Berita

UM Bandung Jadi Tuan Rumah Rakorwil MPKSDI, Dikdasmen-PNF, dan LPPM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Universitas Muhammadiyah (UM Bandung) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI), Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen-PNF), dan Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LPPM) PWM Jawa Barat.

Acara pembukaan dan Rakorwil MPKSDI, Dikdasmen-PNF, dan LPPM ini dilaksanakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752 Kota Bandung, dari Sabtu-Minggu (22-23-06/2024).

Rektor UM Bandung, Herry Suhardiyanto, menyambut seluruh peserta Rakorwil yang berasal dari seluruh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jawa Barat. Rektor juga meminta maaf jika ada kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan. Ia berharap kegiatan ini bisa menambah wawasan khususnya untuk semua insan pendidikan Muhammadiyah Jawa Barat.

“Selamat datang di kampus UM Bandung. Insyaallah UM Bandung terus berkembang dan meningkatkan kualitas. Dengan memiliki empat fakultas dan delapan belas program studi, alhamdulillah UM Bandung sudah terakreditasi baik sekali dari BAN-PT,” ujar Rektor.

Momentum kolaborasi

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat yang membidangi MPKSDI, Dikdasmen-PNF, dan LPPM, Dadang Syaripudin, menyampaikan bahwa Rakorwil ini sangat penting dalam rangka meningkatkan dan memperkuat koordinasi hingga kolaborasi di antara majelis dan lembaga.

Dadang menyoroti jumlah pesantren di Jawa Barat yang saat ini masih berjumlah puluhan dan terus meningkatkan kualitas agar berkembang dengan baik. Ia juga menyinggung pengangkatan kepala sekolah di sekolah Muhammadiyah Jawa Barat yang kini lebih disederhanakan setelah melalui asesmen, termasuk asesmen Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dan bahasa Arab yang menjadi ciri khas Muhammadiyah.

Ia menekankan agar Rakorwil ini merumuskan program dan kebijakan yang tidak hanya tertulis di atas kertas, tetapi menjadi solusi atas berbagai masalah yang dihadapi lembaga pendidikan dan pesantren Muhammadiyah di Jawa Barat. “Oleh karena itu, dua majelis dan satu lembaga dalam Rakorwil ini harus saling berkolaborasi,” tandas Dadang.

Hadir memberikan sambutan dan membuka Rakorwil adalah Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan. Ia berterima kasih kepada panitia yang telah menyelenggarakan acara ini dengan baik, termasuk kepada UM Bandung yang telah menyediakan fasilitas. Dalam forum ini, Ahmad Dahlan menyampaikan visi Muhammadiyah Jawa Barat yaitu berkemajuan, bermarwah, dan berkepastian masa depan.

Ahmad Dahlan juga mengajak seluruh pimpinan dan pengurus Muhammadiyah di Jawa Barat agar produktif dalam menghasilkan produk dan aplikasi yang bermanfaat, agar semua sistem bisa terpantau dan terkoordinasi dengan baik. Menurutnya, Muhammadiyah yang bermarwah adalah Muhammadiyah yang berdaya saing.

“Muhammadiyah di abad kedua ini harus punya tesis tentang masalah bangsa yang harus diselesaikan, di antaranya kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, tradisionalisme dan formalisme yang membelenggu, dan sebagainya. Oleh karena itu, jangan sia-siakan aktif di Muhammadiyah. Bangunlah amal kita yang berdimensi jariah, termasuk juga program-program Muhammadiyah,” pungkas Ahmad Dahlan.

Peserta Rakorwil kali ini berjumlah sekitar tiga ratus orang, terdiri atas ketua dan pengurus Majelis Dikdasmen-PNF, MPKSDI, dan LPPM PDM se-Jawa Barat. Termasuk juga para kepala sekolah dan pimpinan pondok pesantren Muhammadiyah. Hadir pula Rektor UMC, perwakilan UMJ, UAD, Uhamka, Ketua Pemuda Muhammadiyah Jabar, IPM, IMM, Ketua PWA Jabar, dan tamu undangan lainnya. Rakorwil ini mengangkat tema "Optimalisasi Peran Pendidikan, Kaderisasi, dan Pesantren Menuju Muhammadiyah Berkemajuan."

Selain itu, ada juga pemberian penghargaan bagi AUM yang paling banyak mengirimkan peserta Olympicad ke-7 yang digelar belum lama ini. Pembukaan Rakorwil ditutup dengan penandatanganan naskah kerja sama Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jawa Barat dengan Dikdasmen-PNF Jawa Barat, Lazismu PWM Jawa Barat, MPKSDI PWM Jawa Barat, LP2M Jawa Barat, PAUDASMEN PWA Jabar, IPM Jawa Barat, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.***(FA/FK)

Administrator

Alhamdulillah, UM Bandung Sabet Juara Pertama Lomba Video Pengelolaan Sampah DLH Jawa Barat

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung — Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali meraih prestasi membanggakan pada tahun 2024 ini. Melalui Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), UM Bandung berhasil meraih juara pertama dalam lomba Video Best Practice Pengelolaan Sampah Kategori Perguruan Tinggi.

Acara pemberian penghargaan berlangsung di Taman Iconsektor 8 Citarum Harum, Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (20/06/2024).

Perlombaan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat untuk menyambut Hari Peduli Sampah Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2024. Dalam perlombaan ini, terdapat beberapa kategori video practice, mulai dari sekolah adiwiyata, perguruan tinggi, hingga komunitas atau masyarakat.

Ketua PPLH UM Bandung, Luthfia Hastiani Muharram, mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya atas prestasi ini, mengingat prosesnya yang cukup panjang. Melalui video lomba tersebut, Luthfia ingin menyampaikan pesan penting bahwa UM Bandung mampu mengelola sampah secara mandiri dengan ilmu pengetahuan. "Pengelolaan sampah yang ada di video tersebut merupakan implementasi dari hasil penelitian para dosen UM Bandung," ucap Luthfia.

Luthfia juga menjelaskan berbagai cara pengelolaan sampah yang dilakukan menggunakan teknologi hasil penelitian para dosen. "Dalam pengelolaan sampah, kami menggunakan magot untuk dijadikan kompos dan juga mesin pencacah yang merupakan hasil inovasi dosen UM Bandung," ujarnya.

Selain itu, UM Bandung juga memiliki komunitas bernama Bank Sampah Sahabat yang dikelola oleh para mahasiswa dari berbagai program studi. "Kampus kita melalui komunitas ini menjadi tempat untuk berkarya dan berinovasi menggunakan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan untuk menyelesaikan masalah sampah di lingkungan sekitar," jelas Luthfia.

Tidak hanya di lingkungan internal, hasil riset dosen tentang pengelolaan sampah juga diterapkan pada masyarakat sekitar kampus UM Bandung. "Alhamdulillah, kami juga membina masyarakat di sekitar kampus, khususnya daerah Cipadung Kidul RW 05, untuk pengelolaan sampah dengan teknologi," imbuh Luthfia.

Dengan perolehan penghargaan ini, Luthfia berharap UM Bandung bisa menjadi model bagi institusi pendidikan lainnya dalam mengatasi dan memberikan solusi konkret atas masalah pengelolaan sampah. "Semoga apa yang kita lakukan ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah," tandas Luthfia.***(FK)

Administrator

Mahasiswa PAI UM Bandung Rayakan Idul Adha dengan Penuh Makna di Kampung Baros

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Idul Adha tidak hanya dirayakan oleh umat muslim yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah Al-Mukaramah, tetapi juga dirayakan dengan penuh suka cita oleh umat muslim di seluruh dunia. Hari raya ini disebut juga Hari Raya Kurban karena pada hari itu, setiap hamba Allah yang mampu dianjurkan untuk menunaikan kewajibannya menyembelih hewan kurban.

Allah SWT berfirman, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS Al-Hajj: 34). Dalam surah lain dijelaskan, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan ber-qurban-lah.” (QS Al-Kautsar: 1-2).

Dari kedua surat tersebut, Allah SWT secara langsung memberikan perintah agama (syariat) dalam kitab-Nya yang suci bahwa kepada kita yang mengaku sebagai umat-Nya diwajibkan untuk melaksanakan ibadah penyembelihan kurban. Kewajiban ini terutama ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang telah dilimpahi rezeki, untuk berbagi rezeki tersebut dengan saudara-saudara lain yang kurang beruntung (duafa).

Ibadah kurban yang diperintahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW merujuk kepada sejarah kurban Nabi Ibrahim AS. Perintah untuk mengorbankan anak yang dicintainya, Nabi Ismail AS, yang kemudian Allah gantikan dengan seekor gibas, adalah bukti ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Oleh karena itu, pelaksanaan ibadah kurban harus diniatkan untuk taat dan menjalankan perintah Allah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat di atas.

Ibadah kurban juga memiliki keutamaan, yaitu pengampunan dan keridhaan dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada satu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) kurban itu.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Kurban di Kampung Baros

Pada perayaan Idul Adha 1445 H ini, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menyelenggarakan kegiatan kurban di Kampung Baros, RT 3 RW 5, Desa Neglasari, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Pelaksana Muhammad Idris dan melibatkan penyembelihan satu ekor sapi dan tiga kambing dengan pembina dosen Dr. Iim Ibrohim, M.Ag. Kegiatan kurban ini telah berlangsung sejak tahun 2020 hingga saat ini, yang menjadi berkah kurban volume 4.

Kegiatan ini berlandaskan pada QS Al-Hajj: 34, QS Al-Kautsar: 1-2, QS Al-Ma’un: 1-7, dan Program kerja PK IMM PAI Bidang Tabligh. Adapun tujuan kegiatan ini adalah meneladani kisah Nabi Ibrahim AS, menumbuhkan kesadaran dan peran umat Islam, mengembangkan kecintaan kepada sesama sebagai wujud takwa kepada Allah, dan menjalin hubungan positif dengan masyarakat.

Melalui kegiatan kurban ini, diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih positif dengan masyarakat sekitar dan memberikan kebahagiaan kepada mereka yang kurang mampu. Semoga semangat berkurban di Hari Raya Idul Adha 1445 H ini membawa berkah dan kebahagiaan bagi semua pihak yang terlibat serta semakin mempererat tali persaudaraan antar umat muslim.***

Administrator

Semarak Idul Adha, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UM Bandung Gelar Berbagai Kegiatan dan Lomba Keislaman

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Hari Raya Idul Adha adalah momen yang sangat dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Kampung Baros, Desa Neglasari, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Tahun ini, perayaan Idul Adha 1445 H di Madrasah Miftahul Sa'adah berlangsung dengan penuh semangat dan kekhidmatan, dipenuhi berbagai kegiatan keislaman yang bertujuan untuk memperkuat kebersamaan dan keimanan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu, 16 Juni 2024, mulai pukul 09.00 hingga 11.30 WIB. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk menyambut Hari Raya Idul Adha, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi di antara mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) yang melaksanakan program Berkah Kurban Volume 4 di kampung tersebut. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan ilmu kepada para peserta melalui berbagai lomba yang diselenggarakan.

Di Madrasah Miftahul Sa'adah, berbagai lomba dan kegiatan keislaman diadakan untuk memeriahkan suasana Idul Adha. Lomba-lomba tersebut meliputi kaligrafi, azan, cerdas cermat, dan Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ). Selain itu, ada pula pelatihan menulis huruf Hijaiah dengan benar, membaca dan melafalkan huruf Hijaiah dengan tepat, serta metode mudah menghafalkan surat dan melantunkan azan yang indah.

Lomba kaligrafi diadakan untuk mengasah kemampuan seni menulis indah huruf Arab. Peserta diajarkan teknik dasar kaligrafi dan diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui tulisan yang indah dan bermakna. Lomba azan bertujuan untuk meningkatkan kualitas suara dan teknik melantunkan azan. Peserta diberikan pelatihan tentang cara melantunkan azan yang baik dan benar, dengan memperhatikan tajwid dan makhraj huruf.

Lomba cerdas cermat keagamaan menjadi ajang bagi para peserta untuk menguji pengetahuan mereka tentang ajaran Islam. Pertanyaan-pertanyaan mencakup berbagai aspek agama, mulai dari fikih, sejarah Islam, hingga tafsir Al-Quran. MHQ merupakan lomba menghafal Al-Quran yang diikuti oleh peserta dengan berbagai tingkatan hafalan. Kegiatan ini tidak hanya menguji hafalan, tetapi melatih peserta untuk melafalkan ayat-ayat Al-Quran dengan tajwid yang benar dan indah.

Kegiatan keislaman ini diikuti oleh 82 orang peserta yang sangat antusias dan bersemangat. Mereka dengan penuh kegembiraan mengikuti berbagai lomba dan pelatihan yang telah disiapkan. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Pelaksana Muhammad Idris, dibantu oleh Koordinator Bidang Acara Riska Rachmawati dan rekan-rekan mahasiswa PAI UM Bandung. Acara ini dibimbing oleh Dr Iim Ibrohim MAg yang memberikan arahan dan motivasi kepada para peserta.

Dengan berbagai kegiatan ini, semangat Idul Adha semakin terasa di Madrasah Miftahul Sa'adah. Para peserta tidak hanya berlomba, tetapi juga belajar dan berbagi ilmu serta pengalaman. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kebersamaan dan meningkatkan keimanan seluruh masyarakat Kampung Baros, khususnya para mahasiswa PAI UM Bandung yang berpartisipasi dalam program Berkah Kurban Volume 4.

Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk turut serta menyemarakkan Hari Raya Idul Adha dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan mendidik. Bersama-sama, kita bisa mempererat silaturahmi dan memperkuat keimanan demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan berakhlak mulia.***

Administrator

Kurban Sebagai Bentuk Kesalehan Sosial Yang Penting Bagi Umat Islam

UMBANDUNG.AC.ID, Yogyakarta -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Prof Dr H Dadang Kahmad MSi mengatakan bahwa umat Islam penting untuk mengetahui dan memahami tauhid aktif yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim.

"Tauhid aktif adalah keyakinan yang disertai dengan amal saleh dan pelaksanaan amar makruf nahi mungkar. Nabi Ibrahim juga memiliki pemikiran kritis mengenai keberadaan alam semesta yang indah yang menunjukkan adanya Sang Pencipta," ujar Dadang saat menjadi khatib salat Idul Adha 1445 Hijriah yang digelar LPSI Universitas Ahmad Dahlan di lapangan Kampus IV UAD pada Senin (17/06/2024).

Minimal ada tiga pelajaran dari sejarah Nabi Ibrahim yang dapat diambil oleh umat Islam saat ini.  Pertama, iman harus hidup dan aktif, bukan pasif dan statis. Iman yang aktif terwujud dalam tindakan amal sosial atau habluminannaas, pelaksanaan amar makruf nahi mungkar, dan berakhlak baik dalam pergaulan dengan sesama manusia.

Kedua, orang beriman harus aktif dalam melakukan pekerjaan yang bermanfaat, termasuk memakmurkan bumi dan menjaga dari kerusakan. Ketiga, kurban merupakan salah satu bentuk kesalehan sosial yang penting dalam kehidupan beragama setiap muslim. "Barang siapa yang mampu lalu tidak berkurban maka tidak boleh mendekat ke tempat salat kami." (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

"Mumpung masih diberi kesempatan hidup oleh Allah yang tidak kita ketahui sampai kapan, sungguh indah jika sisa umur kita gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat sehingga menjadi umur yang dipenuhi kasih sayang dan barakah Allah. Harta yang kita miliki, mari kita gunakan untuk kepentingan kebaikan dan meraih kesenangan di akhirat yang abadi. Jangan sampai kita menyesal selamanya ketika berada di alam keabadian," tutupnya seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.***

Administrator

Dosen UM Bandung Sampaikan Khutbah Idul Adha 1445 Hijriah di Kota Jambi

UMBANDUNG.AC.ID, Jambi -- Dosen program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Ustaz Supala MAg mengisi khutbah Idul Adha 1445 Hijriah di Lapangan Masjid Taqwa 3 Kota Jambi pada Senin 17 Juni 2024. 

Ustaz Supala menerangkan sejarah dan hikmah Idul Adha atau Idul Kurban yang harus dipraktikkan umat Islam. Ustaz Supala menyampaikan bahwa Idul Kurban merupakan salah satu hari besar dalam Islam yang penuh dengan makna dan sejarah panjang yang bermula dari Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Rasulullah SAW. ibadah kurban merujuk pada peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS sebagai bentuk kepatuhan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

"Nabi Ibrahim AS adalah salah satu nabi yang sangat berperan dalam mengajarkan dan menegakkan tauhid, yaitu keesaan Allah. Dalam Al-Quran diceritakan bagaimana Nabi Ibrahim AS gigih dalam mencari dan mengenal Sang Khalik Allah SWT. Pada zamannya, banyak masyarakat yang terjerumus dalam kemusyrikan dengan menyembah berhala-berhala. Namun, Nabi Ibrahim AS, dengan penuh keberanian, menentang praktek ini dan menunjukkan kepada kaumnya bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah," katanya.

Dalam QS Al-Anbiya ayat 52-54 Allah berfirman, "Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?' Mereka menjawab, 'Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.' Ibrahim berkata, 'Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.'"

Tidak hanya menentang penyembahan berhala, ucap Ustaz Supala, Nabi Ibrahim AS juga menunjukkan keberaniannya ketika dia dibakar hidup-hidup karena keyakinannya kepada tauhid. Allah SWT pun menyelamatkannya sebagai bentuk bukti akan kekuasaan-Nya dan keberkahan atas keimanan Nabi Ibrahim AS.

Pelajaran tauhid yang teguh tidak hanya dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS, tetapi oleh keluarganya. Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, menunjukkan keteguhan imannya ketika harus ditinggalkan di padang pasir yang tandus bersama anaknya yang bernama Ismail AS. Dengan penuh keyakinan kepada Allah, Siti Hajar tidak menyerah dan terus berusaha mencari air, yang akhirnya Allah gantikan dengan air zamzam yang hingga kini masih mengalir.

Nabi Ismail AS juga memperlihatkan kepatuhan dan ketakwaannya ketika dirinya rela untuk dikorbankan demi memenuhi perintah Allah SWT. Dalam QS As-Saffat ayat 102 Allah berfirman: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'"

"Pada masa kini, meskipun kita telah memiliki Al-Quran yang jelas membimbing kita, banyak di antara kita yang masih meragukan kekuasaan dan janji Allah. Kita sering kali lebih takut kehilangan duniawi daripada kehilangan iman kita. Padahal, Allah telah berjanji dalam QS At-Talaq ayat 2-3 bahwa barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya," ucapnya.

Kisah Nabi Ibrahim AS dan keluarganya mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam tauhid dan selalu percaya pada janji Allah. Umat muslim harus menguatkan iman dan menghindari segala bentuk kemusyrikan, serta meneladani keteguhan Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Nabi Ismail AS dalam menghadapi segala cobaan.

"Dengan merenungi makna Idul Kurban, semoga kita semakin memperkuat tauhid kita dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya," tandasnya.***

Administrator