangat antusias mengikuti berbagai rangkaian kegiatan Momenmu’23. Mahasiswa prodi Manajemen UM Bandung Bellia Aghata sangat bangga dengan acara ini.

”Banyak sekali manfaat yang kita dapat salah satunya itu bisa lebih memahami lagi seputar kampus khususnya Himpunan Mahasiswa Prodi Manajemen,” ungkap Bellia.

Sama seperti Bellia, mahasiswa prodi Manajemen UM Bandung lainnya yakni Ari Assrishan Sosh Mantoro sangat senang dengan Momenmu’23.

Ia juga berharap tahun depan kegiatan seperti ini bisa lebih meriah dan seru lagi. ”Semoga orientasi mahasiswa tahun depan dapat lebih baik lagi dan seru lagi kegiatannya,” katanya.***(FK)

Administrator

Apatisme Masyarakat Membuat Politik Terkesan Kejam dan Kotor

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Mahasiswa prodi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali menyelenggarakan Kuliah Bareng Birokrat edisi ke-5 di aula lantai dua kampus ini pada Sabtu (06/01/2024).

Kegiatan yang dihadiri 123 mahasiswa Administrasi Publik dan umum ini mengangkat topik “Politik Itu Kejam? Atau Rakyatnya Yang Lemah? Lalu Birokrasinya Harus Apa?” 

“Topik ini diangkat untuk menaikkan kembali semangat berpolitik pada kalangan anak muda di masa sekarang,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan Gina.

Apalagi saat ini, lanjut Gina, banyak muncul pemikiran-pemikiran kritis dari masyarakat dan mahasiswa terhadap birokrasi juga politik Indonesia yang dianggap tidak masuk akal.

Di sisi lain banyak masyarakat hanya sekedar mengkritik. Namun, di sisi lain mereka apatis dalam perpolitikan Indonesia karena bagi mereka politik itu kotor dan kejam.

Gina mengatakan bahwa isu ini sangat menarik dibahas karena fondasi dari kepedulian generasi muda juga penting untuk keberlangsungan birokrasi dan perpolitikan di Indonesia.

“Untuk itu kami berharap kuliah semacam ini dapat membangun empati para mahasiswa sebagai generasi penerus untuk melanjutkan dan membangun politik cerdas di Indonesia,” tandas Gina.

Gagasan itu pun sejalan dengan apa yang disampaikan oleh para narasumber. Mereka adalah Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan, Ketua DPD PKS Kota Bandung Ahmad Rahmat Purnama, dan dosen pengampu mata kuliah birokrasi dan governansi publik Fatmawati.

Ahmad Rahmat menjelaskan bahwa politisi dan birokrat merupakan dua hal yang berbeda. Namun, tugas pokok dan fungsinya saling berkaitan. “Bahkan tidak sedikit yang awalnya politisi berubah menjadi birokrat ataupun sebaliknya,” ujar Ahmad Rahmat.

Oleh sebab itu, Ahmad Rahmat menyarankan mahasiswa untuk terus belajar dan memperbarui pengetahuan soal politik karena mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang.

Sinergi tanpa intervensi

Sementara itu, Fatmawati menyampaikan bahwa jika berasumsi bahwa politik itu kejam, kesannya terlalu jauh. Hakikatnya, kata Fatmawati, politik itu tidak kejam seperti yang diasumsikan sebagian masyarakat.

Namun, hal yang membuat politik menjadi buruk atau kejam itu adalah sikap apatis dari masyarakat terhadap politik itu sendiri. Lebih jauh, Fatmawati menyampaikan bahwa hambatan utama birokrasi adalah munculnya intervensi politik, inkapabilitas ASN, perilaku KKN, dan ketidakterbukaan birokrasi.

“Pekerjaan rumah birokrat dan politisi adalah saling bersinergi tanpa intervensi. Itulah strategi yang dapat dijalankan agar birokrasi menjadi maju,” tandas Fatmawati.

Diskusi ini ditutup dengan pemaparan materi oleh Tedy Rusmawan yang menjelaskan banyak hal terkait birokrasi, salah satunya mengupas soal birokrasi yang terpercaya.

Menurutnya, birokrasi akan lebih dipercaya oleh masyarakat kalau bisa proaktif dan dan cepat tanggap terhadap permasalahan. Proaktif dan cepat dalam merespons itu sangat penting.

“Hal ini sangat disarankan karena membangun negara itu harus aktif dan cepat. Dengan berbasis teknologi, sebetulnya birokrasi itu bisa maju. Masalahnya, birokrasi di Indonesia kurang inovasi dan kreativitas dalam kecepatan dan aktifnya,” tegas Tedy.

Selain itu, lanjut Tedy, netralitas ASN juga sangat penting untuk diperhatikan dan dipraktikkan. “Sebagai pemimpin masa depan, kita harus jadi pemimpin yang gerak cepat, dan aktif terus dalam inovasi dan kreativitas,” pungkas Tedy.***

Administrator

Kuliah Bareng Birokrat UM Bandung Bahas Politik Dinasti dan Kondisi Tatanan Birokrasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kuliah Bareng Birokrat edisi ke-6 yang digelar oleh mahasiswa prodi Admistrasi Publik UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Rabu (10/01/2024) mengangkat tema “Pandangan Birokrat Terkait Politik Dinasti dan Rusaknya Tatanan Birokrasi”.

Kegiatan kali ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ketua Kaukus Perempuan Politik Kabupaten Sumedang Sonia Sugian. Kedua, Wakil Sekretaris DPW Partai Gelora Jawa Barat Farhan Nauval Rusli.

Sekretaris Prodi Administrasi Publik Rikki Maulana Yusuf menyampaikan bahwa tema yang diusung pada Kuliah Bareng Birokrat sesi ke-6 ini bisa menambah wawasan mahasiswa terkait isu-isu yang sedang berkembang dalam dunia politik nasional.

Terkait tema tersebut, lanjut Rikki, perlu dilihat dari dua sisi yang berbeda. Pertama, isu politik dinasti selalu menjadi penyebab munculnya sentimen negatif terhadap orang-orang.

“Kedua, jika tidak ada seseorang yang berani mencalonkan diri menjadi pejabat dan yang mampu adalah keluarga, itu hal yang sah saja, selama dia masih bisa mengemban amanah dan menjaga keadilan bagi rakyat,” ujarnya.

Dalam paparan materinya, Farhan Nauval Rusli memberikan tanggapannya mengenai apakah politik dinasti dapat menciptakan ketidakstabilan dalam implementasi kebijakan pemerintah atau tidak.

“Sebetulnya semuanya bisa. Bahkan yang tidak memakai jalur kerajaan, dinasti politik, atau keluarga politik, sebetulnya bisa. Jadi, semua orang ini bisa melakukan kesalahan yang sama. Kalau misalnya kita menghakimi keluarga politik, kenapa kita enggak menghakimi orang-orang biasa juga, kan kira-kira gitu,” tegas Farhan.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa setiap orang mempunyai kesalahan, benar salah dan baik buruk, itu merupakan hal yang biasa. Hanya saja ada sentimen pribadi atau kelompok terhadap keluarga politik.

“Karena kita mengerti bahwa cerita masa lalu ini di bawa hingga masa kini. Jadi, keluarga ini memang dari dulu mengkooptasi negara dan inilah yang disebut traumanya. Traumanya negara kita, traumanya bangsa kita, ketika dipimpin oleh sekelompok keluarga,” sambungnya.

Menurut Farhan, hingga saat ini tidak ada upaya konkret yang dilakukan pemerintahan dalam menghadapi politik dinasti. Hal tersebut dilandasi bahwa selama semua persyaratan dapat dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mencalonkan itu tidak mengapa.

“Saya rasa sampai hari ini enggak ada upaya pemerintah untuk memerintahkan itu. Pasalnya, kalau kita orang baru di politik, karena bapak kita politik, kita jadi punya dosa yang sama. Padahal, belum tentu juga. Jadi, ini memang sentimental pribadi,” tegasnya.

Terakhir, Aditya Rahman selaku Ketua Pelaksana menyampaikan tanggapannya terkait kondisi perpolitikan saat ini dan memberikan harapannya semoga bisa lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya.

“Untuk ke depannya, tatanan birokrasinya itu lancar, tidak ada yang merusak di dalamnya. Politik sekarang itu bisa dibilang kurang baik untuk dibicarakan. Ke depannya politik ini bisa jadi asumsi yang lebih baik untuk khalayak dini ataupun khalayak dewasa,” pungkasnya.***

Administrator