Blog

Kabar UMBandung

Mahasiswa Muhammadiyah Harus Jadi Generasi Pencerah dan Penjaga NKRI

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Herry Suhardiyanto menegaskan pentingnya mahasiswa memahami arah perjuangan bangsa Indonesia sekaligus menjauh dari pemikiran radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai Muhammadiyah.

“Alhamdulillah hari ini kita dapat hadir dalam acara yang sangat penting, membedah kisah Jemaah Islamiyah yang tertuang dalam buku JI The Untold Story,” ujar Herry pada saat membuka acara bedah buku "JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah" yang berlangsung di UM Bandung pada Kamis (15/05/2025).

Ia menyampaikan rasa syukur atas hadirnya pencerahan dan informasi akurat yang dikawal oleh Persyarikatan Muhammadiyah untuk membentengi generasi muda dari pemahaman yang menyimpang.

Herry menekankan bahwa sebagai bagian dari gerakan Islam yang mencerahkan dan memajukan semesta, Muhammadiyah terus menyuarakan pentingnya menjaga dan membangun bangsa.

"Konsep darul ahdi wa syahadah merupakan bentuk kesepakatan nasional, di mana Pancasila dan NKRI merupakan hasil konsensus seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya. Rektor UM Bandung juga mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia diraih dengan semangat kebersamaan yang melampaui perbedaan agama, budaya, dan etnis.

Ia yakin bahwa melalui amal usaha dan kontribusi nyata, umat Islam—khususnya warga Muhammadiyah—mampu menghadirkan wajah Islam yang rahmatan lil alamin sebagaimana dicita-citakan oleh KH Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah.

"UM Bandung, di bawah bimbingan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, berkomitmen mendidik para mahasiswa menjadi teknopreneur yang islami dan sadar perannya di masa kini ataupun masa depan,” ujarnya.

Herry juga menyampaikan harapannya agar mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik. Namun, memiliki kesadaran kebangsaan dan mampu menjaga kemakmuran serta keutuhan NKRI.

"Tugas mahasiswa sebagai generasi muda pencerah harus terus dibina. Kami ucapkan terima kasih kepada BNPT, Densus 88 Anti Teror, Kepolisian, serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini," tutupnya.***(FK)

Selengkapnya

Ilmu Psikologi Bukan Studi Paranormal

Oleh: Nurlaela Hamidah*

MASYARAKAT pada umumnya melihat ilmu psikologi seperti ilmu paranormal. Mereka memandang ilmu psikologi bisa membaca sifat dan kepribadian seseorang, bahkan kadang-kadang bisa memprediksi kehidupan seseorang.

Kala itu, ketika awal masuk studi ilmu psikologi, ada beberapa orang iseng bertanya penuh antusias, "Tolong dong lihat saya! Bagaimana kepribadian saya? Terus saya orangnya seperti apa?" Mendengar pertanyaan itu, saya hanya bisa tersenyum sambil berujar kepada orang yang bertanya, "Memangnya saya paranormal!"

Sekilas percakapan itu mengingatkan ketika awal saya tertarik pada ilmu psikologi diawali dengan pengalaman pribadi saya yang saat itu bertemu seseorang yang senantiasa membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Dalam penyelesaian selalu memberikan motivasi dan nasihat bijaksana dan saat itu saya sering diarahkan untuk mampu menyelesaikan secara mandiri.

Sejak banyak berinteraksi dengan seseorang tersebut, hati bertekad untuk mengambil studi ilmu psikologi dengan tujuan, selain untuk mendapatkan pengetahuan tentang ilmu psikologi, berharap dapat membantu masalah-masalah yang dihadapi orang lain. Minimal memberikan dorongan moril, motivasi, dan perhatian.

Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang sedang bermasalah dengan kehidupannya secara psikologis. Harapan dan keinginan tersebut menjadi trigger untuk berusaha menyelami berbagai teori dan praktik studi di psikologi dari berbagai sumber yang relevan dengan disiplin ilmu psikologi.

Namun, lain cerita ketika faktanya beberapa semester belajar ilmu psikologi, kebanyakan referensinya menggunakan buku-buku psikologi Barat.

Beberapa content-nya pun banyak diambil dari pendekatan empiris masyarakat di Barat yang cukup kuat nilai filosofis kemanusiaannya berhaluan Barat. Struktur sosial budayanya cenderung mengikuti pola dan model yang dikembangkan di Barat.

Secara sosio-antropologis, ada konsekuensi terhadap pengembangan ilmu terapan psikologi yang diimplementasikan pada kehidupan masyarakat.

Di antara teori-teori psikologi Barat menekankan bahwa pembentukan suatu tingkah laku hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan, biologis, sosial, dan peradaban yang lebih humanis.

Ciptaan Allah yang sempurna

Paham humanisme menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan memiliki potensi-potensi untuk mengaktualisasikan diri dalam bentuk tingkah laku.

Dalam Islam sangat jelas bahwa manusia ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya.

Dalam diri manusia bukan hanya dilihat dari bentuk materi kemanusiaanya, melainkan ada sisi ketuhanannya yang mempengaruhi tingkah laku yang kerap muncul langsung ataupun tidak langsung dalam kehidupan manusia sehari-sehari dalam kondisi apa pun.

Sebagai seorang muslim, memahami manusia sudah pasti pendekatan tekstual Al-Quran dan As-Sunnah menjadi rujukan dan sandaran.

"Hendaklah kamu sekalian berpegang teguh pada Al-Quran ia sebagai pembuka dan penuntun karena sesungguhnya ia itu firman Allah semesta alam yang datang dari pada-Nya." (HR Ibnu Mardawaih dari Ali bin Abi Thalib).

Dari teks di atas, Rasulullah SAW menegaskan pentingnya melibatkan kemampuan untuk mengingatkan kekuatan spiritualitas. Namun, tetap dalam tinjauan keilmuan psikologis menjadi tools mempermudah proses diagnostiknya.

Diselesaikan secara mandiri

Dalam kondisi apa pun, menghadapi permasalahan psikologis dalam hidup disarankan penyelesaiannya dilakukan secara mandiri.

Selain melatih diri, juga memiliki pengalaman berharga yang kapan saja dapat diterapkan dalam kasus yang sama pada penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siapa saja yang bermasalah.

Secara psikologis, manusia tidak mungkin dalam hidupnya tidak ada masalah. Sudah dipastikan selalu ada masalah, baik itu dengan suami, istri, anak, orang tua, saudara-saudara, maupun orang lain.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada masalah dengan dirinya sendiri yang sering tidak disadari oleh setiap orang. Memang berat ketika seseorang tidak menyadari ketika dirinya ada masalah karena dia akan mengalami kesulitan dalam pemecahan dan penyelesaian masalahnya.

Kiranya, interdisiplin ilmu penting dalam penyelesaian berbagai masalah hidup seseorang. Termasuk dalam kelompok atau komunitas manusia.***

*Dosen prodi Psikologi UM Bandung

Selengkapnya

Seni dan Budaya Adalah Fitrah Manusia dan Sarana Syiar Islam

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dalam kajian Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat, Senin (12/05/2025), dosen prodi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Bandung Ahmad Rifai menyampaikan pentingnya memahami visi kebudayaan Muhammadiyah dalam kerangka dakwah Islam yang kontekstual dan membumi.

Materi ini mengajak peserta untuk menelaah bagaimana Muhammadiyah memaknai budaya sebagai sarana dakwah yang strategis.

Ahmad Rifai menjelaskan bahwa konsep tarjih dalam Muhammadiyah bukan hanya terbatas pada persoalan fikih, melainkan mencakup respons intelektual atas problem sosial dan kemanusiaan.

Dalam perkembangan kelembagaan, Majelis Tarjih bahkan berganti nama menjadi Majelis Tarjih dan Tajdid, menandakan semangat pembaruan yang terus hidup dalam tubuh Muhammadiyah.

Ia menyampaikan bahwa dalam Munas Tarjih di berbagai daerah, seperti Aceh, Jakarta, dan Malang, telah lahir gagasan penting seperti dakwah kultural dan pedoman kebudayaan Muhammadiyah.

Salah satu hasil pemikiran pentingnya adalah gagasan integrasi antara agama dan budaya sebagai fondasi dakwah yang efektif dan kontekstual.

”Seni dan budaya merupakan bagian dari fitrah manusia yang melekat sejak lahir. Islam tidak memusuhi budaya selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan, kesenian bisa menjadi wajib hukumnya jika digunakan sebagai media dakwah. Oleh karena itu, Muhammadiyah mendorong penggunaan budaya dan seni sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat,” ujar Rifai.

Dalam pandangan Muhammadiyah, lanjutnya, hukum seni dan budaya berada pada wilayah muamalah duniawiah yang pada dasarnya boleh kecuali ada dalil yang melarangnya.

Ahmad Rifai menekankan bahwa seni dan budaya memiliki potensi besar dalam menyebarkan nilai keislaman yang humanis, rasional, dan transformatif, terutama jika terintegrasi dengan semangat tajdid.

Ia menambahkan bahwa dakwah Muhammadiyah tidak menolak budaya lokal, tetapi berusaha memilah antara unsur rasional dan irasional di dalamnya.

Tradisi yang berkembang di masyarakat, seperti salawatan, barzanji, atau tahlilan, tidak dipandang sebagai teologi, tetapi sebagai bentuk ibadah umum (ghair mahdhah) yang fleksibel dalam pelaksanaannya.

Lebih lanjut, Ahmad Rifai menyampaikan bahwa dalam strategi kebudayaannya, Muhammadiyah mengedepankan integrasi antara agama, ilmu, dan seni.

Dengan demikian, dakwah dapat hadir dalam konteks budaya masyarakat yang terus berkembang, tanpa kehilangan esensi ajaran Islam.

Budaya, selama mampu mengantar pada amal saleh, sangat layak dijadikan media dakwah yang efektif.

”Kebudayaan tidak boleh dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai potensi. Ketika dakwah mampu hadir dalam ruang budaya, maka pesan-pesan Islam dapat diterima dengan lebih baik karena menyatu dengan kehidupan masyarakat. Inilah wujud dakwah yang membumi namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai langit,” tandasnya.***(FA)

Selengkapnya

UMBandung

Islamic Technopreneurial University

Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) berdasarkan Surat Izin Kemenristek Dikti No. 205/KPT/I/2016 yang diterbitkan pada tanggal 14 Juni 2016 menyelenggarakan 18 Program Studi unggulan. Cita-cita besar UMBandung adalah melahirkan para Teknopreneur Muda Islami, yang selain memiliki kemampuan akademis, tapi juga memiliki sikap mental dan enterpreneur skill/ kewirausahaan, serta memiliki kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan demikian, lulusan UMBandung Insya Allah akan memiliki peluang yang besar untuk membangun kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.

UMBandung

Sambutan Rektor

Dengan bangga, saya memperkenalkan Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) kepada masyarakat Indonesia. Alhamdulillah, saat ini UM Bandung telah memperoleh Akreditasi Institusi “Baik Sekali” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tahun 2024. Didirikan pada tahun 2016 di Kota Bandung, Jawa Barat, UM Bandung merupakan perguruan tinggi Muhammadiyah pertama yang mengusung semangat Islamic Technopreneurial University. Sejak awal berdirinya, UM Bandung telah menjadi tempat pendidikan bagi generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia, dengan latar belakang budaya yang beragam, menciptakan suasana pembelajaran yang penuh warna. Sejalan dengan visinya, UM Bandung berkomitmen untuk mencetak generasi yang memiliki karakter Islami dan technopreneurial serta siap berkontribusi dan mengabdi untuk umat, bangsa, dan negara Indonesia.

Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU.

Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung

UMBandung

Keunggulan UM Bandung

Terakreditasi Baik Sekali

Berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Nomor 323/SK/BAN-PT/Ak/PT/III/2024

Islamic Integrated Curriculum

Kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam yang memiliki karakter "Islamic Technopreneur"

Aplikasi Kurikulum

Aplikasi kurikulum diarahkan pada inovasi penemuan produk baru yang berbasis teknopreneurship dengan pendekatan hardskill dan softskill agar mahasiswa memeiliki karakter kreatif, mandiri, dan produktif.

Dosen Profesional

Dosen UMBandung merupakan lulusan S2,S3, dan profesor dari perguruan tinggi ternama.

Sarana & Prasarana Lengkap

Laboratorium, perpustakaan digital, ruang belajar variatif, digital class, dan ballroom.

Kampus di Lokasi Strategis

Gedung baru yang siap menunjang seluruh kebutuhan dan aktivitas perkuliahan serta riset dan pengembangan ilmu pengetahuan

Terdapat Banyak Beasiswa

UMBandung menyediakan banyak beasiswa bagi calon mahasiswa UMBandung.

Mahasiswa

Lulusan

Dosen Tetap