Berita

Prodi Psikologi UM Bandung Gelar Kuliah Umum Kupas Praktik Lapangan dan Prospek Dunia Kerja

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung — Prodi Psikologi UM Bandung berhasil menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk "Psychology in Practice" pada Selasa (28/05/2024). Acara yang berlangsung di Ruang Selasar lantai dua gedung UM Bandung ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung, Ketua Prodi Psikologi, serta para mahasiswa Psikologi.

Ketua Pelaksana Kuliah Umum Rika Dwi Agustiningsih menjelaskan bahwa kuliah umum ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai praktik psikologi di lapangan. "Acara ini memberikan wawasan kepada para mahasiswa bahwa praktik psikologi tidak serumit konsep yang dipelajari di kampus," ucap Rika.

Rika juga menambahkan bahwa kuliah umum ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang peluang kerja dalam bidang psikologi yang tidak terbatas pada dunia pendidikan atau industri saja. "Jadi, mahasiswa akan memiliki pemahaman tentang berbagai cabang ilmu psikologi yang dapat mereka terapkan ketika berinteraksi langsung dengan masyarakat," jelas Rika.

Rika menekankan bahwa acara seperti ini sangat bermanfaat. Oleh karena itu, ia berharap kegiatan serupa bisa dilaksanakan setiap semester sebagai bentuk implementasi kerja sama dengan pihak eksternal kampus. "Mudah-mudahan kegiatan ini bisa kita selenggarakan setiap semester agar wawasan mahasiswa semakin luas dan mereka dapat memahami praktik di bidang psikologi dengan lebih baik," tandas Rika.

Sementara itu, CEO Faxtor Indonesia, Anjar Kartaputra, hadir sebagai narasumber dan banyak memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai pengembangan pengukuran psikologi atau psikometri.

Menurutnya, mahasiswa perlu terus mengembangkan alat ukur psikologi terbaik untuk masyarakat. "Sebagai insan psikologi, kita harus berjuang mengembangkan alat ukur psikologi terbaik bagi masyarakat," kata Anjar.

Anjar juga menjelaskan bahwa bidang keilmuan ini merupakan salah satu kontribusi bagi mahasiswa dalam dunia psikologi. "Jadi, tidak hanya menjadi Human Resources Development atau psikolog, para mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam dunia psikologi melalui bidang keilmuan pengukuran psikologi," terang Anjar.

Selain Anjar, hadir pula Founder & Academic Directress Montessori Haus Asia, Rosalynn Tamara, sebagai narasumber. Rosalynn menjelaskan penerapan kompetensi budaya bagi perkembangan anak.

Ia menjelaskan bahwa kompetensi budaya adalah kemampuan yang memungkinkan anak untuk saling menghargai perbedaan budaya. "Kami berharap saat anak mengetahui keberagaman, seperti hewan, tumbuhan, lokasi, maupun waktu, mereka bisa menjadi pribadi yang memiliki budaya yang baik," ungkap Rosalynn.

Untuk mencapai kemampuan itu, kata Rosalynn, diperlukan lingkungan yang mendukung serta role model yang memiliki kematangan emosional baik bagi anak. "Semoga kegiatan ini menjadi pencerahan dan pengetahuan bagi mahasiswa UM Bandung yang nantinya akan menjadi orang tua atau guru," kata Rosalynn.

Di samping kuliah umum, pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan nota kerja sama antara UM Bandung dengan Faxtor Indonesia dan Montessori Haus Asia. Acara berlangsung dengan khidmat dan meriah. Banyak peserta kuliah umum yang bertanya dan berdiskusi dengan para narasumber.***(FK)

Administrator

Sukses Gemilang! Resital ke-4 PSM UM Bandung Meriahkan Auditorium KH Ahmad Dahlan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menggelar Resital ke-4 bertajuk "Gana Abhipraya" di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Sabtu (25/05/2024).

Dalam acara yang berlangsung meriah ini, berbagai penampilan dari PSM UM Bandung disajikan, mulai dari vokal solo hingga vokal grup. Acara ini dihadiri oleh para alumni anggota PSM UM Bandung, orang tua anggota PSM UM Bandung, hingga mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa lainnya.

Ketua Pelaksana, Nadya Esa Putri, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dalam pengukuhan anggota baru PSM UM Bandung angkatan ke-16. "Resital ini menjadi salah satu bagian dari proses rekrutmen anggota baru dalam kegiatan orientasi PSM UM Bandung (Opramauba)," ujar Nadya.

Pada resital ke-4 ini, tema yang diangkat adalah "Melahirkan Kembali, Melanjutkan yang Sama". "Melalui acara ini, kita tidak hanya melahirkan anggota baru, tetapi juga melanjutkan tradisi dari para pengurus sebelumnya," lanjut Nadya.

Ia menjelaskan bahwa sebanyak 34 anggota baru resmi dilantik oleh Ketua PSM UM Bandung. "Semoga anggota baru ini bisa berkomitmen hingga akhir, memajukan organisasi, bahkan memperkenalkan PSM UM Bandung hingga keluar kampus," tegas Nadya.

Sementara itu, Pembina PSM UM Bandung, Agung Tirta Wibawa, sangat bersyukur atas terselenggaranya acara ini. Ia menyatakan bahwa unit kegiatan mahasiswa (UKM) tertua di UM Bandung ini banyak memberikan pembelajaran bagi para anggotanya.

Menurutnya, PSM UM Bandung mengajarkan pentingnya berproses dalam menjalankan sesuatu. "Organisasi ini mengajarkan kita untuk belajar berproses dalam menjalankan berbagai hal," ungkap Agung.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa organisasi ini mengajarkan anggotanya untuk bisa memanfaatkan setiap momentum sekecil apa pun. "Ketika kita gagal mendapatkan sesuatu dari momentum yang singkat, latihan yang telah dilakukan selama berbulan-bulan menjadi tidak ternilai," terang Agung.

Oleh karena itu, sesama anggota PSM UM Bandung harus memiliki sikap saling memahami dan mampu menurunkan ego masing-masing ketika memanfaatkan suatu momentum. "Ini penting karena kita mungkin tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan dari proses yang instan," tandas Agung.***(FK)

Administrator

Karya Tulis Aulia Zakiyah Almardiyah Bawa UM Bandung Berjaya di Lomba Esai Psychopora UMS 2024

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Mahasiswa prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Aulia Zakiyah Almardiyah berhasil menjadi juara dua lomba esai dalam Lomba Nasional S1: Psychopora UMS 2024 - Milad Fakultas Psikologi UMS. Esai karya Aulia itu berjudul “My Life My Film Series: Sebuah Strategi Pencarian Identitas Diri.”

Aulia bersyukur bisa berpartisipasi dalam acara ini dan berhasil merengkuh juara. Ia mengaku bahagia ikhtiarnya bisa membuahkan hasil meskipun ini pertama kali dirinya mengikuti lomba. “Pastinya senang banget karena pertama kali ikut lomba esai alhamdulillah bisa membawa nama baik UM Bandung dalam skala nasional,” ujarnya di UM Bandung pada Senin (27/05/2024).

Meskipun terbilang singkat dalam persiapan, Aulia tidak mendapatkan kesulitan berarti dalam penulisan esai yang akan diperlombakan. Hal itu karena Aulia mampu mengatur waktu dengan berbagai kegiatan perkuliahan dan aktivitas kampus yang cukup padat.

Ia terbiasa dengan dunia literasi. Ia selalu membaca berbagai baha belajar dari ragam bahan bacaan dan referensi, tidak hanya terkait prodi di UM Bandung, tetapi dari rumpun ilmu lain. Termasuk selama belajar dan menimba ilmu di UM Bandung.

Ia juga aktif menulis artikel populer di portal online. “Sebetulnya, selama kita paham seperti apa redaksi dan bagaimana struktur penulisan, insyaallah kita akan bisa membuat karya tulis yang otentik,”tuturnya.

Untuk bisa menghasilkan esai ilmiah ini, Aulia menyusun konsep sendiri ditambah dengan ide kreatif yang dipadukan dengan teori sehingga menghasilkan karya yang relevan. Esai karya gadis asal Majalengka ini menarik dibaca karena memuat informasi yang baik dengan penggunaan bahasa baku yang gampang dipahami.

“Gaya bahasa tulisan aku terkesan baku dan ilmiah bisa. Buku-buku yang aku baca dominan bertema self improvement, sejarah, atau novel Tere Liye dengan gaya bahasanya yang baku dan formal juga mempengaruhi gaya tulisan aku,” tandas mahasiswa UM Bandung angkatan 2021.

Kaprodi Psikologi UM Bandung Riyanda Utari turut bangga dan mengapresiasi capaian prestasi ini. Menurut Riyanda, prestasi ini adalah bukti nyata dari dedikasi, kerja keras, dan semangat juang yang tinggi dalam mengembangkan kemampuan akademis dan intelektual. Keberhasilan ini tidak hanya mengharumkan nama pribadi, tambah Riyanda, tetapi membawa kebanggaan bagi seluruh sivitas akademika prodi Psikologi UM Bandung.

“Kami berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan berkarya. Teruslah berinovasi dan memberikan kontribusi positif serta jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri. Sekali lagi selamat atas pencapaian yang luar biasa ini,” kata Riyanda.***(FA)

Administrator

Sinergi Pendidikan, UM Bandung dan Universiti Malaysia Kelantan Sepakati Kerja Sama Strategis

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung — Universiti Malaysia Kelantan (UMK) dan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung melaksanakan penandatanganan kerja sama (MoU) pada Rabu (22/05/2024). Acara ini berlangsung di Ruang Rektorat UM Bandung.

Acara ini dihadiri oleh Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto, para Wakil Rektor UM Bandung, Rektor Universiti Malaysia Kelantan Razli bin Che Razak, para Dekan Fakultas UM Bandung, dan Kepala Bagian Kerja Sama Internasional UM Bandung.

Selain itu, hadir pula Dekan Fakultas Keusahawanan dan Perniagaan UMK Zailani Abdullah dan Director UMKCEE Muhammad Ashlyzan Razik. Penandatanganan kerja sama kedua kampus ini berlangsung khidmat dan lancar dengan diselingi makan siang bersama.

Rektor Universiti Malaysia Kelantan Razli bin Che Razak menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya kerja sama dengan UM Bandung ini. "Kami sangat berterima kasih kepada Rektor UM Bandung atas penerimaan kerja sama dengan Universiti Malaysia Kelantan," ucapnya.

Razli juga menjelaskan bahwa kerja sama ini nantinya akan menghasilkan Key Performance Indicator (KPI) bagi kedua kampus. "Kita akan mengatur timeline program kerja sama antara Universiti Malaysia Kelantan dan UM Bandung untuk menetapkan KPI yang kita butuhkan," jelas Razli.

Oleh karena itu, ia berharap kerja sama ini dapat melaksanakan berbagai program yang bertujuan untuk mencapai (KPI) yang telah ditetapkan. "Banyak program yang akan kita jalankan, seperti pertukaran mahasiswa hingga mengadakan konferensi internasional untuk mencapai keunggulan bersama antara kedua universitas," tambahnya.

Razli juga berharap agar kerja sama ini dapat berjalan dengan sukses dalam beberapa tahun ke depan. "Semoga kerja sama ini tidak hanya berada di atas lembar kertas, tetapi dapat menciptakan aktivitas yang terukur kebermanfaatannya," imbuhnya.

Memperluas peluang

Kerja sama dengan kampus Malaysia untuk ke sekian kalinya ini juga ditanggapi antusias oleh Kabag Promosi dan PMB UM Bandung Abdul Rohim. Ia mengapresiasi langkah kerja sama ini karena akan semakin membuat sivitas UM Bandung khususnya mahasiswa dan dosen menambah jaringan internasional dalam pendidikan termasuk penelitian.

Kerja sama internasional antar kampus memberikan berbagai manfaat yang signifikan, baik bagi institusi pendidikan tinggi itu sendiri, mahasiswa, dosen, maupun masyarakat luas. Kerja sama internasional antar kampus merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, mendorong inovasi, dan mempersiapkan mahasiswa hingga staf untuk menghadapi tantangan global.

“Kerja sama antara Universiti Malaysia Kelantan dan Universitas Muhammadiyah Bandung ini diharapkan dapat membuka banyak peluang baru dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia. Insyaallah kerja sama ini akan memberikan kontribusi positif,” tandas Abdul Rohim.***(FK/FK)

Administrator

Tujuh Praktek Islam Berkemajuan Menurut Ketua BPH UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Ketua Pimpian Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyampaikan bahwa ada tujuh praktek nyata Islam berkemajuan yang harus diinternalisasi oleh warga Muhammadiyah saat ini.

Pertama, tauhid murni yang tidak bercampur dengan kegiatan yang bersifat takhayul, bidah, dan churafat (TBC). Tauhid yang hanya kepada Allah SWT. “Oleh karena itu, jangan sampai di Muhammadiyah itu ada keyakinan-keyakinan lain,” tutur Dadang seperti dikutip dari bandungmu.com pada Rabu (22/05/2024).

Kedua, berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah kemudian mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Memahami isi Al-Quran dan As-Sunnah kata Dadang jangan sampai berhenti hanya di kepala saja.

Oleh karena itu, Ketua BPH UM Bandung ini berharap ke depan ada pengajian yang mengupas ayat per ayat untuk kemudian dipaktekkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

“Orang Muhammadiyah itu tidak harus banyak-banyak dalam memahami ayat Al-Quran, sedikit juga tidak apa-apa karena yang paling penting bisa dipraktekkan,” tegas tokoh Muhammadiyah yang juga produktif menulis artikel ini.

Dalam hal tafsir ayat Al-Quran juga, kata Dadang, Muhammadiyah tidak selalu bergantung kepada kitab tafsir karya ulama dari luar. Pasalnya, dalam bab muamalah, kata Dadang, bisa Muhammadiyah menyesuaikan dengan kondisi dan situasi lokal.

“Di Muhammadiyah itu sudah ada Tafsir At-Tanwir yang insyaallah akan terus kita kembangkan. Tafsir ini patut kita baca. Isinya sangat kontekstual Indonesia,” ungkap Dadang.

Ketiga, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Keempat, amal saleh yang fungsional dan solutif. Dadang menjelaskan bahwa bagi Muhammadiyah, hal yang disebut amal atau amalan itu bukan melulu soal bacaan zikir, melainkan memberikan makan orang miskin, menyantuni anak yatim, membuat amal usaha rumah sakit, sekolah, panti asuhan, dan sebagainya.

“Itulah yang disebut dengan amal saleh. Oleh karena itu, orang-orang Muhammadiyah itu dermawan. Kalau ada orang Muhammadiyah pelit, itu bukan orang Muhammadiyah,” tutur Dadang yang disambut tawa peserta pengajian.

Kelima, berorientasi masa kini dan masa depan. Orang Muhammadiyah kata Dadang tidak berorientasi atau selalu mengenang masa lalu. Kalau orang tua kebanyakan orientasi ke masa lalu, tetapi anak-anak muda harus berorientasi dan berpikir ke masa lalu.

“Harus ada target-target masa depan. Misalnya Anda tahun 2030 itu harus jadi apa, sekarang belum doktor, nah harus segera jadi doktor, saya belum profesor, harus cepat jadi profesor. Jadi, jangan membiarkan waktu lalu berlalu begitu saja,” ucap Dadang.

Keenam, adaptif dengan modernisasi. Terbuka dalam berpikir dan adaptif dengan perkembangan zaman. Dadang lantas mencontohkan bagaimana para pengurus Muhammadiyah di masa lalu yang berpakaian rapi dengan memakai jas.

“Waktu zaman itu jas itu diharamkan, tetapi Muhammadiyah tetap memakai jas dan dasi. Kita ini adaptif dengan perubahan dan modernisme,” kata Dadang.

Ketujuh, mendirikan organisasi untuk berdakwah. Ini dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 dengan mendirikan Muhammadiyah untuk berdakwah yang hingga sekarang ormas Islam terbesar di Indonesia ini masih eksis.***(FA)

Administrator

Mengenal Socratic Method dalam Pendidikan Agama Islam

Oleh: Hilmi Shuhaibur Romyi*

UMBANDUNG.AC.ID -- Merefleksi sejarah adalah hal yang penting untuk memberikan pelajaran supaya kita bisa membangun peradaban yang lebih maju dengan didasari oleh kebajikan yang menuntun manusia kepada suatu kesadaran yakni pendidikan.

Pendidikan adalah upaya sadar yang menginformasikan mana yang baik dan buruk, antara keindahan dan kejelekan. Maka dari itu, peradaban akan hadir pada saat upaya sadar itulah yang menyadarkan setiap kepala-kepala manusia.

Istilah socratic method mungkin masih asing di benak masyarakat. Pada dasarnya istilah tersebut bermula dari kebiasaan Socrates (filsuf Yunani Kuno) yang suka menanyakan sesuatu kepada muridnya, orang-orang di pasar, dan di saat ia berjalan menuju suatu tempat.

Dari situlah Socrates mendapatkan informasi yang dimodifikasi olehnya dan menjadi sebuah pemikiran khas Socrates. Seiring berkembangnya zaman, kebiasaan tersebut dijadikan metode dan sampai saat ini pun hal ini masih sering diaplikasikan oleh masyarakat terutama siswa, mahasiswa, bahkan guru dan dosen.

Bahwa yang dimaksud dengan socratic method adalah belajar dengan cara mempertanyakan sesuatu hal yang berkenaan dengan kebaikan, keadilan, dan lain-lain. Metode tersebut dapat melatih diri supaya memiliki kualitas critical thingking.

Menerapkan taktik pembelajaran Socrates harus dibangun dengan memberikan serangkain pertanyaan yang telah Socrates pernah lakukan. Yang mana pertanyaan tersebut harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Adapun prosedur-prosedur metode Socrates sebagai berikut:

Pertama, mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan. Kedua, guru atau dosen mengajukan pertanyaan yang diharapkan siswa dan mahasiswa menjawab soal tersebut. Ketiga, mengajarkan kenapa hal itu harus diketahui dan memberikan arahan untuk memecahkan masalah tersebut.

Keempat, mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran, dengan syarat membantu dalam menjelajahi, mengindentifikasi masalah. Kelima, memberikan umpan balik mengenai benar atau salah jalan pikiran siswa.

Keenam, jikalau siswa telah menjawab soal maka guru harus melanjutkan atau mengecoh jawaban siswa agar mendapat pemahaman lebih mendalam.

Ketujuh, jika pertanyaan yang telah terjawab dan belum memenuhi syarat dari jawaban tersebut maka guru atau dosen diharapkan mengulangi pertanyaan tersebut.

Adapun beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan bagaimana metode Socrates menyesuaikan dengan jenis pertanyaan:

Mengapa Anda berpendapat seperti itu? Dan apakah pendapat Anda akan memberikan solusi? Dari mana Anda mendapat ide untuk melakukan penelitian masalah ini? Apakah jawaban yang Anda telah sampaikan itu sesuai dengan era over information?

Apa yang ingin Anda capai dalam hal ini? Menurut Anda, bagaimana kita semua bisa mengetahuinya? Apa maksud dari teks ini?

Tentunya metode Socrates memiliki karakteristik tersendiri, ada beberapa karakternya:

Dialektik, artinya metode ini harus ada dua orang, yang satunya pro, yang satunya lagi kontra. Konfersasi, bahwa dalam metode ini juga harus ada percakapan atau komunikasi dengan orang lain. Tentatif, artinya kebenaran yang berisfat sementara supaya membuka pintu-pintu kemungkinan yang ada.

Empiris dan induktif, artinya segala sesuatu yang diketahui harus bersifat empiris dan dapat diselesaikan secara empiris. Konsepsional, artinya pengetahuan dapat dicapai dengan pengertian yang terkonsep.

Selanjutnya dalam metode tersebut ada beberapa hal yang penting, ada lima tahapan dalam dialog Socrates:

Wonder, keheranan atau kekaguman tahap awal untuk memperdalam pengetahuan adalah dengan memiliki rasa penasaran terhadap persoalan-persoalan tentang kehidupan, karena hal ini menjadi salah satu karakteristik dari seorang filsuf.

Reflect, merenung atau merefleksikan maksudnya adalah mempertimbangkan kembali argumen-argumen yang telah diketahui dalam rangka memikirkan kembali asumsi yang telah diyakini orang. Selain itu, untuk mengindentifikasi inkoherensi dan kontradiksi dalam sebuah argumen.

Refine croos-examine, memurnikan atau memperhalus memiliki makna menyempurnakan dan mengklarifikasi kembali argumen, seperti memperjelas kembali definisi, cek kembali kesalahan dan ambiguitas bahasa, dan mengembangkan pemahaman.

Restate, mengulang atau menyatakan kembali berarti menyampaikan argumen yang sama supaya dipahami dengan baik atau memastikan bahwa dia paham dengan argumen tersebut.

Repeat, mengulang secara pengertian sama dengan restate, tetapi satu perbedaan yang dapat dilihat adalah restate memiliki tujuan untuk menghancurkan asumsi, sedangkan repeat menyusun kembali argumen.

Telah dipaparkan berbagai prosedur, tahapan-tahapan, dan pertanyaan-pertanyaan yang pernah Socrates lakukan. Dengan itu semua maka socratic method dapat berjalan dengan baik dan dapat menumbuhkan minat untuk memperdalam ilmu pengetahuan.

Tentunya dalam pendidikan Islam telah dicontohkan oleh Rasullulah SAW. Allah SWT berfirman, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab [33]: 21).

Dari potongan ayat di atas, bisa diketahui bahwa Rasulullah menjadi panutan dalam segala aspek kehidupan. Selanjutnya setelah beliau wafat, yang menjadi panutan umat adalah para sahabat. Ketika sahabat tidak mengetahui sesuatu, mereka menanyakan persoalan yang hadir dalam lingkup mereka kepada Rasulullah, salah satu contohnya adalah sesuai hadis berikut.

“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Nabi menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” Nabi menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” Nabi menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” Nabi pun menjawab, “Ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya, dan setelahnya.” (HR Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).

Contoh di atas menjadi salah satu metode pendidikan Islam dan menjadi dasar bahwa Islam juga memiliki metode untuk melatih critical thingking. Sebagaimana dalam hadis Tarbawi dijelaskan bahwa ini menjadi salah satu metode pembelajaran tanya jawab, maka dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan Islam, mestinya terdapat socratic method.

*Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UM Bandung

 

Administrator