Blog

Kabar UMBandung

Hasil Puasa Harus Bisa Membuat Umat Islam Lebih Sabar dan Berimplikasi pada Kehidupan Sosial

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Dadang Kahmad mengatakan bahwa ibadah Ramadan yang sudah dilakukan umat Islam selama satu bulan penuh harus bisa berimplikasi kepada kehidupan sosial.

“Selama satu bulan itu umat Islam dididik oleh Allah SWT dengan berbagai macam ibadah yang begitu hebat. Tidak ada bulan yang begitu antusias kita melaksanakan ibadah, suasana pun kita sangat kontemplatif, khusyuk, dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain,” ujar Dadang dalam acara silaturahmi bakda Idul Fitri 1445 Hijriah di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung pada Rabu (24/04/2024).

Guru besar sosiologi agama UIN SGD Bandung ini menjelaskan bahwa salah satu pelajaran penting yang bisa diambil setelah ibadah di bulan suci Ramadan adalah dilatihnya umat Islam soal kesabaran.

Ramadan telah melatih kesabaran umat Islam yang begitu luar biasa. Umat Islam selama Ramadan bisa sabar menunggu berbuka walaupun dalam keadaan lapar.

Di samping itu, umat Islam juga dilatih bersabar ketika harus salat malam dan bangun untuk makan sahur. Dadang lantas memberikan contoh kesabaran yang dimiliki para nabi dalam menyampaikan risalah Allah SWT di muka bumi.

“Kesabaran itu sangat perlu kita miliki dalam kehidupan ini. Dalam berbagai macam, ini telah menjadi hukum sosial, bahwa siapa yang mampu bersabar dia akan berhasil,” tutur Dadang.

Ketika Nabi Musa diajak oleh Nabi Khidir, Nabi Musa tidak berhasil sabar karena dia melanggar aturan Nabi Khidir agar tidak bertanya selama suatu dalam perjalanan.

Selain Nabi Musa, ada juga kisah kesabaran Nabi Yusuf yang tidak kalah sangat luar biasa. Nabi Yusuf sewaktu kecil selalu dikucilkan oleh keluarganya sendiri. Bahkan, dia dizalimi oleh saudara-saudaranya dengan dibuang ke sumur.

“Dia sejak kecil disisihkan dalam keluarga oleh kakak-kakaknya dan dibuang ke sumur. Lalu dia diambil dan dijadikan budak di negeri Mesir. Namun, dengan kesabaran yang luar biasa, dia menjadi pejabat tinggi di Mesir. Sesungguhnya sesudah kesusahan itu pasti ada kebaikan atau kemudahan,” tegas mantan Ketua PWM Jawa Barat ini.

Untuk kondisi saat ini, kata Dadang, sabar juga mutlak diperlukan untuk mengarungi kehidupan sehari-hari. Termasuk sabar dalam mengelola lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah.

Kata Dadang, orang-orang yang bekerja di AUM dalam masa-masa pertama itu kesabarannya harus tinggi. Andai dia lulus, sabar, dan mencapai posisi yang baik di kemudian hari, maka seseorang itu telah menghasilkan buah dari kesabaran tersebut.

“Tidak mungkin UM Bandung ini bisa makmur ke depan kalau para pengelolanya tidak memiliki kesabaran. Kesabaran itu diperlukan oleh kita untuk menata perguruan tinggi Muhammadiyah ini,” imbuh Dadang.

Dadang mengajak sivitas UM Bandung tetap bertahan, fokus, kuat, dan serius. Dadang optimis UM Bandung suatu saat akan menjadi kampus Muhammadiyah yang besar.

“Saya melihatnya dari visi yang lain, UM Bandung ini akan menjadi kampus Muhammadiyah yang besar. Karena sekarang menurut data-data, UM Bandung adalah kampus yang paling cepat pertumbuhannya di antara perguruan Muhammadiyah yang baru,” tegas Dadang.

Dadang berharap UM Bandung bisa memiliki puluhan ribu mahasiswa seperti halnya UM Cirebon atau Uhamka Jakarta. “Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita berkolaborasi di antara kita, di samping berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain untuk menguatkan keberadaan UM Bandung,” tandas Dadang.***(FA)

Selengkapnya

Tauhid Menjadi Penentu Selamat Atau Tidaknya Umat Islam

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Dadang Kahmad mengatakan bahwa sesungguhnya masyarakat Sunda itu walaupun tidak ada Islam, tetapi kenyataannya sudah berlaku islami.

“Secara muamalah, orang Sunda itu sudah islami. Mereka nyaah ka nu leutik (menyayangi kepada orang kecil), nyaah ka sasama (menyayangi sesama), tulung-tinulungan (tolong-menolong), soméah hadé ka sémah (ramah ke tamu), dan sebagainya. Mungkin yang harus diperbaiki itu masalah akidah dan tauhidnya,” tutur Dadang saat mengisi kegiatan silaturahmi bakda Idul Fitri di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga UM Bandung pada Rabu (25/04/2024).

Tauhid, lanjut salah satu pendiri Pusat Studi Sunda ini, merupakan aspek yang sangat penting bagi umat Islam. Pasalnya, tauhidlah yang akan menjadi penentu umat Islam itu selamat atau tidak kelak saat sudah ada di negeri akhirat.

Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat ini lantas menyitir QS Az-Zumar aya 65 yang intinya bahwa jika manusia itu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalnya dan tentulah manusia termasuk orang-orang yang merugi.

“Jadi, diterimanya amal ibadah, masuk surga atau tidak kita nanti, itu bergantung kepada bagaimana keyakinan atau tauhid kita kepada Allah SWT,” imbuh Dadang yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UIN SGD Bandung.

Selain eks Bupati Purwakarta dan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad, hadir pula pada kegiatan ini kasepuhan dan muwakif Cucu Suryati, Wakil Ketua PWM Jabar Yadi Janwari, dan Ketua PWA Jabar Ia Kurniati.

Hadir juga Direktur RSMB Kautsar Boesari, Rektor Unisa Bandung Tia Setiawati, Camat Panyileukan, Lurah Cipadung Kidul, Polsek Panyileukan, Dirbinmas Polda Jabar Kombes Pol Gunarso, para Wakil Rektor UM Bandung, para dekan, para kaprodi, para kepala lembaga, para kepala bagian, dan sebagainya.

Kegiatan silaturahmi bakda Idul Fitri ini pun dilanjutkan dengan saling bersalaman dan memaafkan di antara pimpinan dan sivitas UM Bandung. Kemudian ditutup dengan makan bersama di balkon lantai empat Auditorium KH Ahmad Dahlan.***(FA)

Selengkapnya

Mendidik Tidak Bisa Mendadak

Oleh: Ace Somantri, Dosen UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID -- Proses evolusi manusia berlangsung secara bertahap seiring dengan pertumbuhan fisik tubuh yang didukung oleh asupan nutrisi makanan yang bergizi.

Perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial sekitar sekitar.

Dengan menggunakan bunyi A-I-U-E-O dan susunan BA-BI-BU-BE-BO, manusia belajar membentuk kata-kata dan kemudian berbicara sehingga mereka akhirnya mampu membaca meskipun dengan kesulitan awal.

Fakta menunjukkan bahwa secara umum, anak-anak kita baru dapat membaca dengan lancar setelah menghabiskan waktu 4-6 tahun sejak lahir. Prosesnya tidak instan. Butuk kesabaran luar biasa.

Kesungguhan dan dedikasi dalam membimbing serta merawat anak hingga dewasa membutuhkan energi ekstra. Oleh karena itu, menjadi orang tua ataupun guru membutuhkan kecerdasan yang tidak sepele.

Waktu, kekayaan, tenaga, mental, dan fisik menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Semuanya dipersembahkan untuk kebaikan anak.

Kadang-kadang, dalam kesibukan mengurus anak, kita bisa saja melupakan diri sendiri. Kita tidak peduli pada keadaan yang berhubungan dengan diri sendiri. 

Namun, dengan berbagai cara, kita berupaya membuat strategi agar perkembangan anak dapat optimal dan mereka menjadi individu yang berguna bagi masyarakat.

Mendidik anak adalah tugas yang unik dan membutuhkan energi yang besar. Ini tidak hanya tentang memberikan pengajaran, tetapi tentang proses pembelajaran bersama.

Sikap dan perilaku orang tua akan menjadi contoh yang ditiru oleh anak-anak. Mereka akan menjadi sosok yang dihormati dan dijadikan teladan oleh anak-anak.

Di rumah, kita berusaha menciptakan lingkungan yang hangat dan memelihara hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Saling menghormati satu sama lain.

Membangun keharmonisan dalam keluarga bukanlah hal yang mudah. Namun, itu merupakan bagian dari proses belajar dalam pendidikan khususnya dalam keluarga.

Pada kenyataannya, diperlukan waktu yang cukup lama untuk membina hubungan yang erat antar anggota keluarga.

Berinteraksi secara akrab pada waktu bersama-sama kadang-kadang dianggap tabu karena jarang dilakukan.

Oleh karena itu, sulit bagi kita untuk mengenali diri sendiri ketika kita tumbuh dewasa. Semua ini adalah bagian dari proses terkadang dilakukan kurang tepat.

Meskipun kita lahir dari rahim yang sama dan tumbuh di rumah yang sama, proses pendidikan memerlukan upaya ekstra dan keahlian khusus.

Mendidik tidak bisa dilakukan dengan instan, seperti memasak mi yang bisa langsung dihidang dan dinikmati.

Terlebih lagi, jika kita menginginkan hasil yang cepat, kecuali jika dengan cara-cara yang tidak benar.

Namun, pendidikan tidak bisa dipersingkat dengan hanya memiliki selembar ijazah dari sekolah. Tidak seperti itu.

Entah lambat atau cepat, pendidikan tetap memerlukan waktu. Ada proses panjang yang harus dilewati, bukan hanya tentang mencapai tingkat pendidikan tertentu.

Seorang pendidik harus menanamkan, mengembangkan, merawat, dan memberikan makan nilai-nilai moral, keagamaan, dan kebangsaan kepada generasi muda.

Pendidikan bukanlah sekadar mentransfer pengetahuan seperti mengirim data dari satu perangkat ke perangkat lain dalam waktu singkat.

Banyak pengalaman masa lalu yang menyisakan masalah yang masih terasa hingga saat ini dalam hal pendidikan.

Banyak generasi saat ini yang masih buta huruf. Tidak tahu huruf-huruf. Bahkan--ini yang sangat berbahaya--lebih menyedihkan lagi, buta nilai moral dan keagamaan.

Generasi masa kini terkesan ingin segalanya instan. Tidak mau berproses dari nol seperti umumnya orang-orang sukses.

Beberapa pihak berpendapat bahwa dalam era global-digital ini, pendidikan cenderung menuju arah yang lebih cepat dan instan.

Sementara itu, pembentukan karakter dan moral sering diabaikan hanya karena agar lebih cepat dan instan tersebut.

Banyak yang menganggap penting untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan dengan cepat. Bahkan, tidak peduli jika itu melanggar aturan dan nilai-nilai agama.

Meskipun pendidikan yang berorientasi pada hasil cepat bisa membuat seseorang merasa bahagia sejenak, tetapi kebahagiaan tersebut hanya bersifat sementara.

Pendidikan yang menekankan pada integritas moral dan nilai-nilai agamalah yang akan menyelamatkan bangsa dan negara.

Pendidikan akan meningkatkan martabat manusia sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran surah Al-Mujadilah ayat 11: "Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Yang dimaksud orang yang berilmu dan beramal saleh adalah orang yang telah melewati proses panjang untuk memperoleh pengetahuan dan amal.

Hanya dengan kejujuran yang objektif, rasional, dan logislah yang mampu mendidik dan memikul tanggung jawab dengan kesadaran sebagai hamba-Nya.

Kecerdasan yang tercermin dalam kreativitas dan inovasi sebagai penyedia solusi dan pembawa pesan yang mampu disampaikan dengan motivasi dan inspirasi penuh.***

Selengkapnya

UMBandung

Islamic Technopreneurial University

Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) berdasarkan Surat Izin Kemenristek Dikti No. 205/KPT/I/2016 yang diterbitkan pada tanggal 14 Juni 2016 menyelenggarakan 18 Program Studi unggulan. Cita-cita besar UMBandung adalah melahirkan para Teknopreneur Muda Islami, yang selain memiliki kemampuan akademis, tapi juga memiliki sikap mental dan enterpreneur skill/ kewirausahaan, serta memiliki kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan demikian, lulusan UMBandung Insya Allah akan memiliki peluang yang besar untuk membangun kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.

UMBandung

Sambutan Rektor

Dengan bangga saya memperkenalkan Universitas Muhammadiyah Bandung, dikenal dengan singkatan UMBANDUNG kepada masyarakat Indonesia. Didirikan pada tahun 2016 di kota kembang Bandung, Jawa Barat, UMBANDUNG merupakan perguruan tinggi Muhammadiyah pertama yang mempelopori semangat “Islamic Technopreneurial University”. Sejak berdiri, UMBANDUNG menjadi tempat Pendidikan generasi muda dari berbagai daerah di Indonesia dengan karakter budaya yang berbeda-beda sehingga atmosfer pembelajaran di kampus ini berwarna-warni. Sejalan dengan visinya, UMBANDUNG akan menjadi kampus yang mencetak lahirnya generasi yang memiliki karakter Islamic dan Technopreneurial secara konsisten sehingga dapat berkontribusi dan mengabdi pada umat, bangsa, dan negara Indonesia.

Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU.

Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung

UMBandung

Keunggulan UM Bandung

Terakreditasi Baik Sekali

Berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Nomor 323/SK/BAN-PT/Ak/PT/III/2024

Islamic Integrated Curriculum

Kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam yang memiliki karakter "Islamic Technopreneur"

Aplikasi Kurikulum

Aplikasi kurikulum diarahkan pada inovasi penemuan produk baru yang berbasis teknopreneurship dengan pendekatan hardskill dan softskill agar mahasiswa memeiliki karakter kreatif, mandiri, dan produktif.

Dosen Profesional

Dosen UMBandung merupakan lulusan S2,S3, dan profesor dari perguruan tinggi ternama.

Sarana & Prasarana Lengkap

Laboratorium, perpustakaan digital, ruang belajar variatif, digital class, dan ballroom.

Kampus di Lokasi Strategis

Gedung baru yang siap menunjang seluruh kebutuhan dan aktivitas perkuliahan serta riset dan pengembangan ilmu pengetahuan

Terdapat Banyak Beasiswa

UMBandung menyediakan banyak beasiswa bagi calon mahasiswa UMBandung.

Mahasiswa

Lulusan

Dosen Tetap