Berita

Raker APSI PTMA 2024 di UM Bandung, Perkuat Catur Dharma Psikologi Muhammadiyah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Prodi Psikologi UM Bandung sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan APSI PTMA 2024 yang digelar dari Jumat-Sabtu (25-26/10/2024).

Acara yang dipusatkan di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Fakultas dan Prodi Psikologi PTMA seluruh Indonesia.

Acara yang berlangsung dengan khidmat ini mengangkat tema ”Kolaborasi Inovasi Psikologi Berbasis Islamic Technopreneur (Inspiring Innovation, Transform the World)”.

Ketua Pelaksana Rika Dwi Agustiningsih mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rapat kerja dari APSI PTMA setiap tahunnya.

”Kegiatan tahunan ini menjadi rapat kerja bagi APSI PTMA untuk menyusun rencana program kerja yang bisa saling menguatkan catur dharma dari setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah,” ucap Rika.

Ia juga mengatakan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi bagi anggota APSI PTMA dan momentum yang sangat penting untuk membahas seputar isu dalam bidang psikologi.

”Tentu dengan adanya diskusi bersama ini, kami berharap bisa saling menguatkan dan meningkatkan citra PTMA khususnya program studi Psikologi,” jelas Rika.

Terkait kegiatan ini, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Hendar Riyadi pun memberikan apresiasi tinggi.

Menurutnya, banyak sekali persoalan yang dihadapi PTMA, khususnya yang terkait dengan program studi Psikologi, sehingga kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mendiskusikan masalah tersebut.

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh program studi Psikologi, kata Hendar, adalah bagaimana menyelesaikan kehadiran teknologi yang mengganggu permasalahan mental anak-anak.

”Oleh karena itu, pelayanan psikolog dari perguruan tinggi sering diminta oleh sekolah-sekolah agar kehadiran teknologi bisa mendatangkan berkah, bukan menjadi beban baru dalam kehidupan,” ungkap Hendar.

Maka dari itu, Hendar berharap dengan adanya acara APSI PTMA ini, dapat memberikan kontribusi penting dan positif dalam upaya nyata meningkatkan kualitas pendidikan psikologi di seluruh kampus Muhammadiyah.

”Semoga kegiatan ini bisa menghasilkan sinergi, kekuatan, dan memberikan kontribusi penting untuk seluruh PTMA khususnya di program studi Psikologi,” tandas Hendar.

Sementara itu, pada kesempatan ini, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung Setriani terpilih sebagai Ketua APSI PTMA untuk masa bakti 2024-2027.

Ia mengatakan bahwa akan ada banyak program yang segera dijalankan untuk mengembangkan fakultas dan program studi Psikologi khususnya yang tergabung di PTMA.

”Dalam rapat koordinasi tadi, kita sudah melakukan diskusi dan banyak sekali masukan yang kontributif untuk kita segera laksanakan ke depannya,” ujar Setriani.

Setriani juga berharap agar dirinya dan kepengurusan APSI PTMA yang baru bisa terus melanjutkan program-program yang sudah dirintis oleh kepengurusan sebelumnya.

”Tentu kami akan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitar khususnya di lingkungan Muhammadiyah yang kegiatannya akan bersinggungan dengan masyarakat langsung,” tutup Setriani.

Selain rapat kerja APSI, acara ini juga menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan menarik, mulai dari seminar nasional hingga kompetisi antar mahasiswa PTMA, baik bidang ilmiah maupun non ilmiah. Acara ini berlangsung dengan khidmat, tertib, dan lancar dari awal hingga selesai.***(FK)

Administrator

Hendar Riyadi Tekankan Pentingnya Pemahaman Mendalam Untuk Hindari Arogansi dalam Praktik Keagamaan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dr Hendar Riyadi MAg menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kearifan dalam menjalankan agama—seraya mengutip pemikiran Nuruddin Muhammad Hasan Itr.

Menurutnya, agama ibarat sebuah kendaraan yang hanya dapat dijalankan dengan baik oleh orang-orang yang ahli dan memiliki kebijaksanaan.

Tanpa adanya kearifan, kata Hendar, perjalanan agama bisa terganggu dan bahkan membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

“Saat ini banyak orang yang menjalankan agama tanpa pemahaman yang mendalam, sehingga tindakan mereka terkadang “senggol sana-senggol sini,” tidak terkendali, bahkan sering kali terkesan arogan,” ujar Hendar saat membuka seminar Living Al-Quran: Kajian Tafsir Al-Quran dan Problematika Dakwah Islamiyah di Barat” yang digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung pada Jumat (25/10/2024).

Sebagai perbandingan, Hendar menyebutkan contoh dari pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, yang mengajarkan agama dengan cara memainkan biola—merujuk kepada film ”Sang Pencerah”.

Dalam film tersebut, biola yang dimainkan oleh orang yang ahli menghasilkan suara merdu dan menenangkan, sedangkan ketika dimainkan oleh orang yang tidak terampil, suaranya justru mengganggu.

”Demikian juga dengan agama. Hanya mereka yang memiliki pemahaman dan kebijaksanaan yang akan membawa agama menjadi sesuatu yang indah dan menenangkan,” kata Hendar.

Di samping itu, Hendar juga menyoroti pentingnya kajian agama di kalangan akademisi dan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa di lingkungan perguruan tinggi, khususnya UM Bandung, kajian keagamaan dan riset ilmiah menjadi keharusan.

Hal ini bukan hanya untuk mempelajari pengetahuan yang ada, melainkan demi menciptakan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat.

”Universitas berperan penting dalam mendorong mahasiswa untuk terus mengembangkan pemahaman baru yang diperoleh melalui riset terbaru dan kajian mendalam,” tegas Hendar.

Lebih lanjut, Hendar menjelaskan bahwa kajian tafsir Al-Quran kini semakin berkembang. Ia menyebutkan beberapa ulama kontemporer seperti Quraish Shihab, Buya Hamka, dan Abdullah Saeed yang sering kali menjadi rujukan kajian tafsir di Indonesia.

Perkembangan bidang ilmu tafsir ini memungkinkan umat Islam untuk memahami Al-Quran dengan cara yang lebih relevan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada kesempatan itu, Hendar juga mengapresiasi forum kajian yang dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa karena menghadirkan berbagai narasumber yang kredibel dalam ilmu keislaman.

”Kegiatan semacam ini adalah bentuk nyata dari pengembangan ilmu pengetahuan, yang sangat penting untuk terus dikembangkan dalam dunia pendidikan tinggi, khususnya di lingkungan universitas,” pungkas Hendar.***(FA)

Administrator

Kesempurnaan Iman Terletak Pada Akhlak Mulia

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Dadang Kahmad, dalam acara Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang diselenggarakan Aisyiyah Jawa Barat, menekankan pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Dadang, akhlak adalah cerminan dari karakter seseorang yang terbentuk melalui kebiasaan dan nilai-nilai yang dianutnya.

Dalam pemaparannya, Dadang menjelaskan bahwa akhlak mencerminkan kepribadian seseorang, sebagaimana dipahami dalam sosiologi dan antropologi.

Akhlak tidak hanya mencakup budi pekerti atau perilaku, tetapi merupakan hasil dari kebiasaan positif yang konsisten.

Dengan mengulangi tindakan-tindakan baik, seseorang dapat membentuk karakter yang baik.

Dadang juga mengungkapkan bahwa membiasakan diri dengan akhlak yang baik terkadang memerlukan dorongan lebih.

“Seperti kata orang tua kita, terkadang kita perlu memaksa diri agar kebiasaan baik tersebut dapat tertanam dalam diri kita,” ujar Dadang dalam acara yang digelar secara daring pada 24 Oktober 2024 lalu.

Lebih lanjut, Dadang menegaskan bahwa dalam Islam, akhlak merupakan pedoman utama dalam berhubungan dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungan.

Akhlak yang mulia atau yang disebut sebagai akhlak mahmudah, mencakup berbagai aspek hidup, mulai dari tanggung jawab kepada Tuhan, kepedulian terhadap sesama, hingga kelestarian alam.

Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, Dadang menyebutkan bahwa kesempurnaan iman seseorang diukur dari seberapa baik akhlaknya.

Semakin baik akhlak seseorang, semakin sempurna pula imannya. Dadang menambahkan bahwa meskipun seseorang beriman, imannya belum sepenuhnya sempurna tanpa akhlak yang baik.

Akhlak, menurut Dadang, menjadi identitas yang membedakan seorang muslim dari pemeluk agama lainnya.

“Seorang muslim memiliki nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, dan keteguhan dalam menjalankan ajaran Islam, yang menjadi ciri khas dan identitasnya,” jelasnya. Hal ini, kata Dadang, menjadi pembeda utama dalam kehidupan beragama.

Dadang juga menekankan bahwa Al-Quran merupakan sumber utama ajaran akhlak dalam Islam.

Di dalamnya banyak sekali panduan tentang sifat-sifat baik, seperti kesabaran, kejujuran, dan sikap dermawan.

Ia mengajak umat untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup sehingga setiap muslim dapat menjadi teladan dalam masyarakat.

Dadang juga mengajak warga Muhammadiyah bisa meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dengan menjadi uswah hasanah atau teladan bagi sesama melalui sifat-sifat seperti sidik (jujur), tablig (menyampaikan kebenaran), amanah (dapat dipercaya), dan fathanah (cerdas).

”Dalam setiap kegiatan hidup, warga Muhammadiyah untuk selalu berlandaskan niat yang ikhlas, mengamalkan amal saleh, serta menjauhkan diri dari perilaku tercela, seperti riya, sombong, boros, merusak, dan perbuatan keji lainnya,” tandas Dadang.

Selain itu, warga Muhammadiyah juga diharapkan menampilkan akhlak yang disukai dan menjadi teladan di masyarakat dan menghindari segala bentuk akhlak yang dapat menyebabkan permusuhan.

Dalam bekerja sehari-hari, setiap anggota Muhammadiyah harus menjauhkan diri dari praktik korupsi, kolusi, dan perbuatan yang merugikan hak publik.

Pasalnya perilaku tersebut tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi menciptakan dampak buruk bagi kehidupan di dunia.***(FA)

Administrator

Iklim Berpikir Kritis Diperlukan Untuk Lawan Korupsi Politik

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pakar Hukum Tata Negara dan dosen STHI Jentera Bivitri Susanti menyoroti masalah korupsi politik yang dianggap lebih rumit dibandingkan dengan korupsi kecil atau petty corruption—yang sama-sama harus diberantas.

Dalam diskusinya, Bivitri menekankan bahwa pemberantasan korupsi politik tidak hanya menyentuh aspek teknis hukum, tetapi berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Korupsi politik itu lebih kompleks karena melibatkan partai politik dan berbagai institusi formal negara, seperti DPR, yudikatif, hingga pemerintah daerah," ungkap Bivitri saat menjadi narasumber seminar dalam rangkaian acara Kinemaksi yang digelar Artside UM Bandung pada Selasa (23/10/2024).

Ia menyebutkan bahwa korupsi politik berakar dalam sistem kekuasaan dan membutuhkan gerakan sosial kolektif untuk dapat diberantas.

Dirinya berharap ada aksi bersama-sama mendorong gerakan sosial untuk menghapus korupsi politik. Gerakan seperti ini, kata dia, implikasinya akan sangat positif bagi demokrasi Indonesia.

Menurutnya, korupsi kecil seperti sogokan untuk mendapatkan SIM atau "uang rokok" kepada aparat, misalnya, meski perlu diberantas, masih kalah rumit dibandingkan dengan korupsi politik yang menyentuh lingkup kekuasaan besar.

Ia menegaskan pentingnya akuntabilitas bagi setiap individu dalam sistem politik dengan fokus pada prinsip anti-korupsi.

Iklim berpikir kritis

Bivitri juga menyoroti pentingnya menciptakan iklim yang mendorong masyarakat untuk berpikir kritis.

"Sering kali orang yang kritis dicap negatif atau dianggap tidak kebagian jabatan," katanya. Menurutnya, hal tersebut keliru karena kritik yang sehat diperlukan untuk memperbaiki sistem sebuah negara.

Lebih lanjut, Bivitri menekankan bahwa dalam melawan korupsi, masyarakat harus berpegang pada prinsip, bukan individu.

"Kita sudah belajar banyak dalam sepuluh tahun terakhir, bahwa memuji individu tanpa memegang prinsip, hanya akan memperparah masalah dalam tata negara kita," jelasnya.

Ia menekankan bahwa pegangan masyarakat harus pada akuntabilitas, di mana setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya, baik secara hukum maupun politik.

"Kita tidak boleh lagi menghamba pada orang karena hal itu hanya dilakukan kepada Tuhan. Tugas kita adalah melayani warga, bukan melayani negara," tegas Bivitri.

Merampas hak warga

Bivitri pun mengajak para peserta seminar untuk memahami bahwa korupsi politik bukanlah masalah teknis hukum semata, melainkan persoalan yang mempengaruhi hak-hak dasar warga negara.

"Korupsi merusak kehidupan kita sebagai warga. Hak kita atas udara yang bersih, misalnya, bisa terampas karena keputusan yang diambil berdasarkan kepentingan pribadi," kata Bivitri, sambil menyinggung masalah polusi udara di Jakarta.

Ia mencontohkan bagaimana korupsi politik bisa menyebabkan kebijakan yang merugikan publik, seperti penggunaan batu bara berkualitas rendah dalam pembangkit listrik, karena adanya kepentingan pengusaha yang dekat dengan pejabat pemerintah.

"Korupsi bukan hanya soal penjara atau selebritas yang terlibat, tetapi soal hak-hak kita yang dirampas oleh mereka yang tidak amanah dalam menjalankan kekuasaannya," tegas Bivitri.

Bivitri menutup dengan ajakan agar masyarakat terus membangun pemikiran kritis dan menolak untuk diam dalam menghadapi ketidakadilan.

"Korupsi harus kita bongkar dan itu dimulai dari keberanian untuk berpikir kritis dan menolak diam terhadap ketidakadilan," tutupnya.

Tambahan informasi, event Kinemaksi berawal dari keluarnya nama UM Bandung sebagai pemenang proposal terpilih dari Kompetisi Screening Film Kategori Kampus dari ACFFEST KPK.

UM Bandung bersama Institut Seni Yogyakarta, Unair, dan Undip berhasil meraih pendanaan untuk menggelar event screening film bertemakan anti-korupsi.

Acara ini digelar selama dua hari dengan konsep outdoor screening dan indoor screening, bertempat di Front Yard UM Bandung dan Auditorium KH Ahmad Dahlan.

Bersama Art Sinematografi Deluxe (Artside), Kinemaksi berkonsep mirip seperti sebuah festival seni yang partisipatoris dan melibatkan berbagai kolaborasi dan pertemuan antar komunitas dan organisasi.***(FK/FA)

Administrator

UM Bandung Tutup Kegiatan KKN 2024 dengan Menggelar Expo

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menyelenggarakan Expo KKN 2024 pada Rabu, 16 Oktober 2024, sebagai rangkaian penutupan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Acara yang bertema "Optimalisasi Pengelolaan Potensi Lokal yang Berkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat" ini bertujuan untuk menampilkan inovasi dan kontribusi mahasiswa dalam mengelola potensi lokal di daerah tempat mereka melakukan KKN.

Expo ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Wakil Rektor I UM Bandung, Ketua LPPM UM Bandung, Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat, Pj Bupati Kabupaten Bandung, dan Pj Bupati Kabupaten Garut.

Selain itu, hadir pula perwakilan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Garut, di antaranya Camat Pasirwangi, Camat Tarogong Kaler, Camat Tarogong Kidul, dan Camat Leles.

Hadir pula perwakilan dari Kabupaten Cianjur dan Kota Cimahi, seperti Camat Karang Tengah, Camat Cimahi Selatan, Camat Cimahi Tengah, Camat Cimahi Utara, dan termasuk Camat Cibiru.

Expo KKN 2024 ini menampilkan sekitar 114 booth yang berisi berbagai proyek inovatif dari mahasiswa KKN.

Para peserta dengan antusias menampilkan karya dan proyek yang telah mereka rancang selama masa KKN.

Booth-booth yang ada menampilkan inovasi-inovasi dalam pengelolaan potensi lokal dari desa mitra di Kabupaten Bandung, Cianjur, Cimahi, dan Garut.

Tidak hanya menampilkan proyek, acara Expo juga mengadakan kompetisi untuk memilih yang terbaik dalam lima kategori, yakni Display Stand Expo Terbaik, Produk Inovatif Terbaik, Teamwork dan Sinergi Kelompok, Program Terinovatif, serta Artikel Terinspiratif. Pengumuman pemenang dilakukan di akhir acara.

Kegiatan penutupan KKN ini dibuka dengan pertunjukan Tari Merak yang semakin memeriahkan suasana dan menghibur para peserta serta tamu undangan.

Dengan keberhasilan Expo KKN 2024, UM Bandung menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi lokal dan melibatkan masyarakat untuk keberlanjutan pembangunan.***(FK)

Administrator

UM Bandung Selenggarakan Kinemaksi, Gaungkan Pesan Anti Korupsi Lewat Film

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Art Cinematography Deluxe (Artside) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses mengadakan pembukaan Event Screening Film Anti Korupsi (Kinemaksi) pada Selasa (22/10/2024).

Acara yang berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan UM Bandung itu menjadi rangkaian kompetisi dari Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) yang dikelola oleh Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK.

Beragam rangkaian acara dilaksanakan, mulai dari pemutaran film, seminar, musikalisasi puisi, kompetisi esai, hingga live painting.

Dijadwalkan pada esok hari akan hadir akademisi dan pakar hukum tata negara Bivitri Susanti dan content creator terkenal Guru Gembul sebagai narasumber seminar.

Vice Director of Event Kinemaksi Dzulfikar Maulana mengatakan bahwa acara tersebut menjadi bentuk kepedulian bagi generasi muda dalam meningkatkan kesadaran seputar isu anti korupsi. 

”Niat awal kita ini untuk bisa memantik dan menumbuhkan integritas generasi muda dalam isu anti korupsi,” ucap Dzulfikar.

Event tersebut menurutnya berawal dari terpilihnya UM Bandung dalam kompetisi screening film kategori kampus dari ACFFEST KPK.

”Alhamdulillah UM Bandung terpilih 6 besar dari 20 peserta dari seluruh Indonesia dalam kompetisi ACFFEST KPK,” jelasnya.

Dirinya berharap agar event tersebut dapat memperluas isu-isu anti korupsi kepada para pengunjung.

”Harapannya semoga niat kami untuk menumbuhkan kultur kritis dalam isu anti korupsi bisa terlaksana dan terwujud,” kata Dzulfikar.

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief menjelaskan bahwa ACFFEST kali ini menjadi tahun ke-10 diselenggarakannya acara tersebut.

Menurutnya, Festival tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk menyebarkan pesan-pesan anti korupsi melalui film.

”Festival yang sudah tahun ke-10 ini diselenggarakan bersama masyarakat seluruh sineas untuk menghasilkan film anti korupsi agar bisa ditonton,” ungkap Amir.

Ia juga mengatakan bahwa film menjadi media pesan yang mampu menarik minat para penonton dalam mensosialisasikan seputar anti korupsi.

”Adanya film yang ditampilkan ini masyarakat akan memiliki semangat anti korupsi melalui berbagai pesan moral yang ada,” terangnya.

Amir mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bergabung dalam meramaikan festival tersebut.

”Kita harapkan dengan adanya film ini dapat menjadikan masyarakat semakin tertarik dan meningkatkan kesadaran akan anti korupsi dan dapat menyebarkannya di lingkungan sekitar, keluarga, ataupun masyarakat,” tandasnya.***(FK)

Administrator