Berita

PK IMM UM Bandung Sukses Gelar Seminar Hari Guru Nasional di Auditorium KH Ahmad Dahlan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, UM Bandung, sukses menyelenggarakan seminar dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga UM Bandung pada Senin (04/12/2023).

Dengan tema ”Exploring Innovative Approaches to Teaching and Nurturing Islamic Values in the 21st Century” atau ”Mengeksplorasi Pendekatan Inovatif dalam Pengajaran dan Penanaman Nilai-nilai Islam di Abad ke-21”, acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada calon guru serta mempersiapkan mereka menjadi pendidik yang berkualitas.

Wahyudi, selaku ketua pelaksana kegiatan, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam memberikan pemahaman tentang pendekatan inovatif dan efektif dalam mengajar serta menerapkan nilai-nilai Islam di era modern. ”Kami berharap acara ini dapat membuka wawasan para calon guru untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa depan,” ujar Wahyudi.

Fadli Jihadul Islam, Ketua PK IMM Prodi PAI UM Bandung, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin tahunan PK IMM yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap peran guru sebagai teladan bagi para siswa.

Dalam sambutannya, Kaprodi PAI UM Bandung, Iim Ibrohim, mengapresiasi inisiatif positif dari PK IMM. Iim menyoroti peran guru pada abad ke-21 yang mengalami perubahan signifikan, di mana guru tidak hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam proses pembelajaran.

”Di era ini, di mana pengetahuan sangat mudah diakses melalui teknologi, peran guru dalam memilih dan menilai pengetahuan yang baik sangatlah penting. Guru harus mengajar dengan penuh kasih sayang dan mendidik dengan hati agar dapat membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam,” tegas Iim.

Dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam UM Bandung, perwakilan PK IMM/HIMA/UKM se-Universitas Muhammadiyah Bandung, tamu undangan, dan mahasiswa lintas prodi di UM Bandung, dua pembicara ahli turut memberikan wawasan mendalam.

Afif Muhammad, Dekan Fakultas Agama Islam, mengupas tentang pentingnya etika pendidikan dalam membimbing guru dan murid di abad ke-21, sementara Didin Wahidin, mantan Rektor Universitas Islam Nusantara, memberikan trik dan tips pembelajaran yang efektif.

Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam persiapan calon guru untuk menghadapi dinamika pendidikan yang semakin kompleks di era globalisasi dan teknologi informasi.***(FA)

Administrator

Dosen UM Bandung: Impor Gula Pasir Tinggi, Stevia Bisa Jadi Alternatif Pemanis Alami

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen program studi Teknologi Pangan UM Bandung, Ana Nadiya Afinatul Fishi, menyatakan bahwa kebutuhan pemanis di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Produksi gula tebu pada tahun 2018 mencapai sekitar 7,13 juta ton.

Hal ini disampaikan Ana dalam diskusi Mimbar Iqra UM Bandung edisi ke-8 yang berlangsung di Balkon Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai empat kampus UM Bandung pada Selasa (05/12/2023).

Ana menjelaskan bahwa tingginya penyediaan gula pasir juga disebabkan oleh impor gula pasir yang cukup tinggi. Impor tersebut berupa gula rafinasi yang dibutuhkan untuk industri.

Pada tahun 2018, impor gula pasir mencapai 731,4 ribu ton sementara ekspornya sekitar 1,82 ribu ton. “Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pemanis alami yang aman bagi kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Salah satu alternatif pemanis alami adalah daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni),” ujar Ana.

Ana menerangkan bahwa daun stevia berasal dari tanaman semak yang telah lama digunakan sebagai pemanis di Amerika Selatan dan Asia. Awalnya, tanaman stevia dikembangkan di Brazil dan Paraguay. Kemudian menyebar ke Jepang, Korea Selatan, Papua Nugini, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Indonesia pada tahun 1977.

“Daun stevia mengandung stevioside dan rebaudioside dengan tingkat kemanisan 300 kali dibandingkan dengan sukrosa. Gula cair stevia diketahui memiliki tingkat kemanisan 1,2 kali atau 240 kali lebih manis daripada sukrosa,” jelas Ana.

Aman untuk penderita diabetes

Daun stevia memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak menyebabkan karies gigi, kanker pada pemakaian jangka panjang, dan bernilai kalori rendah. Daun stevia bagus dikonsumsi oleh penderita diabetes, obesitas, atau orang yang sedang diet.

Selain manis, daun stevia juga memiliki aftertaste berupa rasa pahit yang disebabkan oleh senyawa polifenol. Rasa manis pada stevia berasal dari kandungan utama yaitu steviosida yang diperoleh melalui ekstraksi.

“Proses ekstraksi secara umum dapat dilakukan secara konvensional dengan cara maserasi, perkolasi, refluks, dan soxhletasi. Pemanis stevia dapat dijadikan beberapa produk, seperti kristal stevisioda, teh stevia, bubuk ekstrak stevia, dan gula cair. Di antara produk-produk tersebut, teh stevia merupakan produk pemanis stevia yang paling diminati,” tambah Ana.

Dengan meningkatnya kebutuhan pemanis, diperlukan pemanis alami lain yang aman bagi kesehatan dan tentunya memenuhi kebutuhan pemanis di Indonesia.

Stevia, kata Ana, dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Pengembangan stevia di Indonesia membutuhkan benih unggul bersertifikat sehingga dapat menghasilkan stevia yang bermutu, berkualitas baik, dan berdaya saing.

Menguntungkan secara ekonomi

Ana menjelaskan bahwa penanaman stevia di Minahasa, Sulawesi Utara, misalnya, sangat menguntungkan secara ekonomi bagi para petani. Stevia dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan hasil panen yang cepat.

“Setiap bulan bisa panen dalam kondisi tertentu. Pemotongan daun stevia dilakukan secara singkat dan langsung tumbuh tunas baru. Begitu seterusnya,” kata Ana.

Secara umum, di Jawa, daun stevia segar dijual sekitar Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per kilogram, sedangkan daun stevia kering dengan kadar air 8 persen bervariasi antara Rp 20.000 hingga 30.000 per 100 gram.

Namun, di Minahasa, daun stevia kering dengan kadar air 12 persen dijual dengan harga Rp 16.000 per kilogram. Ekspor perdana stevia sebanyak 1.200 ton ke Korea Selatan terjadi pada Juli 2021. “Peluang usaha sangat terbuka lebar bagi para investor dan pelaku usaha agar perkembangan stevia ini dapat berkelanjutan,” pungkas Ana.

Peserta Mimbar Iqra sangat antusias dalam sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan terkait teknologi pengolahan, aspek kesehatan, dan pasar industri pangan terkait Stevia menjadi sorotan utama dalam diskusi.

Selain mahasiswa lintas prodi UM Bandung, Mimbar Iqra edisi kali ini juga dihadiri oleh sebagian mahasiswa Universitas Al-Ghifari. Hadir pula penggagas Mimbar Iqra, Roni Tabroni, dan Wakil Rektor I UM Bandung, Hendar Riyadi.***(FA)

Administrator

Mahasiswa UM Bandung Gelar Kuliah Bersama Birokrat Bahas Inovasi Menuju Indonesia Emas 2045

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Mahasiswa program studi Administrasi Publik UM Bandung sukses mengadakan kuliah bersama birokrat dengan tema “Inovasi dalam Birokrasi Menuju Indonesia Emas 2045.” Acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus peserta dan berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga UM Bandung pada Jumat (01/12/2023).

Kuliah bersama birokrat ini merupakan inovasi dan implementasi dari pembelajaran mata kuliah birokrasi dan governansi publik yang diampu oleh dosen Fatmawati. Acara ini melibatkan beberapa birokrat, antara lain Andri Rusmana selaku Ketua BKD DPRD Kota Bandung, Edwin Khadafi selaku Ketua KNPI Kota Bandung, Faisal Aji Pradana selaku Ketua PPKP Pusat, dan Rendra Renggana Mahesa selaku Ketua PPKP Kota Bandung yang juga mahasiswa Administrasi Publik UM Bandung.

Fatmawati menyampaikan bahwa kuliah bersama birokrat ini merupakan inovasi pembelajaran dengan pendekatan learning by experience. “Harapannya, mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga dapat menggali pengalaman praktis dari para birokrat melalui kuliah ini,” ungkapnya. “Terutama sebagai mahasiswa administrasi publik, salah satu capaian pembelajaran mereka adalah menjadi birokrat,” tambahnya.

"Kegiatan ini sangat penting karena dapat membantu mahasiswa memahami tantangan, inovasi, dan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas birokrasi dalam mendukung pembangunan nasional. Sehingga, ketika menjadi birokrat, mereka memiliki bekal yang kuat di bidang ini,” lanjut Fatmawati.

Dengan menjalin kerja sama yang erat antara akademisi dan birokrat, Fatmawati berharap hal ini dapat menciptakan terobosan besar untuk kemajuan pembangunan. “Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mencari solusi bersama demi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif,” tandasnya.

Sementara itu, Alfiadi Hadida selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan harapannya bahwa kuliah bersama birokrat ini dapat memotivasi mahasiswa untuk terus berinovasi dan beradaptasi menuju Indonesia Emas 2045. Panitia juga berharap acara ini memberikan pengalaman berharga bagi peserta dan menjadi nilai tambah bagi panitia dalam mata kuliah tersebut.***(FA)

Administrator

UM Bandung, USIM, dan UNISSA Kupas Berbagai Isu Pendidikan Islam Dalam Webinar Internasional

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UM Bandung menggelar Seminar Internasional bertema “Isu-Isu Aktual dalam Bidang Pendidikan Islami (Problematika dan Solusi)”. Kegiatan dalam bentuk webinar ini melibatkan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, dan prodi PAI UM Bandung. 

Ustaz Supala bersama para dosen dan mahasiswa, khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengorganisir acara ini. Kaprodi PAI UM Bandung, Iim Ibrohim, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahim, menindaklanjuti MoU, mengimplementasikan catur dharma perguruan tinggi, menyikapi isu-isu aktual bidang pendidikan, dan memunculkan solusi atau rekomendasi atas isu-isu tersebut.

Acara ini dibuka oleh Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Agama Islam Afif Muhammad serta Wakil Dekan FAI Cecep Taufiqurrahman.

Tiga pembicara utama dalam seminar ini adalah Mohd Sderi Che Noh dari USIM dengan tema “Development of Karamah Insaniah Via AI and Sakinah Pedagogy: Challenges and Expectations”, Hussain Othman dari UNISSA Brunei Darussalam, dan Hendar Riyadi dari UM Bandung dengan tema “Artificial Intelligence as a Challenge and Media for Creativity Development in Islamic Education”. Rahmat Fadli, dosen Prodi PAI lulusan Boston, Amerika Serikat, bertindak sebagai moderator.

Kegiatan ini dilakukan secara hybrid dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta, termasuk dosen, guru, mahasiswa, pelajar, dan umum, baik di Aula Ahmad Dahlan UM Bandung maupun secara online. Selain seminar, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh lomba tumpeng antar kelas mahasiswa PAI UM Bandung, dengan empat belas tumpeng yang menjadi santapan akhir setelah acara.

Iim Ibrohim berharap kegiatan positif ini dapat berlanjut dan tidak berhenti hanya sekali. Prodi PAI berencana akan terus menyelenggarakan dan mengembangkan seminar internasional ini dengan isu-isu terbaru yang datang secara terprogram.

“Berbagai isu aktual di bidang pendidikan tidak pernah surut. Masalah akan datang sesuai dengan zamannya, dan solusi yang ditawarkan harus disesuaikan pula dengan perkembangan zaman,” ujar Iim.

Menurut Iim, perguruan tinggi dituntut untuk terus berpikir kreatif dalam menghasilkan solusi efektif, sehingga kualitas pendidikan akan terus meningkat dan permasalahan umat manusia dapat diselesaikan secara dinamis.

Iim juga menambahkan bahwa isu-isu aktual di bidang pendidikan di berbagai negara terus berubah, terutama dengan pengaruh globalisasi yang membuat informasi cepat tersajikan. Isu-isu seperti LGBT, Artificial Intelligence (AI), aliran sesat, meningkatnya angka putus sekolah, minimnya sarana pembelajaran, dan pendidikan anak-anak Palestina yang sedang berperang, perlu dipikirkan dan dicarikan solusinya secara komprehensif.

“Akademisi di perguruan tinggi memiliki peran lebih. Tri atau catur dharma perguruan tinggi adalah amanah undang-undang yang harus ditunaikan. Lebih dari itu, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah mengamanahkan kepada kita untuk mendidik umat manusia,” ungkap Iim.

“Oleh karena itu, kita memiliki tugas untuk terus berpikir dan memberikan solusi konkret. Melalui diskusi bersama, isu-isu aktual pendidikan dapat lebih cepat dan tepat dihasilkan solusinya. Dengan berkolaborasi, diharapkan muncul gagasan bersama yang dapat direkomendasikan untuk pendidikan yang lebih baik,” pungkas Iim.***(FA)

Administrator

Mahasiswa UM Bandung Ini Terus Ukir Prestasi dan Raih Berbagai Medali

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Prestasi gemilang kembali diraih oleh Moch Sugilaksono, mahasiswa Ilmu Komunikasi UM Bandung angkatan 2023. Beliau telah menorehkan sejarah dengan meraih medali emas dalam kategori sosiologi pada Indonesia Advance Student Competition (IASC) yang digelar pada 5 November 2023.

Sebelumnya, Sugilaksono telah mengukir prestasi dengan meraih medali perunggu, perak, dan emas dalam olimpiade sains nasional. Keberhasilannya dalam IASC kali ini menambah daftar prestasi gemilangnya yang patut diapresiasi. "Saya sangat bersyukur atas pencapaian ini. Ini hasil dari kerja keras, latihan terus-menerus, doa, dan dukungan keluarga serta almamater," ujar Sugilaksono pada Rabu (29/11/2023).

Dalam kompetisi ini, Sugilaksono berhasil mengungguli 195 peserta lainnya dalam kategori sosiologi yang dilaksanakan secara virtual. Prestasi ini menunjukkan dedikasi dan ketekunan beliau dalam mengejar cita-cita akademiknya.

Sugilaksono juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi. Baginya, tak ada batasan untuk mengembangkan kreativitas dan meraih prestasi. Hal ini merupakan wujud syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan.

"Partisipasi dalam lomba-lomba ini juga menjadi sarana untuk menghargai potensi diri. Saya selalu belajar dari setiap kesalahan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi di masa depan," ungkap Sugilaksono.

Selain prestasi akademik, Sugilaksono juga memiliki potensi dalam seni tarik suara dan olahraga. Beliau bercita-cita melanjutkan pendidikan S-2 di luar negeri dan berkarier sebagai profesional di bidang public relations baik di dalam maupun luar negeri.

Prestasi Sugilaksono adalah cerminan dari semangat dan komitmen untuk terus berprestasi serta menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi dan bekerja keras menggapai cita-cita.***

Administrator

UM Bandung Jalin Kerja Sama dengan UNIDA Gontor Melalui Kunjungan Akademik

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menerima kunjungan rombongan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Tarbiyah Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Kunjungan ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung pada Senin (20/11/2023).

Kunjungan dari UNIDA ini merupakan bagian dari program studi pengayaan lapangan (SPL). Rombongan UNIDA terdiri dari 25 mahasiswa dan 3 dosen pembimbing. "Kami senang bisa diterima di UM Bandung. Kami berharap kegiatan positif ini dapat terus dilanjutkan. UNIDA merupakan kampus pesantren yang kegiatannya berlangsung 24 jam," ujar dosen pembimbing dari UNIDA, Umar Said Wijaya.

"Kami biasanya berada di dalam kampus, jadi kami perlu mencari suasana kampus di luar. Tujuannya adalah agar mahasiswa kami dapat memahami seperti apa pendidikan di kampus lain. Tidak semua mahasiswa kami akan kembali ke kampus kami, mereka akan tersebar di berbagai daerah, jadi kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk membantu mereka beradaptasi dengan cepat," tambah Umar.

Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UM Bandung, Iim Ibrohim, menyambut baik kunjungan dari UNIDA Gontor. Pertemuan antara kedua kampus ini dianggap sebagai momentum untuk saling bertukar ide dan gagasan, terutama dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan pendidikan (PLP).

"Kami sangat gembira dengan kehadiran rombongan dari UNIDA. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut. Dari kegiatan ini, kami berharap dapat muncul gagasan dan riset bersama yang sangat bermanfaat. Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Para narasumber akan berbagi ilmu dengan kita," ucap Iim.

Kuliah tamu

Setelah pembukaan acara yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan kuliah tamu yang bertema "Pendidikan Agama Islam di Pesantren: Tradisi, Transformasi, dan Tantangan Kontemporer". Dalam paparan materinya, Umar sebagai narasumber pertama menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor mengintegrasikan teori dan praktik dalam satu lembaga pendidikan.

Selain aspek kognitif, menurut Umar, Gontor juga fokus pada pengembangan potensi santri dalam berbagai kegiatan, dari perencanaan hingga evaluasi. Pendekatan ini membuat santri tidak merasa jenuh karena terlibat secara aktif dalam semua proses pendidikan.

"Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor merupakan lembaga pendidikan Islam yang menggunakan sistem asrama, dengan masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwai seluruh aktivitas di sana," ungkap Umar.

Sementara itu, narasumber kuliah tamu sesi kedua, Supala dari UM Bandung, memberikan pencerahan mengenai peran pengelola pesantren yang harus lebih maksimal lagi. Menurut Supala, meskipun pesantren menjadi tren dan terkesan elite, seharusnya pesantren juga mampu menerima anak-anak dari berbagai latar belakang, termasuk anak-anak dari kelompok mustadafien yang kurang mampu.

"Kita harus menjaga semangat talabul ilmi, tetapi juga harus sadar bahwa masih banyak anak yang belum mampu membaca Al-Quran di dunia luar karena berbagai faktor, termasuk ekonomi keluarga mereka. Mahasiswa PAI UM Bandung diharapkan tidak hanya fokus pada akademik, tetapi siap untuk misi dakwah setelah lulus," tambahnya. Acara ini ditutup dengan sesi diskusi antara mahasiswa dan pemateri, tanya jawab, pertukaran cendera mata, dan sesi foto bersama.***(FA)

Administrator