Berita

Tingkatkan Wawasan dan Literasi Akuntansi Pelajar, HIMAKSI UM Bandung Kembali Gelar OPSI

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) UM Bandung kembali mengadakan Olimpiade Akuntansi (OPSI) pada Sabtu (13/01/2024). Acara yang berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan itu diikuti oleh puluhan peserta dari berbagi SMA/SMK/MA se-Indonesia.

OPSI tahun ini mengangkat tema ”The Existence Of Millennials Building The Nation In The Era of Society 5.0 Based On Accounting Knowledge”. Hadir pada pembukaan yakni Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Bandung, Ketua HIMAKSI, Sekretaris IMM FEB, mahasiswa, dan peserta.

Ketua Pelaksana Amnila Hanisah Rifainy menjelaskan bahwa OPSI pada tahun ini menjadi yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh HIMAKSI. ”Olimpiade yang sudah ada sejak tahun 2022 ini menjadi agenda tahunan bagi program studi Akuntansi,” ucap Amnila.

Ia menjelaskan ada beragam perlombaan yang dilaksanakan pada OPSI, di antaranya cerdas cermat, number one, dan infographic accounting.

”Tahun ini kita menambahkan dua kategori perlombaan. Pertama, number one, yakni mengerjakan siklus akuntansi dari jurnal umum sampai kertas kerja. Kedua, infographic accounting, yakni pembuatan poster berisikan informasi akuntansi,” jelas Amnila.

Amnila berharap para peserta dapat menambah wawasan dalam bidang akuntansi khususnya pada perekonomian Indonesia. ”Karena kita pada era 5.0 ini harus lebih technopreneurial sesuai dengan tagline UM Bandung yakni Islamic Technopreneurial University,” tandas Amnila.

Dampak positif

Sementara itu, Ketua HIMAKSI UM Bandung Muhammad Rizki Putrangga mengatakan bahwa kegiatan OPSI memiliki dampak positif kepada para peserta.

”Kita ingin memberikan impact kepada para peserta melalui OPSI ini agar mereka lebih mengetahui dan dapat mempersiapkan diri ke depan dalam menghadapi dunia Akuntansi,” terang Rizki.

Rizki juga berharap kepada para peserta agar dapat mengimplementasikan dan berbagi ilmu kepada teman-teman di sekolahnya masing-masing. ”Semoga OPSI ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para peserta untuk saling berbagi ide dan mengembangkan potensi bersama-sama,” harap Rizki.

Akuntan muda

Pada waktu yang sama, Wakil Dekan FEB UM Bandung Budi Sadarman sangat mengapresiasi kegiatan OPSI. Budi menjelaskan bahwa OPSI menjadi ajang positif bagi generasi milenial sebagai upaya meningkatkan literasi dan menciptakan akuntan muda yang berkompeten.

”Dalam rangka mencetak kader-kader yang akademisi, perlu adanya kegiatan yang bersifat ilmiah seperti OPSI ini,” ungkap Budi.

Oleh karena itu, Budi berharap agar kegiatan ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para peserta. ”Tidak hanya ilmu, tetapi ajang ini harus bisa meningkatkan silaturahmi dan mengenal lingkungan UM Bandung,” tandas Budi.***(FK)

Administrator

Berlangsung Empat Hari, HMM UM Bandung Sukses Gelar Orientasi Mahasiswa Baru Prodi Manajemen

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan mahasiswa Manajemen (HMM) UM Bandung sukses menyelenggarakan masa orientasi mahasiswa baru angkatan 2023. Acara tersebut diselenggarakan selama empat hari yakni tanggal 07, 12, 13, dan 14 Januari 2024.

Kegiatan dengan nama Masa Orientasi Manajemen Mahasiswa Baru Angkatan 2023 (Momenmu’23) ini diselenggarakan di dua tempat. Pada Minggu (07/01/2024) Momenmu’23 berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan UM Bandung. Sementara itu, dari Jumat-Minggu (12-14/01/2024) berlangsung di Bumi Perkemahan D’Peak Bongkor, Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Sebanyak 230 mahasiswa prodi Manajemen angkatan 2023 ikut melaksanakan kegiatan Momenmu’23. Ketua Pelaksana Momenmu’23 Najwan Muttaqin menjelaskan bahwa acara ini mengangkat tema ”Leadership in the Age of Digital Transformation”.

Najwan menjelaskan tema tersebut menjadi sebuah simbol suatu kepemimpinan pada era digital yang semakin berubah. ”Kita berharap para mahasiswa baru di era digital ini bisa lebih adaptif sebagai calon pemimpin,” ucap Najwan.

Ia juga menjelaskan bahwa berbagai kegiatan mulai pemberian materi, simulasi aksi, hingga pemilihan ketua angkatan dilaksanakan dalam acara Momenmu’23.

"Semua ini penting karena dapat mengasah skill kepemimpinan untuk kita gunakan pada era digital saat ni," jelas Najwan

Tidak hanya itu, para peserta juga akan lebih inovatif dan melek tentang perubahan digital melalui kegiatan Momenmu’23. ”Benefit yang diterima para peserta dapat menjadikan mereka lebih aktif sebagai mahasiswa, baik di dalam maupun luar kampus,” kata Najwan.

Syarat ikuti sidang akhir

Selain itu, para mahasiswa akan mendapatkan sertifikat Momenmu’23 sebagai salah satu syarat sidang akhir prodi Manajemen. ”Kegiatan ini menjadi wajib bagi para peserta untuk nantinya mendapatkan sertifikat Momenmu sebagai salah satu syarat bisa mengikuti sidang akhir,” terang Najwan.

Disambut antusias

Para peserta pun sangat antusias mengikuti berbagai rangkaian kegiatan Momenmu’23. Mahasiswa prodi Manajemen UM Bandung Bellia Aghata sangat bangga dengan acara ini.

”Banyak sekali manfaat yang kita dapat salah satunya itu bisa lebih memahami lagi seputar kampus khususnya Himpunan Mahasiswa Prodi Manajemen,” ungkap Bellia.

Sama seperti Bellia, mahasiswa prodi Manajemen UM Bandung lainnya yakni Ari Assrishan Sosh Mantoro sangat senang dengan Momenmu’23.

Ia juga berharap tahun depan kegiatan seperti ini bisa lebih meriah dan seru lagi. ”Semoga orientasi mahasiswa tahun depan dapat lebih baik lagi dan seru lagi kegiatannya,” katanya.***(FK)

Administrator

Apatisme Masyarakat Membuat Politik Terkesan Kejam dan Kotor

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Mahasiswa prodi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali menyelenggarakan Kuliah Bareng Birokrat edisi ke-5 di aula lantai dua kampus ini pada Sabtu (06/01/2024).

Kegiatan yang dihadiri 123 mahasiswa Administrasi Publik dan umum ini mengangkat topik “Politik Itu Kejam? Atau Rakyatnya Yang Lemah? Lalu Birokrasinya Harus Apa?” 

“Topik ini diangkat untuk menaikkan kembali semangat berpolitik pada kalangan anak muda di masa sekarang,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan Gina.

Apalagi saat ini, lanjut Gina, banyak muncul pemikiran-pemikiran kritis dari masyarakat dan mahasiswa terhadap birokrasi juga politik Indonesia yang dianggap tidak masuk akal.

Di sisi lain banyak masyarakat hanya sekedar mengkritik. Namun, di sisi lain mereka apatis dalam perpolitikan Indonesia karena bagi mereka politik itu kotor dan kejam.

Gina mengatakan bahwa isu ini sangat menarik dibahas karena fondasi dari kepedulian generasi muda juga penting untuk keberlangsungan birokrasi dan perpolitikan di Indonesia.

“Untuk itu kami berharap kuliah semacam ini dapat membangun empati para mahasiswa sebagai generasi penerus untuk melanjutkan dan membangun politik cerdas di Indonesia,” tandas Gina.

Gagasan itu pun sejalan dengan apa yang disampaikan oleh para narasumber. Mereka adalah Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan, Ketua DPD PKS Kota Bandung Ahmad Rahmat Purnama, dan dosen pengampu mata kuliah birokrasi dan governansi publik Fatmawati.

Ahmad Rahmat menjelaskan bahwa politisi dan birokrat merupakan dua hal yang berbeda. Namun, tugas pokok dan fungsinya saling berkaitan. “Bahkan tidak sedikit yang awalnya politisi berubah menjadi birokrat ataupun sebaliknya,” ujar Ahmad Rahmat.

Oleh sebab itu, Ahmad Rahmat menyarankan mahasiswa untuk terus belajar dan memperbarui pengetahuan soal politik karena mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang.

Sinergi tanpa intervensi

Sementara itu, Fatmawati menyampaikan bahwa jika berasumsi bahwa politik itu kejam, kesannya terlalu jauh. Hakikatnya, kata Fatmawati, politik itu tidak kejam seperti yang diasumsikan sebagian masyarakat.

Namun, hal yang membuat politik menjadi buruk atau kejam itu adalah sikap apatis dari masyarakat terhadap politik itu sendiri. Lebih jauh, Fatmawati menyampaikan bahwa hambatan utama birokrasi adalah munculnya intervensi politik, inkapabilitas ASN, perilaku KKN, dan ketidakterbukaan birokrasi.

“Pekerjaan rumah birokrat dan politisi adalah saling bersinergi tanpa intervensi. Itulah strategi yang dapat dijalankan agar birokrasi menjadi maju,” tandas Fatmawati.

Diskusi ini ditutup dengan pemaparan materi oleh Tedy Rusmawan yang menjelaskan banyak hal terkait birokrasi, salah satunya mengupas soal birokrasi yang terpercaya.

Menurutnya, birokrasi akan lebih dipercaya oleh masyarakat kalau bisa proaktif dan dan cepat tanggap terhadap permasalahan. Proaktif dan cepat dalam merespons itu sangat penting.

“Hal ini sangat disarankan karena membangun negara itu harus aktif dan cepat. Dengan berbasis teknologi, sebetulnya birokrasi itu bisa maju. Masalahnya, birokrasi di Indonesia kurang inovasi dan kreativitas dalam kecepatan dan aktifnya,” tegas Tedy.

Selain itu, lanjut Tedy, netralitas ASN juga sangat penting untuk diperhatikan dan dipraktikkan. “Sebagai pemimpin masa depan, kita harus jadi pemimpin yang gerak cepat, dan aktif terus dalam inovasi dan kreativitas,” pungkas Tedy.***

Administrator

Kuliah Bareng Birokrat UM Bandung Bahas Politik Dinasti dan Kondisi Tatanan Birokrasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kuliah Bareng Birokrat edisi ke-6 yang digelar oleh mahasiswa prodi Admistrasi Publik UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Rabu (10/01/2024) mengangkat tema “Pandangan Birokrat Terkait Politik Dinasti dan Rusaknya Tatanan Birokrasi”.

Kegiatan kali ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ketua Kaukus Perempuan Politik Kabupaten Sumedang Sonia Sugian. Kedua, Wakil Sekretaris DPW Partai Gelora Jawa Barat Farhan Nauval Rusli.

Sekretaris Prodi Administrasi Publik Rikki Maulana Yusuf menyampaikan bahwa tema yang diusung pada Kuliah Bareng Birokrat sesi ke-6 ini bisa menambah wawasan mahasiswa terkait isu-isu yang sedang berkembang dalam dunia politik nasional.

Terkait tema tersebut, lanjut Rikki, perlu dilihat dari dua sisi yang berbeda. Pertama, isu politik dinasti selalu menjadi penyebab munculnya sentimen negatif terhadap orang-orang.

“Kedua, jika tidak ada seseorang yang berani mencalonkan diri menjadi pejabat dan yang mampu adalah keluarga, itu hal yang sah saja, selama dia masih bisa mengemban amanah dan menjaga keadilan bagi rakyat,” ujarnya.

Dalam paparan materinya, Farhan Nauval Rusli memberikan tanggapannya mengenai apakah politik dinasti dapat menciptakan ketidakstabilan dalam implementasi kebijakan pemerintah atau tidak.

“Sebetulnya semuanya bisa. Bahkan yang tidak memakai jalur kerajaan, dinasti politik, atau keluarga politik, sebetulnya bisa. Jadi, semua orang ini bisa melakukan kesalahan yang sama. Kalau misalnya kita menghakimi keluarga politik, kenapa kita enggak menghakimi orang-orang biasa juga, kan kira-kira gitu,” tegas Farhan.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa setiap orang mempunyai kesalahan, benar salah dan baik buruk, itu merupakan hal yang biasa. Hanya saja ada sentimen pribadi atau kelompok terhadap keluarga politik.

“Karena kita mengerti bahwa cerita masa lalu ini di bawa hingga masa kini. Jadi, keluarga ini memang dari dulu mengkooptasi negara dan inilah yang disebut traumanya. Traumanya negara kita, traumanya bangsa kita, ketika dipimpin oleh sekelompok keluarga,” sambungnya.

Menurut Farhan, hingga saat ini tidak ada upaya konkret yang dilakukan pemerintahan dalam menghadapi politik dinasti. Hal tersebut dilandasi bahwa selama semua persyaratan dapat dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mencalonkan itu tidak mengapa.

“Saya rasa sampai hari ini enggak ada upaya pemerintah untuk memerintahkan itu. Pasalnya, kalau kita orang baru di politik, karena bapak kita politik, kita jadi punya dosa yang sama. Padahal, belum tentu juga. Jadi, ini memang sentimental pribadi,” tegasnya.

Terakhir, Aditya Rahman selaku Ketua Pelaksana menyampaikan tanggapannya terkait kondisi perpolitikan saat ini dan memberikan harapannya semoga bisa lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya.

“Untuk ke depannya, tatanan birokrasinya itu lancar, tidak ada yang merusak di dalamnya. Politik sekarang itu bisa dibilang kurang baik untuk dibicarakan. Ke depannya politik ini bisa jadi asumsi yang lebih baik untuk khalayak dini ataupun khalayak dewasa,” pungkasnya.***

Administrator

Kaprodi PAI UM Bandung Soroti Keunggulan dan Tantangan Teknologi AI dalam Pendidikan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kaprodi PAI Universitas Muhamamdiyah (UM) Bandung Dr Iim Ibrohim MAg mengatakan bahwa kecanggihan teknologi artificial intellegence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan salah satu inovasi dari pengembangan IPTEK yang luar biasa.

Manfaat AI saat ini, kata Iim, dapat dirasakan oleh banyak umat manusia. Para pendidik juga sejatinya dituntut mampu mengambil sisi positif dari kehadirannya.

“Pada beberapa aspek, unsur kognitif misalnya, penggunaan teknologi AI dipastikan akan lebih mempermudah dan mempercepat pencapaian pendidikan. Selain itu, kreativitas juga pastinya dapat terbangun,” ujar Iim di kampus UM Bandung pada Rabu (10/01/2024).

Siap tidak siap, tambah Iim, sistem pendidikan tetap harus terus berupaya untuk mempersiapkan diri dengan baik. Penggunaan kecanggihan teknologi AI tentunya dapat dilakukan cecara bertahap dengan memperhatikan modal yang dimiliki, salah satunya SDM.

SDM dan fasilitas belajar menjadi kunci pemanfaatan perangkat teknologi. Namun, kata Iim, ada prinsip yang harus menjadi catatan bahwa ma la yudraku kulluhu la yutraku kulluhu, yakni jika belum mampu secara semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.

“Kita dapat memanfaatkan teknologi sesuai dengan potensi yang dimiliki. IPTEK itu terus berkembang dan globalisasi terus menerjang. Oleh karena itu, kita harus terus berupaya untuk berlayar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,” tutur Iim.

Lebih jauh, Iim menerangkan bahwa generasi Z atau milenial memang dilahirkan pada era teknologi dan akrab dengan hal itu. Berbeda dengan generasi Y, X, apalagi Babyboomer. Idealnya cara belajar mereka, kata Iim, baik di sekolah maupun luar sekolah, dengan memaksimalkan kecanggihan teknologi seperti yang berkembang saat ini.

Namun, perlu dicatat bahwa memaksimalkan teknologi dalam pembelajaran baru pada aspek tertentu saja. Belum bisa pada semua aspek pencapaian. “Aspek lainnya seperti apektif dan live together tentu dibutuhkan penjiwaan tulus dari para pendidik,” ujar Iim.

Terkait konsep ideal yang dapat dilakukan oleh para penyelenggara pendidikan, lanjut Iim, tentu dengan memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki. Termasuk teknologi. Bagi sekolah yang SDM dan fasilitas belajarnya sudah mumpuni, pada beberapa aspek, baik itu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut dapat memaksimalkan kehadiran teknologi.

Iim menjelaskan bahwa keberadaan teknologi merupakan anugerah yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh insan pendidikan saat ini. Para penyelenggara pendidikan juga dapat memilih dan memilah mana yang sekiranya bagus.

“Dari delapan standar pendidikan itu, mana yang dapat dimaksimalkan untuk pemanfaatan AI dan mana yang perlu penguatan secara manual. Bagi sekolah yang belum siap, terlebih takut dengan dampak negatifnya, dapat melakukan sesuai dengan proporsinya,” tandas Iim.

Meski kecanggihan teknologi, AI, misalnya, saat ini bisa menunjang pendidikan, Iim mengingatkan pegiat pendidikan agar tetap hati-hati dengan dampak negatif. “Maslahat dan madaratnya harus terus diperhatikan dengan saksama tanpa melupakan fitrah dasar siswa yang telah dilahirkan pada abad 21 ini,” pungkas Iim.***(FA)

Administrator

Atlet Tapak Suci UM Bandung Raih Prestasi Gemilang di Kejuaraan BLAC Batch 5

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Atlet tapak suci dari Pimpinan Cabang Tapak Suci Putera Muhammadiyah (PC TSPM) UM Bandung berhasil. Memborong prestasi membanggakan pada kejuaraan Bandung Lautan Api Championship (BLAC) batch 5 tahun 2023.

Kegiatan ini berlangsung di Gor Sport hall Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dari 22-24 Desember 2023. Perlombaan ini juga dihadiri ribuan peserta mulai dari TK atau pra usia dini hingga dewasa. BLAC sendiri mempertandingkan beberapa kategori, mulai dari kategori tanding, solo kreatif, hingga seni.

Medali emas

Salah satu anggota PC TSPM UM Bandung yakni Munalih Baharudi berhasil meraih medali emas pada ajang ini. Medali emas ini ia dapatkan dari pertandingan pencak silat kelas tanding F kategori dewasa putra.

Munalih mengatakan bahwa ajang BLAC ini memiliki perbedaan dengan pertandingan sebelumnya. Ada penambahan aturan baru pada pertandingan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). "Perbedaannya itu ada pada aturan tanding, seperti jatuhan, bantingan, hingga tarikan yang akan berpengaruh pada poin penilaian peserta," ucap Munalih pada Senin (08/01/2024).

Ia juga mengatakan bahwa pada kompetisi BLAC kali ini ada peserta yang berasal dari kalangan tentara, polisi, dan peserta dari Malaysia. "Pertandingan kali ini membuat kita ekstra kerja keras, mulai dari menambah porsi latihan sampai belajar peraturan baru" kata Munalih.

Medali Perak

Tidak hanya Munalih, salah anggota PC TSPM UM Bandung lainnya yakni Elsa Nur Alia Rifa berhasil meraih medali perak pada kategori seni tunggal tangan kosong. Elsa mengaku dirinya dan anggota lain berlatih dua hingga tiga kali seminggu untuk mempersipakan kegiatan ini.

”Selain menambah latihan, kita juga mendapatkan pengarahan dari pelatih untuk pertandingan harus seperti apa dalam perlombaan. Alhamdulillah hasilnya positif,” ungkap Elsa.

Pada kategori seni tunggal, ia memerlukan penyesuaian antara gerakan dan waktu yang ditentukan. ”Latihan fisik sampai menghafal teknik gerakan perlu kita lakukan secara konsisten agar bisa fokus saat pertandingan nanti,” imbuh Elsa.

Venue latihan

Atas raihan membanggakan ini, Pembina PC TSPM UM Bandung Ahmad Rifai pun memberikan apresiasi karena para atlet sudah mengharumkan organisasi dan kampus. ”Prestasi kali ini bukan yang pertama, melainkan yang kesekian kalinya. Pencapaian ini berkat latihan serius dan tekun sehingga prestasi atlet PC TSPM UM Bandung terus bertambah,” tegas Rifai.

Lebih jauh, Rifai berharap ke depan UM Bandung bisa memiliki venue penca silat agar pembinaan kader atlet terus berkembang dan berkelanjutan. “Venue silat itu PR kita bersama agar UM Bandung menjadi pusat gerakan tapak suci Jawa Barat,” pungkas Rifai.

Berikut nama-nama atlet peraih medali dari PC TSPM UM Bandung. Untuk mendali emas diraih Munalih Baharudi (Akuntansi). Sementara itu, medali perak diraih Elsa Nur Alia Rifa (Farmasi) dan Putri Leonita Cikal (Teknik Informatika). Adapun Juara Harapan 1 berhasil diraih Syafana Maulida (Farmasi), M Hijri Thoriq (Teknik Informatika), Naura Syifa (Manajemen), dan Gungun Aditya (Manajemen).***(FK)

Administrator