UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Langit Jumat pagi di atas kampus Universitas Muhammadiyah Bandung tampak cerah, seolah ikut menyambut hadirnya ratusan mahasiswa FAI yang memadati Auditorium KH Ahmad Dahlan.
Sebanyak 302 peserta dari berbagai program studi bersiap mengikuti Uji Kompetensi Al-Quran 2025 dengan wajah penuh harap.
Dari Prodi Pendidikan Agama Islam hingga Ekonomi Syariah, mereka hadir sebagai bagian dari generasi yang dipersiapkan untuk unggul dalam intelektual sekaligus spiritual.
Uji kompetensi ini bukan sekadar tes biasa, melainkan tradisi penting yang menanamkan kedisiplinan dalam membaca Kalamullah sesuai kaidah.
Di hadapan para peserta, Wakil Dekan FAI UM Bandung Cecep Taufikurrohman mengingatkan esensi utama kegiatan ini.
"Kampus ini adalah islamic technopreneurial university. Oleh karena itu, nilai Islam itu yang nomor satu dan membaca Al-Quran adalah syarat mutlak untuk bisa mengamalkannya," ujarnya tegas.
Pria yang akrab disapa Buya Cecep itu menjelaskan bahwa keterampilan membaca Al-Quran menyentuh hal yang paling mendasar dalam ibadah.
"Bayangkan seorang muslim dan muslimah kalau tidak bisa membaca ayat Al-Quran dengan baik, bagaimana dengan salatnya? Salat tidak sah kalau bacaannya salah," lanjutnya menohok.
Sebagai bentuk keseriusan, FAI memberikan program pembinaan khusus bagi mahasiswa yang belum lancar.
"Saya ingin semua mahasiswa FAI percaya diri saat mengikuti ujian komprehensif. Oleh karena itu, kami siapkan pembinaan secara bertahap. Insyaallah, jika sungguh-sungguh, dalam satu setengah bulan mahasiswa sudah bisa membaca dengan lancar," tambahnya penuh optimisme.
Cecep juga menyebut bahwa semester empat dan enam menjadi momen krusial untuk memperkuat kemampuan membaca Al-Quran.
Bahkan, program ini dirancang menjadi UKM agar budaya Qurani dapat menjalar hingga ke seluruh penjuru kampus lintas prodi.
Melalui uji kompetensi ini, UM Bandung tak hanya melahirkan teknokrat Islami, tetapi juga menanamkan keteladanan iman dan akhlak.
Inilah bukti nyata kampus membangun peradaban lewat Al-Quran, dari ruang akademik menuju cahaya spiritualitas yang membumi.***(FK)