Berita

Dadang Kahmad: Pemerintah Harus Tegas Atasi Promosi Judi Online Yang Semakin Terang-terangan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Dadang Kahmad secara tegas mengkritik maraknya promosi judi online (judol) yang melibatkan artis dan influencer ternama. 

Ia menilai fenomena ini terjadi akibat lemahnya tindakan tegas dari aparat penegak hukum serta adanya pihak-pihak berkuasa yang turut terlibat dalam mempromosikan aktivitas ilegal tersebut.

“Promosi judi online semakin terang-terangan karena kejahatan dan keburukan dibiarkan tanpa penindakan serius. Baik pemerintah maupun pihak lain tidak memberikan respons yang memadai, sehingga praktik ini terus merajalela. Apalagi, banyak orang yang memiliki kekuasaan justru ikut bermain dalam promosi judol,” ungkap Dadang belum lama ini.

Dadang menyoroti adanya ketidakadilan dalam penegakan hukum. Ia mengkritik perlakuan yang berbeda antara masyarakat biasa dan artis besar yang terlibat dalam promosi judol. 

Menurutnya, hal ini mencerminkan lemahnya sistem hukum yang seharusnya memberikan efek jera secara merata. “Sangat disayangkan ketika hukum justru menunjukkan perlakuan yang berbeda. Ini hanya memperkuat pandangan bahwa penegakan hukum kita tidak efektif,” katanya.

Sebagai bentuk respons terhadap persoalan ini, Muhammadiyah mengambil langkah tegas untuk memperkuat pembinaan internal. Dadang menjelaskan bahwa edukasi terhadap anggota persyarikatan, khususnya generasi muda, menjadi prioritas utama untuk mencegah mereka terjerumus ke dalam praktik judi.

“Muhammadiyah menekankan pentingnya pembinaan dan edukasi. Generasi muda harus dibekali dengan pemahaman yang mendalam mengenai dampak buruk dari perjudian, baik secara individu maupun sosial,” tegasnya.

Ia juga mendorong masyarakat sipil untuk berperan aktif dalam menyadarkan publik melalui dakwah yang mengedukasi. Selain itu, Dadang menyerukan kepada pemerintah agar mengambil tindakan tegas terhadap promosi judi online yang jelas melanggar hukum dan nilai agama.

“Kita sebagai masyarakat sipil harus mendesak pemerintah untuk bertindak tegas. Promosi judi online ini melanggar aturan agama dan negara serta membawa risiko besar bagi fisik maupun ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Dadang berharap Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH) Muhammadiyah turut aktif dalam mendukung upaya penegakan hukum. Menurutnya, langkah hukum yang konsisten dapat membantu mengatasi maraknya praktik promosi judol.

“Strategi Muhammadiyah adalah membina anggotanya agar menjauhi judi online. Kami juga berharap MHH mengambil peran hukum yang nyata untuk memastikan penegakan hukum dilakukan secara konsisten,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dadang mengingatkan bahwa larangan terhadap judi telah ditegaskan dalam Al-Quran, terutama dalam Surah Al-Maidah ayat 90 dan 91. Ia menekankan bahwa perjudian tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama, tetapi juga merusak hubungan sosial dan spiritual manusia.

“Larangan judi bukan hanya persoalan agama, tetapi juga berdampak buruk pada masyarakat secara luas. Hal ini harus menjadi perhatian kita semua,” pungkas tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi Ketua PWM Jawa Barat ini.***

Administrator

Ririn Suharsih: Organisasi Filantropi Harus Adaptif dengan Teknologi Data

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kaprodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Bandung Ririn Suharsih menyoroti pentingnya pemanfaatan big data untuk meningkatkan efektivitas filantropi saat mengisi program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat belum lama ini.

Dalam pemaparannya, Ririn menjelaskan bahwa big data, yang mencakup data dalam jumlah besar dan berasal dari berbagai sumber, dapat memberikan wawasan mendalam yang bermanfaat bagi organisasi filantropi dalam memahami kebutuhan masyarakat secara lebih akurat.

Menurut Ririn, data digital terus berkembang membentuk "datasphere global" yang diperkirakan akan mencapai 163 zettabyte pada 2025. Data ini mencakup segala sesuatu dari data di perangkat pribadi hingga data transaksi dan media sosial. ”Datasphere global ini dapat menjadi sumber informasi yang sangat berharga bagi organisasi filantropi untuk merancang program yang lebih relevan dan efektif,” ujar Ririn.

Pemanfaatan big data dalam filantropi memungkinkan organisasi untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai perilaku dan kebutuhan masyarakat. Dengan insight ini, organisasi dapat merancang program yang lebih sesuai dan meningkatkan akuntabilitas serta transparansi dalam pengelolaan dana. Ririn menekankan bahwa memahami dan memanfaatkan big data merupakan kunci untuk mengoptimalkan strategi filantropi di era digital.

Proses pengumpulan data menjadi langkah awal yang penting. Organisasi filantropi perlu mengidentifikasi sumber data relevan, seperti data internal, media sosial, survei, dan database publik. Setelah terkumpul, data tersebut perlu divalidasi untuk memastikan keakuratannya. ”Proses pengumpulan yang teliti merupakan landasan penting bagi analisis yang akurat," tambah Ririn.

Setelah data terkumpul, analisis data menggunakan metode seperti machine learning dapat membantu organisasi mengelompokkan penerima manfaat. Misalnya, metode klastering K-Means dapat mengidentifikasi kelompok-kelompok yang berbeda sesuai dengan kebutuhan spesifik sehingga organisasi dapat menyesuaikan program bantuan secara lebih tepat sasaran.

Selain segmentasi penerima manfaat, big data juga bermanfaat untuk memahami pola donasi dari para donatur. Dengan mengelompokkan donatur berdasarkan karakteristik tertentu, organisasi dapat mengembangkan strategi komunikasi dan pendekatan yang lebih personal. Ririn menekankan bahwa personalisasi pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas donatur.

Sebagai penutup, Ririn Suharsih menyampaikan bahwa masa depan filantropi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam memanfaatkan data. ”Organisasi yang mampu beradaptasi dengan teknologi data akan memiliki keunggulan dalam menciptakan dampak sosial yang lebih besar,” tandas Ririn.***(FA)

Administrator

Terinspirasi Cahaya Lentera, BEM UM Bandung Bertekad Bangkitkan Semangat Mahasiswa

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Muhammad Tazakka Ahsan resmi melantik anggota BEM untuk periode 2024-2025. Pada kesempatan yang sama, Koordinator Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Korkom IMM) UM Bandung untuk periode 2024-2025 juga dilantik oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Bandung.

Acara pelantikan berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga Kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Kota Bandung, pada Selasa (12/11/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Hendar Riyadi, perwakilan Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier, PC IMM Kota Bandung, serta perwakilan dari berbagai organisasi mahasiswa di UM Bandung.

Muhammad Tazakka Ahsan mengungkapkan bahwa mengemban amanah sebagai Ketua BEM adalah sebuah tanggung jawab besar, khususnya sebagai koordinator organisasi mahasiswa (ormawa) dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan kampus.

“Menjadi bagian dari BEM atau Korkom IMM bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan pengorbanan. Organisasi ini berperan penting dalam menaungi ormawa dan UKM serta mengoordinasikan Pimpinan Komisariat IMM di UM Bandung,” ujar Ahsan.

Pada kepemimpinan kali ini, BEM UM Bandung mengusung kabinet dengan nama ”Kabinet Lentera.” Kabinet ini diharapkan mampu membawa perubahan positif dan menyebarkan energi baru bagi BEM serta komunitas kampus.

”Lentera adalah simbol api kecil yang menyala, menggambarkan BEM UM Bandung yang siap terus bergerak meski pernah vakum tiga tahun lalu. Kami ingin kabinet ini menjadi cahaya yang terus menyala, menghidupkan kembali semangat positif yang sempat meredup,” jelas Ahsan.

Dalam pidatonya, Ahsan juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi di lingkungan kampus. ”Kami menyadari masih banyak yang perlu dibenahi. Karena itu, kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak di kampus, dari pimpinan hingga ormawa, agar nilai-nilai positif dan keindahan di UM Bandung terus berkembang,” lanjutnya.

Sebagai BEM yang masih berusia muda, Ahsan mengajak pihak kampus untuk memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas dan anggaran yang memadai. ”Sinergi dengan pimpinan, kepala bagian, dan ormawa akan terus kami lakukan untuk menciptakan berbagai program yang bermanfaat bagi mahasiswa,” tegasnya.

Dengan pelantikan Kabinet Lentera ini, BEM UM Bandung akan mengelola dua belas kementerian, masing-masing dipimpin oleh satu koordinator. Setiap kementerian diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung kegiatan kemahasiswaan dan mencapai tujuan organisasi.***(FK)

Administrator

Dalam Pelantikan BEM, Wakil Rektor UM Bandung Kupas Tuntas Tiga Nilai Kepemimpinan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Hendar Riyadi menguraikan tiga nilai esensial dan fundamental dalam kepemimpinan organisasi pada momentum pelantikan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Korkom IMM.

Acara pelantikan yang berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Selasa (12/11/2024), ini menjadi ajang penyampaian visi kepemimpinan yang mendalam khususnya bagi mahasiswa.

Integritas menjadi nilai pertama yang digarisbawahi oleh Hendar. ”Integritas merupakan fondasi utama yang menentukan kesuksesan kepemimpinan. Tanpa integritas yang kokoh, kepemimpinan akan kehilangan arahnya,” ungkapnya dengan tegas.

Doktor lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menekankan pentingnya keselarasan antara ucapan dan tindakan. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena inkonsistensi yang kerap terjadi akhir-akhir, mulai dari penegak hukum hingga pekerja sosial yang mencederai kepercayaan publik.

Nilai kedua yang diusung adalah empati dan kepedulian. Hendar menegaskan bahwa empati merupakan kunci pelayanan yang wajib dimiliki jajaran pengurus BEM. ”Kemampuan mendengar dan memahami aspirasi mahasiswa merupakan kompetensi vital bagi pengurus BEM,” jelasnya. 

BEM diharapkan dapat menjadi penghubung yang efektif antara mahasiswa dan institusi, baik dalam penyampaian informasi maupun penyelesaian persoalan akademik.

Inovasi dan solusi hadir sebagai nilai ketiga. Hendar mendorong BEM untuk menjadi motor penggerak dalam penyelesaian berbagai tantangan kampus. ”BEM tidak seharusnya terjebak dalam pusaran masalah, tetapi harus menjadi pembawa solusi, baik untuk kepentingan kampus, masyarakat, maupun bangsa,” tegasnya.

Mengakhiri sambutannya, Hendar berpesan agar jajaran pengurus BEM UM Bandung yang baru dikukuhkan dapat menghayati dan mengamalkan ketiga nilai tersebut. Ia meyakini bahwa internalisasi nilai-nilai ini akan melahirkan kepemimpinan yang tangguh dan membawa UM Bandung menuju masa depan yang lebih cemerlang.***(FA)

Administrator

Amal Positif Untuk Sesama Merupakan Bentuk Kepahlawanan Sejati

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Spirit kepahlawanan dalam sejarah Muhammadiyah dan relevansinya dengan kehidupan modern menjadi sorotan penting yang diangkat oleh Sopaat Rahmat Selamet, dosen dan sejarawan Universitas Muhammadiyah Bandung.

Gagasan ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat pada Minggu (10/11/2024).

Sopaat, yang juga tengah menempuh program doktoral di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, memaparkan bahwa selain makna pahlawan dalam nomenklatur UU negara, konsep kepahlawanan bisa diperluas maknanya lebih dari sekedar perjuangan fisik melawan penjajahan.

Menurutnya, kepahlawanan juga tercermin dalam semangat pengorbanan untuk kebaikan bersama dan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan agama.

”Di antara 23 pahlawan nasional dari kader Muhammadiyah, ada tiga tokoh yang lekat dengan masyarakat Jawa Barat, yaitu Gatot Mangkupradja, Otto Iskandardinata, dan Djuanda Kartawidjaya. Mereka dikenal karena keberanian dan dedikasi dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengabdi di berbagai bidang untuk membangun negeri,” jelasnya.

Dalam perspektif Islam, Sopaat menekankan bahwa sosok pahlawan adalah mereka yang memperjuangkan kebenaran dan nilai-nilai luhur Islam.

Hal ini, menurutnya, tercermin dalam konsep jihad yang tidak hanya berbentuk pertempuran fisik, tetapi jihad besar dalam pengendalian diri dan nafsu. 

”Setiap amal positif yang memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain merupakan bentuk kepahlawanan yang sejati,” tegasnya.

Lebih lanjut, sejarawan ini mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk terus memperbarui semangat perjuangan yang relevan dengan tantangan zaman.

Ia juga menekankan pentingnya menghargai jasa para pendahulu melalui silaturahmi dengan keluarga mereka, terutama pada momen-momen khusus seperti Milad Muhammadiyah atau Idul Fitri.

Misalnya dengaan memberikan reward kepada para ”pahlawan” Muhammadiyah yang sunyi dari sorotan kamera/pemberitaan seperti kiai, ustaz, atau aktivis yang berdedikasi dan berprestasi bagi kemajuan masyarakat di akar rumput seperti di ranting dan cabang Muhammadiyah.

”Spirit kepahlawanan yang dihidupi oleh generasi terdahulu Muhammadiyah merupakan warisan berharga yang perlu terus dihidupkan dalam bentuk amal nyata demi kebaikan umat dan bangsa,” pungkasnya, mengakhiri pemaparan.

Melalui forum ini, Sopaat berharap nilai-nilai kepahlawanan yang telah diwariskan oleh para tokoh Muhammadiyah dapat terus dijaga dan diimplementasikan dalam konteks kekinian, sebagai bentuk kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan agama.***(FA)

Administrator

Herry Suhardiyanto: Guru PAI Harus Tingkatkan Inovasi Pembelajaran

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) kedua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) yang digelar dari Sabtu-Minggu (09-10/11/2024).

Dalam sambutannya, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto menekankan urgensitas revitalisasi pendidikan agama Islam (PAI) sebagai langkah strategis menuju Indonesia emas 2045.

”Situasi ini tentu menjadi tantangan bagi kita semua. Namun, sesuai dengan semangat pembukaan UUD 1945, Indonesia harus tetap mempertahankan PAI dan tidak boleh ada pihak yang mendiskreditkannya,” tegas Herry Suhardiyanto.

Rektor UM Bandung ini juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam pengajaran PAI untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa generasi saat ini.

”Tingkat inovasi kita masih tergolong rendah. Oleh karena itu, para guru PAI perlu mengembangkan kreativitas dalam pengajaran agar tetap relevan dengan zaman sekarang,” ujarnya sambil mengenang peran vital guru-guru agama di berbagai jenjang pendidikan dalam pembentukan karakter bangsa.

Sementara itu, Ketua Umum PP AGPAII Endang Zenal memaparkan perjalanan organisasinya yang telah berdiri sejak 2007. AGPAII telah berperan aktif membantu Kementerian Agama dalam menyalurkan informasi ke tingkat bawah dan telah menyelenggarakan empat kali kongres.

”Saat ini, jumlah guru agama Islam di Indonesia mencapai sekitar 248 ribu yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu PNS, P3K, dan honorer, baik di sekolah negeri maupun swasta. Namun, yang telah menyelesaikan PPG belum mencapai setengahnya,” ungkap Endang.

Dalam forum tersebut, AGPAII juga menyuarakan pentingnya mempertahankan pendidikan agama dalam kurikulum pendidikan nasional. Endang menegaskan tiga tujuan utama revitalisasi pendidikan agama Islam, yakni keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

”Pendidikan agama bukan hanya tanggung jawab guru agama, melainkan seluruh guru mata pelajaran. Kami berharap dapat bersama-sama membangun akhlak siswa menjadi lebih baik karena tantangan ke depan akan semakin besar. Hanya dengan kebersamaan dan kesiapan menjadi garda terdepan, kita dapat membangun karakter siswa yang lebih baik,” pungkasnya.

Pertemuan nasional ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia, sekaligus mempersiapkan generasi yang berkarakter menuju Indonesia emas 2045.

Selain munas, dalam kesempatan ini juga diadakan pertandingan grand final olimpiade PAI nasional dan seminar dengan menghadirkan tiga narasumber ternama.***(FA/FK)

Administrator