Berita

Upaya Mewujudkan Kampus Sehat, Mahasiswa Bioteknologi UM Bandung Gelar Diskusi Terbuka Kampus Bebas Asap Rokok

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan program Kampus Sehat, perwakilan mahasiswa Prodi Bioteknologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung angkatan 2023 menyelenggarakan diskusi terbuka dengan topik “Menuju Kampus Sehat Tanpa Asap Rokok” di Kantin UM Bandung pada Kamis (18/01/2024).

Kegiatan tersebut berupa diskusi terbuka bersama mahasiswa dari berbagai prodi yang berada di kantin.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kembali SK Rektor yang telah ditetapkan, yakni Keputusan Rektor UM Bandung Nomor 119/REK/KEP/II.3.AU/L/2023 tentang Penetapan Kampus Tanpa Asap Rokok (KTAR) di Lingkungan UM Bandung. 

SK Rektor tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Perda Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok, dan Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 6/SM/MTT/III/2010 tentang Hukum Merokok.

Selain itu, kegiatan diskusi terbuka ini juga sebagai bentuk implementasi etika sila Pancasila, yakni sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Pada kegiatan diskusi ini turut hadir dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila Haryanto dan Luthfia Hastiani Muharram, dosen Fakultas Saintek Alghif Aruni Nur Rukman dan Nelis Hernahadini, dan perwakilan Himpunan Mahasiswa (Hima).

Diskusi terbuka

Adanya SK Rektor mengenai larangan aktivitas merokok di kampus, tidak menjadikan lingkungan kampus terhindar dari asap rokok.

Ternyata, sejumlah individu masih terlibat dalam kegiatan merokok di berbagai area, termasuk di sekitar kantin. 

Asap yang dihasilkan rokok dapat mengganggu kenyamanan nonperokok dan menjadi ancaman bagi kualitas udara di lingkungan kantin yang juga bersebelahan dengan tempat publik lainnya.

Tidak hanya itu, sampah bekas puntung rokok yang tersebar di kantin juga telah mencemari lingkungan kantin.

Merokok di lingkungan kampus bukan hanya masalah kesehatan individu, melainkan merugikan lingkungan dan kesejahteraan bersama.

Dalam kegiatan diskusi terbuka ini, panitia mempersiapkan tiga topik utama.

Pertama, keterkaitan rokok dengan hak asasi manusia dan hukum lingkungan. Kedua, pengaruh rokok terhadap kinerja akademik dan profesionalisme. Ketiga, dampak aktivitas merokok terhadap perokok pasif.

Pada topik yang pertama, menurut mahasiswa dari prodi Teknologi Pangan, Arjuna, merokok bukan merupakan kegiatan yang melanggar hak asasi manusia. Namun, harus dilakukan di tempat yang tepat.

“Misalnya kawasan kantin yang memiliki aturan tidak tertulis, yang mana kawasan kiri merupakan tempat yang digunakan untuk merokok dan kanan kawasan yang jarang ditempati para perokok,” ucapnya.

Argumen tersebut ditanggapi oleh mahasiswi dari prodi Bioteknologi yang menyampaikan bahwa merokok memang bukan kegiatan yang melanggar hak asasi manusia.

Hal tersebut sah saja dilakukan oleh para mahasiswa. Namun, harus dilakukan di tempat yang tepat. 

Kampus bukan tempat yang tepat untuk merokok karena kampus merupakan tempat pendidikan dan di dalamnya sudah tercantum SK Rektor mengenai kampus sehat tanpa asap rokok.

Selain itu, peraturan tersebut didukung oleh Peraturan Kemendikbud dan Fatwa Majelis Tarjih dan Tarjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengenai merokok.

Pada topik kedua membahas mengenai data BPS bahwa rokok menjadi faktor terbesar kedua penyebab kemiskinan di Indonesia.

Dalam sesi ini salah satu mahasiswa menanggapi bahwa cukai dari rokok sangat besar untuk negara. 

Luthfia menanggapi hal tersebut bahwa rokok memang menghasilkan pemasukan negara yang cukup besar yaitu 170 triliun.

"Namun, kerugian negara akibat rokok jauh lebih besar, mencapai 430 triliun. Faktor yang terbesar karena beban biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh negara," ujarnya.

Pada topik terakhir membahas mengenai dampak terhadap perokok pasif.

Hal ini sudah jelas dampak yang dihasilkan sangat besar risikonya terhadap perokok pasif, terutama dampak kesehatan. 

Hal ini menimbulkan argumen dari mahasiswa prodi Agribisnis, yakni jika memang seperti itu, sediakanlah tempat khusus untuk merokok, seperti yang diterapkan oleh Univesitas Indonesia (UI).

Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Luthfia, yang mengutip pernyataan satgas Kampus Sehat bahwa aturan yang berlaku saat ini, lingkungan pendidikan harus zero tolerance terhadap aktivitas merokok.

Namun, masukan mengenai area khusus merokok ini akan dikaji oleh pihak yang berwenang. 

Resolusi

Dosen Agribisnis, yakni Pak Alghif, membahas mengenai sejarah rokok.

“Merokok itu adalah pilihan masing-masing. Berikut dengan risiko yang dihasilkan merupakan tanggungan masing-masing. Yang mana perokok harus menghargai lingkungan dan sekitar dengan tidak merokok di lingkungan perokok pasif, berlaku juga sebaliknya,” ujarnya. 

Haryanto juga mengajak para generasi muda agar dapat mengembangkan produk untuk membantu mengurangi kecanduan merokok.

“Oleh karena itu, penting juga pengembangan produk pengganti kecanduan rokok yang harus dilakukan generasi muda, khususnya ilmu sains. Kerugian merokok tidak satu sektor saja, kesehatan dan ekonomi. Namun, banyak dampak lain yang bisa ditimbulkan dari rokok,” ucapnya.

Pada acara diskusi ini memang belum menghasilkan keputusan yang tepat.

Namun, semua sepakat untuk menciptakan kenyamanan bersama, salah satunya tidak merokok di tempat umum khususnya di area kantin kampus.

Diharapkan kegiatan ini dapat menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan dapat bersama-sama mewujudkan kampus sehat bebas asap rokok.***

Administrator

Ikhtiar Kurangi Sampah, Mahasiswa Bioteknologi UM Bandung dan Ilkom Unisa Yogyakarta Sosialisasikan Food Project & Hydrate

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, mahasiswa prodi Bioteknologi UM Bandung angkatan 2023 menggelar Sosialisasi Keranjang Sampah "Food Project" di Kantin Opieun UM Bandung pada Kamis (18/01/2024).

Kegiatan yang mengusung tema “From Waste to Food” ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa mengenai cara mengelola sampah dengan bijak dan juga melakukan aksi zero waste dengan membawa tumbler dari rumah.

Hal ini wujud menjaga kebersihan dan lingkungan yang merupakan bentuk implementasi etika Pancasila sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Pada sosialisasai ini turut hadir dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yaitu Luthfia Hastiani Muharram dan Haryanto. 

Hadir juga perwakilan Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) dan Himpunan Mahasiswa (Hima) Tekpang UM Bandung. 

Fakta menunjukkan bahwa perluasan dan pertumbuhan perguruan tinggi di Indonesia sangat pesat dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak.

Kondisi ini mengakibatkan timbunan limbah yang signifikan karena populasi yang besar, area yang luas, dan berbagai aktivitas yang berlangsung di kampus.

Banyaknya sampah kemasan menjadi tantangan yang sangat besar jika tidak diiringi dengan kesadaran dan kepedulian dari diri sendiri.

Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan di masyarakat khususnya dalam hal pengelolaan sampah.

Upaya ini dapat dimulai dengan mengurangi sampah kemasan dan tidak membuang sampah sembarangan serta disimpan pada tempat sampah yang sesuai dengan jenisnya.

Kurangi sampah plastik

Sampah plastik menjadi penyumbang sampah terbanyak di lingkungan kampus. Salah satu upaya mengurangi jumlah sampah plastik adalah dengan membawa botol air minum.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan perwakilan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta yang sedang MBKM di UM Bandung.

Mahasiswa Unisa Yogyakarta tersebut Mardiyah Anggun Wahyu Sejati, Laila Siti Fatimah, Dini Puspitasari, Nur Mashithohiyah, dan Muhammad Mahdi Subagy.

Laila bercerita mengenai kampus Unisa Yogyakarta yang sudah menerapkan zero waste dengan mengadakan galon pada setiap lantai.

Oleh karena itu, dalam memenuhi project mata kuliah, mereka membuat program “hydrate” yang merupakan program penyediaan air galon di area kampus UM Bandung.

Pada kesempatan ini tim Unisa Yogyakarta juga menyumbangkan dua buah galon untuk UM Bandung.

Mereka berharap agar mahasiswa tidak lagi menggunakan botol plastik dan bisa membawa tumbler dari rumah juga agar mahasiswa hidup sehat dengan cukup meminum air putih.

Hal ini diterima oleh pihak kampus melalui PPLH (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup) UM Bandung.

Kreatif memilah sampah

Sebagai upaya memotivasi mahasiswa dalam memilah sampah, mahasiswa Bioteknologi yang tergabung dalam komunitas Bank Sampah Sahabat (BSS) UM Bandung, memperkenalkan keranjang sampah khusus botol dan gelas pplastik dengan program "Food Project".

Dengan adanya keranjang tersebut, para mahasiswa dapat teredukasi dalam memilah sampah khususnya sampah botol plastik yang bernilai jual.

Sampah yang terkumpul akan ditukar ke bank sampah menjadi food project “from waste to food” dimana hasil penukaran sampah akan disalurkan untuk penyediaan air galon dalam menunjang program Hydrate.

Selain itu, harapannya bukan hanya menyediakan kebutuhan minum tapi juga selingan makanan gratis di area kampus.

Pada kesempatan tersebut, Luthfia selaku Ketua PPLH menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada tiga titik galon yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa, yaitu pada area lobby, lantai GF di depan lift dan juga di depan Auditorium KH Ahmad Dahlan/area musala.

“Ditambah bantuan dari Unisa Yogyakarta, alhamdulillah jadi ada lima galon yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa," katanya.

Selain penyediaan keranjang sampah, Komunitas Bank Sampah Sahabat (BSS) juga rutin melakukan kegiatan Volunteer Captain WOW (Wash Out Waste).

Yakni tim melakukan pemilahan sampah di area kampus dan hasil pemilahan sampah diangkut dan ditukar ke Bank Sampah. Kegiatan ini dapat diikuti oleh para mahasiswa dan masyarakat umum. 

Terlaksananya kegiatan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa dapat lebih peduli pada lingkungan dengan menerapkan gaya hidup zero waste.

Kemudian bisa mengurangi sampah serta memilah sampah dengan memanfaatkan fasilitas keranjang pemilahan sampah dan galon air minum.***

Administrator

Mahasiswa Bioteknologi UM Bandung Kenalkan Eco-Enzyme dan Magotisasi Sebagai Solusi Limbah Organik Rumah Tangga

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung – Dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dan integrasi pembelajaran, mahasiswa prodi Bioteknologi UM Bandung melakukan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Organik Skala Komunitas dengan Magotisasi dan Eco-Enzyme.

Kegiatan ini berlangsung di RW 05, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, pada Minggu (21/01/2024).

Selain itu, kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antara Prodi Bioteknologi, PPLH (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup) LPPM, serta pengurus RW dan PKK RW 05 Cipadung Kidul.

Pada sosialisasi ini turut hadir dosen program studi Bioteknologi Muhammad Fauzi SP MP dan Luthfia Hastiani Muharram MSi.

Kegiatan penyuluhan ini mengusung judul “Resapur (Recycle Sampah Dapur)” dengan slogan “From Zero to Hero” yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan kepada masyarakat, khususnya kepada  ibu rumah tangga terkait pembuatan eco-enzyme dan magotisasi.

Harapannya dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pemanfaatan sampah dapur.

Diharapkan juga ke depannya dapat mengurangi penumpukan sampah dan mengembangkan potensi daerah setempat.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Pendidikan Pancasila yang dikolaborasikan dengan mata kuliah Teknik Fermentasi.

Sehubungan dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila, kegiatan ini tentunya berlandaskan pengamalan sila pancasila, yaitu pada sila ke-2 dan ke-3 Pancasila.

Pada sila ke-2, yaitu kemanusiaan yang Adil dan beradab, pengamalan ada pada kata “beradab”.

Manusia yang beradab tidak akan membuang sampah sembarangan. justru sebaliknya jika manusia yang beradab akan lebih peduli terhadap lingkungan dan sekitar. Hal ini juga berkaitan dengan kebersihan sebagian dari iman.

Sedangkan pada sila ke-3, yaitu persatuan Indonesia, pengamalan pada sila ini adalah pentingnya komunitas untuk menyelesaikan persoalan sampah.

Selain itu, sehubungan dengan mata kuliah Teknik Fermentasi, mahasiswa juga berbagi ilmu terkait proses pembuatan eco-enzyme yang merupakan prinsip fermentasi.

Magotisasi juga diperkenalkan sebagai teknik yang efektif untuk pengolahan sampah organik skala komunitas serta menghasilkan produk yang bermanfaat dan bernilai jual seperti pakan ternak dan pupuk organik.

Pada kegiatan ini Prodi Bioteknologi UM Bandung memberikan kenang-kenangan berupa perlengkapan magotisasi, pupuk Magotnesia (kasgot yang telah diteliti oleh tim dosen), juga bibit tanaman. Tujuannya agar masyarakat lebih semangat mengolah sampah dan berkebun di rumah.

Dominasi sampah makanan RW 05 Cipadung Kidul terletak di lingkungan pendidikan. Terdapat empat universitas dan sekolah negeri maupun swasta.

Mayoritas warga RW 05 berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan memiliki usaha kuliner serta catering. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah sampah dapur rumah tangga, baik dari proses pengolahan maupun sisa konsumsi atau food waste (sampah makanan).

Sebagai kampus yang berada di sekitar masyarakat RW 05 Cipadung Kidul, UM Bandung melalui PPLH—LPPM memberikan solusi pendampingan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah khususnya terkait sampah makanan.

Keilmuan Bioteknologi memiliki inovasi pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi produk berupa “Eco-enzyme multipurpose”.

Produk tersebut sebagai produk disinfektan, pembersih, dan pengharum lantai ramah lingkungan serta pembuatan magotisasi sebagai media pengolah sampah organik multifungsi.

Kolaborasi efektif

Sampah merupakan hal yang dapat merugikan bagi manusia dan apabila dibuang secara sembarangan dan atau tanpa adanya pengolahan yang baik.

Nantinya akan menjadi “bom waktu” bagi manusia, seperti yang telah terjadi di TPA Sarimukti pada Oktober tahun lalu.

TPA di berbagai tempat telah melebihi kapasitas dan dapat berpotensi mengalami kebakaran bahkan ledakan jika jumlah sampah terus bertambah.

Sampah organik yang mengalami proses anaerobik menghasilkan gas metan yang panas dan mudah meledak. Hal ini juga menyebabkan efek rumah kaca yang menjadi permasalahan global.

Selain itu, penumpukan sampah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, menyebarkan bau yang tidak sedap, dan penyebaran penyakit.

Setelah pemaparan materi pentingnya mengelola sampah organik, peserta melakukan praktik langsung bagaimana membuat ekoenzim dan proses magotisasi.

Praktik pembuatan ecoenzyme diikuti oleh ibu-ibu PKK, dipandu oleh Muhammad Fauzi dan tim mahasiswa. Praktik magotisasi diikuti oleh pengurus RW, dipandu oleh Luthfia dan tim mahasiswa.

Warga RW 05 Cipadung Kidul menyambut baik adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini. Karena sebelumnya mereka juga sudah mengimplementasikan kegiatan Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan) untuk pengolahan sampah di lingkungannya.

Mereka mengatakan bahwa kegiatan penyuluhan ini merupakan inovasi baru untuk pengolahan sampah di lingkungan mereka.

Selain itu, para warga juga sangat antusias dengan adanya kegiatan ini. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan bertanya dan memperhatikan saat kegiatan sedang berlangsung.

Terlaksananya kegiatan ini diharapkan dapat memberi ilmu baru terhadap masyarakat RW 05 Panyileukan untuk memilah sampah organik.

Kemudian melakukan pengolahan sampahnya secara mandiri dengan recycle atau mendaur ulang sampah organik tersebut agar lebih berguna lagi untuk kehidupan sehari hari.***

Administrator

Sebanyak 87 Mahasiswa UM Bandung Siap Belajar di Luar Kampus Melalui Program MBKM

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Tim MBKM Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar kegiatan sosialisasi pedoman MBKM, penyambutan mahasiswa peserta MBKM, sekaligus pelepasan mahasiswa peserta MBKM tahun akademik 2023/2024.

Kegiatan berlangsung di lantai dua gedung UM Bandung pada Kamis (25/01/2024) dan diikuti oleh puluhan mahasiswa UM Bandung dari lintas prodi. Kegiatan ini dihadiri Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto, Kabag Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier, Ketua MBKM UM Bandung, dan sebagainya.

Total ada 87 mahasiswa yang mengikuti MBKM. Rinciannya adalah Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) 54 orang yang terdiri atas magang 22 mahasiswa dan studi independen 32 mahasiswa. Kemudian Kampus Mengajar (KM) 6 mahasiswa dan pertukaran mahasiswa merdeka ada 27 mahasiswa.

Rektor UM Bandung dalam arahannya mengatakan bahwa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan terobosan baru dalam pendidikan saat ini. Melalui MBKM, kata Rektor, soft skill dan hard skill mahasiswa akan dilatih dengan baik.

Rektor juga mendorong mahasiswa UM Bandung menguasai kedua skill tersebut karena sangat penting guna menghadapi tantangan zaman yang semakin berat. Rektor menegaskan bahwa MBKM merupakan program untuk mengasah dan menambah kompetensi agar mahasiswa bisa menjadi agent of change.

”Perkuliahan tidak hanya dicapai di dalam kampus. Namun, justru bisa belajar di luar kampus. Anda sekalian nanti akan bertemu dengan suasana baru, teman-teman yang baru, tantangan baru, dan memahami permasalahan yang ada di masyarakat,” ungkap Rektor.

Terakhir, Rektor berharap mahasiswa UM Bandung bisa memahami dan menguasai minimal empat kompetensi. Di antaranya berpikir kritis, selalu kreatif, cakap komunikasi, dan mampu berkolaborasi dengan siapa pun.

Belajar di Aceh

Salah satu mahasiswa UM Bandung peserta MBKM, Siti Nurhayati atau akrab disapa Sisi, mengaku dirinya sudah mempersiapkan diri dengan maksimal untuk belajar di Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha).

Mahasiswa asli Sunda ini akan belajar dan mempelajari berbagai hal selama di Unmuha, termasuk yang terkait dengan Nusantara dan perkara lainnya.

Selain banyak berdiskusi dengan mahasiswa yang sebelumnya jadi peserta MBKM, Sisi mengaku banyak belajar soal budaya dan kebiasaan masyarakat Aceh dari berbagai sumber.

”Aku sudah mempersiapkan diri dengan baik. Aku juga belajar kebinekaan. Aku memilih Unmuha karena beberapa alasan. Misalnya, karena kultur dan latar belakang keislamannnya yang sangat kuat sehingga aku tidak sulit beradaptasi,” tandas Sisi.

“Selain itu, aku juga ingin belajar tentang Indonesia dan menambah pengalaman yang lebih luas. Pasalnya, Indonesia atau Nusantara itu bukan hanya Jawa, tetapi sangat luas,” pungkas mahasiswa prodi Manajemen ini.***(FK/FA)

Administrator

Hima Ilkom UM Bandung Sukses Selenggarakan IMB

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Hima Ilkom) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar acara Ilkom Mencari Bakat (IMB) di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga kampus ini pada Minggu (21/01/2024).

Kegiatan yang mengusung tema “From Classmeet To Be Ilkom Great” ini menghadirkan berbagai bentuk perlombaan dari dua departemen. Perlombaan dari Departemen Minat dan Bakat meliputi kompetisi debat, news anchor, fotografi, artikel, hingga kompetisi pidato bahasa Inggris.

Sementara itu, dari Departemen Olahraga meliputi kompetisi futsal, badminton di kategori ganda putri, ganda campuran, dan tunggal putra, hingga e-sport. Ketua Pelaksana Kegiatan Zakirah Fadilah Ramadhani menyampaikan bahwa IMB merupakan ajang mencari bakat para peserta dari Ilmu Komunikasi.

Dengan seperti itu, kata Zakirah, ke depannya bisa diklasifikasikan dan juga pemberian mentoring untuk meraih prestasi mewakili Hima Ilkom.

“Tujuan dilaksanakan IMB ini adalah untuk mencari bakat dan melihat minat dan bakat peserta Ilmu Komunikasi UM Bandung. Selain itu, diharapkan juga peserta-peserta ini nantinya bisa menjadi mahasiswa yang unggul dan berprestasi juga memiliki profit di bidang komunikasi,” tutur Zakirah.

IMB kali ini melibatkan tiga departemen, yaitu dari Departemen Minat dan Bakat, Departemen Olahraga, dan Departemen Kominfo. Adapun para pesertanya melibatkan mahasiswa Ilmu Komunikasi tiga angkatan yakni dari 2021, 2022, dan 2023.

Zakirah menjelaskan bahwa dirinya tidak menargetkan goals yang besar pada kegiatan IMB ini. Ia lebih berfokus pada banyaknya partisipasi dalam setiap perlombaan yang diusung. Antusiasme mahasiswa, kata Zakirah, merupakan bonus untuk dirinya selaku ketua pelaksana.

“Sebetulnya goals saya tidak terlalu besar ya untuk IMB ini. Untuk antusias sendiri saya juga lebih memikirkan partisipasi daripada audiens. Antusiasme adalah bonus untuk saya. Namun, ketika partisipasinya banyak dan sesuai dengan harapan itu berarti sudah sukses,” tegas Zakirah.

Kontribusi untuk prodi

Pada waktu yang sama, Ketua Hima Ilkom UM Bandung Fattan Ichlasul Jahid menyatakan bahwa acara ini terselenggara tidak lepas dari upaya Hima Ilkom dalam meningkatkan akreditasi program studi.

Oleh karena itu, kata Fattan, perlu adanya dukungan nyata dari Hima dan para mahasiswa yang ikut berpartisipasi guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal. “Tagline Hima Ilkom periode sekarang yakni bergerak berprestasi, bergerak menginspirasi. Dari tagline ini, kita ingin menciptakan mahasiswa yang berprestasi,” harap Fattan.

“Terkhusus kita berpartisipasi juga untuk program studi untuk menaikkan akreditasi dan perlu ada dukungan baik dari Hima Ilkom sendiri dan juga mahasiswa yang ikut berpartisipasi,” terang Fattan.***(Bewara Pers/HI/WF)

Administrator

UMS dan UM Bandung Berdiskusi Soal Pentingnya Mengelola Humas di Kampus Muhammadiyah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menerima kunjungan silaturahmi rombongan Biro Humas dan Pemeringkatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Senin (22/01/2024).

Pertemuan ini berlangsung di ruang dosen lantai satu UM Bandung. Kedua lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Muhammadiyah ini membicarakan berbagai hal terkait hubungan masyarakat (Humas) dan akademik kampus.

Selain itu, dibicarakan juga soal berbagai strategi promosi kampus Muhammadiyah melalui berita-berita kampus dan konten media sosial. Sebagai salah satu kampus Muhammadiyah yang paling senior, UMS banyak berbagi informasi penting dengan UM Bandung sebagai adik bungsu yang baru berumur tujuh tahun.

Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Pemeringkatan UMS Budi Santoso mengaku sangat senang atas kunjungan ini karena bisa saling belajar dan berbagi banyak informasi dengan UM Bandung. Khususnya informasi bagaimana mengelola Humas di kampus Muhammadiyah.

Budi menjelaskan bahwa peran Humas sangatlah penting bagi eksistensi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA). Inti dasar Humas, kata Budi, yakni bagaimana menjadi jembatan komunikasi antara universitas dan masyarakat atau sebaliknya.

”Bukan hanya itu, Humas PTMA juga memiliki peran untuk menghubungkan komunikasi antara pimpinan dengan staf-staf yang ada di universitas itu sendiri sehingga terjadi arus komunikasi yang lancar,” kata Budi.

Tidak lupa Budi juga mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada Humas UM Bandung karena pengelolaan dan kontennya cukup menarik. Budi berharap pertemuan kedua kampus ini bisa menjadi upaya untuk sama-sama mengelola dan mengembangkan peran Humas di PTMA masing-masing.

Perlu kolaborasi

Content creator Promosi dan PMB UM Bandung Genya Anuceni Kurnain merasa senang dengan kunjungan UMS yang berlangsung dalam suasana hangat ini. Ia berharap bisa berkolaborasi dengan UMS untuk membuat berbagai konten menarik di media sosial.

”Konten kami di media sosial itu kebanyakan bersifat hiburan agar bisa menarik anak-anak muda calon mahasiswa baru. Membuat pesan promosi, tetapi dibalut dengan konten hiburan, ternyata itu sangat efektif untuk menggaet calon mahasiswa baru agar bisa kuliah di UM Bandung,” tutur Genya.

Genya menjelaskan bahwa media sosial UM Bandung sudah banyak ditonton netizen bahkan sampai puluhan juta kali. ”Kami juga untuk konten Youtube ada berita video yang kami beri nama campus news. Alhamdulillah Youtube UM Bandung sudah mendapatkan Silver Play Button,” tandas Genya.

Usai berdiskusi, rombongan dari UMS menyempatkan diri berkunjug dan melihat ruang produksi konten UM Bandung. Kegiatan kemudian ditutup dengan foto bersama.

Selain Budi Santoso dan rombongan, hadir dari pihak UM Bandung dalam pertemuan silaturahmi ini Kepala Bagian Kerja Sama dan Hubungan Internasional, Kepada Bagian SDM, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier, content creator dari Promosi dan PMB, dan tamu undangan lainnya.***(FA)

Administrator