Berita

Imbangi Dinamika Zaman, UM Bandung Terus Kembangkan Ilmu Pengetahuan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Herry Suhardiyanto mengatakan bahwa saat ini zaman mengalami perubahan yang sangat luar biasa dan berkembang sangat cepat.

Hal itu rektor sampaikan dalam pengarahan kepada para kepala bagian yang baru di lingkungan UM Bandung yang berlangsung di Lobi Utama kampus ini pada Rabu (13/12/2023).

“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga datang silih berganti. Oleh karena itu, hal itu harus diimbangi oleh UM Bandung jika tidak ingin ketinggalan,” tutur rektor.

Rektor menyampaikan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan agar tetap eksis dalam dinamika zaman yang cepat berganti. Salah satunya dengan terus belajar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar tetap update.

UM Bandung, ungkap rektor, terus-menerus dan konsisten berupaya menunaikan amanat Muhammadiyah dengan melaksanakan catur dharma secara baik.

Hal itu dilakukan dalam rangka menyiapkan entrepreneur islami, meningkatkan penguasaan teknologi, dan memformulasikan kebijakan yang berbasis kebenaran dan ilmu pengetahuan.

“Oleh karena itu, rumusan visi UM Bandung tahun 2025 adalah menjadi cikal bakal Islamic Technopreneurial University yang unggul melalui penguatan kelembagaan dan penyelenggaraan catur dharma yang bermutu tinggi,” ungkap rektor.

Meningkatkan capaian

Rektor juga mengajak seluruh sivitas UM Bandung untuk terus meningkatkan capaian yang telah diraih selama ini serta melakukan pembenahan dan penguatan sistem manajemen.

Kemudian terus meningkatkan dan menjaga agar pelaksanaan perkuliahan dapat berlangsung dengan lancar sehingga para mahasiswa memperoleh kesempatan belajar yang baik.

“Kita juga harus merampungkan pengembangan sistem informasi Mentari dan menerapkannya pada seluruh aspek kegiatan kampus. Kita perlu menuntaskan RKAT 2023-2024 dan menjalankannya dengan baik sehingga mencapai target kinerja yang kita tetapkan bersama,” lanjut rektor.

“Saya berharap, kita tidak hanya berpikir untuk jangka pendek satu atau empat tahun ke depan. Namun, harus berpikir panjang demi keberlangsungan dan kemajuan UM Bandung pada masa-masa yang akan datang. UM Bandung harus semakin maju dan berkembang,” pungkas rektor.***

Administrator

Kepengurusan IMM Hukum Keluarga Islam dan Ekonomi Syariah UM Bandung Periode 2023-2024 Resmi Dilantik

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Hukum Keluarga Islam dan Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam UM Bandung periode 2023-2024 resmi dilantik di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Senin (11/12/2023).

Mengusung tema “Bergerak Bersama dalam Komitmen Menuju Kader IMM yang Berintegritas, Progresivitas, dan Militan”, pelantikan ini dihadiri sivitas akademika UM Bandung dan Pimpinan Cabang IMM Kota Bandung.

Mengutip laman bewarapers.id, kepengurusan PK IMM dari dua program studi UM Bandung ini sebanyak 56 mahasiswa. Ketua Pelaksana Pelantikan Farid Farezi berharap setelah pelantikan ini para pengurus baru PK IMM dapat memaksimalkan setiap program sehingga bisa membangun IMM yang lebih baik ke depannya.

“Tujuan dilaksanakannya acara ini untuk meningkatkan kinerja para kader IMM dan diharapkan menjadi lebih baik untuk ke depannya. Semoga dengan dilantiknya para kepengurusan baru ini juga dapat mengemban amanah dengan baik terhadap program kerja,” tutur Farid.

Kaderisasi dan kolaborasi

Sementara itu, Ketua PK IMM Hukum Keluarga Islam yang baru dilantik Azfi Azfiyani berharap kepada para anggota untuk senantiasa bersama-sama dalam memajukan dan mencapai program-program PK IMM.

“Saya yakin bahwa setiap kader itu, setiap anggota IMM itu, khususnya HKI, punya ide-ide atau solusi-solusi kreatif ke depannya. Terus kita juga akan terus berkolaborasi bersama IMM FAI lainnya,” kata Azfi.

“Harapannya semoga dari awal sampai akhir kita masih tetap enggak berkurang orangnya. Tetap 23 orang. Kalaupun kita mengecil, insyaallah untuk programnya tetap maju ke depan,” tandas Azfi.

Terakhir, Ricky Riansyah Putra selaku Sekretaris Umum juga berharap kepada para pengurus baru yang telah dilantik untuk tetap menjaga kaderisasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak guna memaksimalkan potensi yang lebih baik.

“Harapannya kaderisasi tetap berlanjut. Terus dipikirkan juga organisasi. Tetap kolaborasi harus dikedepankan karena memang ini adalah momentum-momentum terbaik untuk Komisariat Eksyar dan HKI terutama di FAI,” ungkap Ricky.

“Ini menjadi momentum sempurna jika kekuatan besar bersatu. Pesannya, harus tetap menggiring kader-kadernya, menguatkan kader-kadernya, supaya tidak keluar dari barisan,” pungkas Ricky.***

Administrator

Sodik Mudjahid Paparkan Pentingnya Reformasi Birokrasi di Kuliah Bareng UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Mahasiswa angkatan 2022 dari program studi Administrasi Publik UM Bandung sukses menggelar kuliah bareng dengan birokrat sesi kedua di Auditorium KH Ahmad Dahlan, kampus ini pada Jumat (08/12/2023).

Kegiatan ini bertema "Reformasi Birokrasi di Era Society 5.0 Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik" dan merupakan bagian dari tugas mata kuliah birokrasi dan governansi publik yang diampu oleh Fatmawati. Acara tersebut menarik perhatian dengan kehadiran Anggota MPR/DPR-RI Komisi X, Sodik Mudjahid, yang juga merupakan caleg dari Partai Gerindra.

Kuliah bareng ini berlangsung khidmat dan dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai program studi di UM Bandung. Sodik dalam paparannya menyoroti bahwa kebijakan yang tidak efektif, pengelolaan anggaran yang tidak efisien, dan praktik KKN telah menggeser orientasi pelayanan publik ke arah pragmatisme.

"Reformasi birokrasi perlu dilakukan melalui reformasi sistem, kelembagaan, dan perilaku individu untuk memastikan perintah dapat mencapai tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan yang jelas," tegas Sodik.

Fatmawati, sebagai penggagas acara, berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar tugas akademik, tetapi juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan inspirasi dan wawasan baru dari praktisi birokrasi yang diundang.

"Saya berharap mahasiswa administrasi publik dapat mengambil banyak pelajaran dari kegiatan ini, serta terinspirasi untuk menjadi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan di masa depan," ungkap Fatmawati.

Nurul Saepul Rohman, ketua pelaksana kegiatan, juga menambahkan harapannya agar kuliah bareng ini dapat menjadi awal dari program berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi mahasiswa, khususnya mereka yang berkecimpung dalam bidang Administrasi Publik sebagai calon birokrat masa depan.***

Administrator

Tambah Pengetahuan, Mahasiswa PAI UM Bandung Dibekali Ilmu Hingga Tata Cara Pemulasaraan Jenazah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan seminar dan praktik pemulasaraan jenazah di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga kampus ini pada Selasa (05/12/2023).

Wahyu Mulyadi, selaku ketua pelaksana kegiatan dan mahasiswa semester tiga prodi PAI, menyatakan bahwa tujuan utama acara ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang tata cara perawatan jenazah sesuai ajaran Islam. "Kami berharap kegiatan ini dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antara pengurus jenazah dengan keluarga yang ditinggalkan," ujar Wahyu.

Seminar dan praktik pemulasaraan jenazah ini mengusung tema "Perbanyaklah Kalian Mengingat Kematian, Cukuplah Kematian Itu Menjadi Sebuah Peringatan Bagi Seorang Hamba, Semua Pasti Mati." Acara ini mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa, dengan praktik pemulasaraan jenazah dilaksanakan di Masjid Kampus UM Bandung.

Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok untuk melakukan demonstrasi langkah-langkah memandikan, mengkafani, menshalati, dan menguburkan jenazah sesuai petunjuk Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini terbuka untuk umum, dihadiri oleh mahasiswa prodi PAI, dosen, perwakilan PCM Cileunyi, serta masyarakat umum sekitar kampus.

Upacara pembukaan dipimpin oleh Wakil Rektor I UM Bandung, Hendar Riyadi. Hendar memberikan pesan kepada seluruh peserta untuk mengambil manfaat maksimal dari kegiatan ini. Beliau menjelaskan bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan semacam ini, dan tidak semua orang memiliki keterampilan untuk membantu dalam proses pemulasaraan jenazah di masyarakat.

Hendar juga memberikan motivasi kepada peserta bahwa pahala yang diperoleh dari membantu proses pemulasaraan jenazah setara dengan ukuran dua Gunung Uhud. "Ini adalah pahala yang luar biasa besar. Oleh karena itu, para peserta, terutama mahasiswa PAI, diharapkan dapat menjadi teladan yang baik dan membantu masyarakat dalam hal pemulasaraan jenazah," ungkap Hendar.

Pada kesempatan yang sama, Hendar juga menyerahkan buku "Fikih Rumah Sakit" kepada peserta, sebuah karya yang ditulisnya bersama almarhum KH Ayat Dimyati, seorang tokoh ulama, dosen, dan mantan Ketua PWM Jawa Barat.***(FA)

Administrator

PK IMM UM Bandung Sukses Gelar Seminar Hari Guru Nasional di Auditorium KH Ahmad Dahlan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, UM Bandung, sukses menyelenggarakan seminar dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga UM Bandung pada Senin (04/12/2023).

Dengan tema ”Exploring Innovative Approaches to Teaching and Nurturing Islamic Values in the 21st Century” atau ”Mengeksplorasi Pendekatan Inovatif dalam Pengajaran dan Penanaman Nilai-nilai Islam di Abad ke-21”, acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada calon guru serta mempersiapkan mereka menjadi pendidik yang berkualitas.

Wahyudi, selaku ketua pelaksana kegiatan, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam memberikan pemahaman tentang pendekatan inovatif dan efektif dalam mengajar serta menerapkan nilai-nilai Islam di era modern. ”Kami berharap acara ini dapat membuka wawasan para calon guru untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa depan,” ujar Wahyudi.

Fadli Jihadul Islam, Ketua PK IMM Prodi PAI UM Bandung, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin tahunan PK IMM yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap peran guru sebagai teladan bagi para siswa.

Dalam sambutannya, Kaprodi PAI UM Bandung, Iim Ibrohim, mengapresiasi inisiatif positif dari PK IMM. Iim menyoroti peran guru pada abad ke-21 yang mengalami perubahan signifikan, di mana guru tidak hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam proses pembelajaran.

”Di era ini, di mana pengetahuan sangat mudah diakses melalui teknologi, peran guru dalam memilih dan menilai pengetahuan yang baik sangatlah penting. Guru harus mengajar dengan penuh kasih sayang dan mendidik dengan hati agar dapat membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam,” tegas Iim.

Dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam UM Bandung, perwakilan PK IMM/HIMA/UKM se-Universitas Muhammadiyah Bandung, tamu undangan, dan mahasiswa lintas prodi di UM Bandung, dua pembicara ahli turut memberikan wawasan mendalam.

Afif Muhammad, Dekan Fakultas Agama Islam, mengupas tentang pentingnya etika pendidikan dalam membimbing guru dan murid di abad ke-21, sementara Didin Wahidin, mantan Rektor Universitas Islam Nusantara, memberikan trik dan tips pembelajaran yang efektif.

Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam persiapan calon guru untuk menghadapi dinamika pendidikan yang semakin kompleks di era globalisasi dan teknologi informasi.***(FA)

Administrator

Dosen UM Bandung: Impor Gula Pasir Tinggi, Stevia Bisa Jadi Alternatif Pemanis Alami

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen program studi Teknologi Pangan UM Bandung, Ana Nadiya Afinatul Fishi, menyatakan bahwa kebutuhan pemanis di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Produksi gula tebu pada tahun 2018 mencapai sekitar 7,13 juta ton.

Hal ini disampaikan Ana dalam diskusi Mimbar Iqra UM Bandung edisi ke-8 yang berlangsung di Balkon Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai empat kampus UM Bandung pada Selasa (05/12/2023).

Ana menjelaskan bahwa tingginya penyediaan gula pasir juga disebabkan oleh impor gula pasir yang cukup tinggi. Impor tersebut berupa gula rafinasi yang dibutuhkan untuk industri.

Pada tahun 2018, impor gula pasir mencapai 731,4 ribu ton sementara ekspornya sekitar 1,82 ribu ton. “Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pemanis alami yang aman bagi kesehatan dan dapat memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Salah satu alternatif pemanis alami adalah daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni),” ujar Ana.

Ana menerangkan bahwa daun stevia berasal dari tanaman semak yang telah lama digunakan sebagai pemanis di Amerika Selatan dan Asia. Awalnya, tanaman stevia dikembangkan di Brazil dan Paraguay. Kemudian menyebar ke Jepang, Korea Selatan, Papua Nugini, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Indonesia pada tahun 1977.

“Daun stevia mengandung stevioside dan rebaudioside dengan tingkat kemanisan 300 kali dibandingkan dengan sukrosa. Gula cair stevia diketahui memiliki tingkat kemanisan 1,2 kali atau 240 kali lebih manis daripada sukrosa,” jelas Ana.

Aman untuk penderita diabetes

Daun stevia memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak menyebabkan karies gigi, kanker pada pemakaian jangka panjang, dan bernilai kalori rendah. Daun stevia bagus dikonsumsi oleh penderita diabetes, obesitas, atau orang yang sedang diet.

Selain manis, daun stevia juga memiliki aftertaste berupa rasa pahit yang disebabkan oleh senyawa polifenol. Rasa manis pada stevia berasal dari kandungan utama yaitu steviosida yang diperoleh melalui ekstraksi.

“Proses ekstraksi secara umum dapat dilakukan secara konvensional dengan cara maserasi, perkolasi, refluks, dan soxhletasi. Pemanis stevia dapat dijadikan beberapa produk, seperti kristal stevisioda, teh stevia, bubuk ekstrak stevia, dan gula cair. Di antara produk-produk tersebut, teh stevia merupakan produk pemanis stevia yang paling diminati,” tambah Ana.

Dengan meningkatnya kebutuhan pemanis, diperlukan pemanis alami lain yang aman bagi kesehatan dan tentunya memenuhi kebutuhan pemanis di Indonesia.

Stevia, kata Ana, dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Pengembangan stevia di Indonesia membutuhkan benih unggul bersertifikat sehingga dapat menghasilkan stevia yang bermutu, berkualitas baik, dan berdaya saing.

Menguntungkan secara ekonomi

Ana menjelaskan bahwa penanaman stevia di Minahasa, Sulawesi Utara, misalnya, sangat menguntungkan secara ekonomi bagi para petani. Stevia dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan hasil panen yang cepat.

“Setiap bulan bisa panen dalam kondisi tertentu. Pemotongan daun stevia dilakukan secara singkat dan langsung tumbuh tunas baru. Begitu seterusnya,” kata Ana.

Secara umum, di Jawa, daun stevia segar dijual sekitar Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per kilogram, sedangkan daun stevia kering dengan kadar air 8 persen bervariasi antara Rp 20.000 hingga 30.000 per 100 gram.

Namun, di Minahasa, daun stevia kering dengan kadar air 12 persen dijual dengan harga Rp 16.000 per kilogram. Ekspor perdana stevia sebanyak 1.200 ton ke Korea Selatan terjadi pada Juli 2021. “Peluang usaha sangat terbuka lebar bagi para investor dan pelaku usaha agar perkembangan stevia ini dapat berkelanjutan,” pungkas Ana.

Peserta Mimbar Iqra sangat antusias dalam sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan terkait teknologi pengolahan, aspek kesehatan, dan pasar industri pangan terkait Stevia menjadi sorotan utama dalam diskusi.

Selain mahasiswa lintas prodi UM Bandung, Mimbar Iqra edisi kali ini juga dihadiri oleh sebagian mahasiswa Universitas Al-Ghifari. Hadir pula penggagas Mimbar Iqra, Roni Tabroni, dan Wakil Rektor I UM Bandung, Hendar Riyadi.***(FA)

Administrator