Berita

Pakar Psikologi UM Bandung Ajak Generasi Z Miliki Growth Mindset dan Evaluasi Diri

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dr Irianti Usman MA, pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, menyoroti pentingnya generasi Z, yang kini mendominasi populasi Indonesia dengan jumlah sekitar 74 juta jiwa, sebagai aset besar bagi masa depan bangsa.

Namun, ia juga menekankan bahwa generasi ini menghadapi tantangan serius yang harus diatasi untuk memaksimalkan potensi mereka.

Hal ini disampaikan Irianti dalam Stadium Generale yang diadakan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 75, pada Senin (30/09/2024).

Di hadapan ratusan mahasiswa, Irianti mengungkapkan bahwa generasi Z sering kali mendapatkan stereotip sebagai generasi yang lemah, rapuh, dan mudah menyerah.

Sebutan "generasi stroberi" sering disematkan kepada mereka karena dianggap tampak kuat di luar, tetapi rapuh di dalam. Padahal, dengan bimbingan yang tepat, potensi besar generasi ini dapat digali dan dimanfaatkan dengan baik.

Irianti juga menyoroti masalah executive function disorder yang banyak dialami oleh generasi Z.

Gangguan ini berkaitan dengan tidak optimalnya fungsi otak depan yang berperan dalam pengambilan keputusan, seperti kemampuan membedakan mana yang benar dan salah.

Ketika fungsi ini terganggu, individu dapat kesulitan membuat keputusan yang tepat, yang berdampak buruk pada kehidupan mereka.

Selain itu, Irianti mengungkapkan bahwa anxiety disorder atau kecemasan yang berlebihan menjadi salah satu tantangan besar bagi generasi ini.

Banyak dari mereka yang mengalami tekanan emosional, bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup.

Hal ini diperparah dengan ketergantungan pada gadget dan media sosial yang sering kali memperburuk kondisi mental mereka.

"Dalam perspektif Islam, kebahagiaan sejati tidak bisa hanya diukur dari pencapaian materi atau duniawi. Kita perlu bersandar pada Allah untuk menghindari depresi dan kehampaan hidup. Ketika kebahagiaan kita sandarkan pada Allah, kita tidak akan mudah merasa depresi atau sakit hati," ujar Irianti.

Selain masalah mental, Irianti juga menyoroti pentingnya hubungan yang baik antara generasi Z dengan orang tua.

Banyak generasi muda saat ini mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi yang harmonis dengan orang tua mereka, yang diperparah oleh ketergantungan mereka pada gadget.

Doktor lulusan Ball State University, Muncie, Indiana, USA, ini juga menyoroti dampak negatif pornografi terhadap generasi muda.

Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal akses terhadap konten pornografi, dengan sebagian besar pengaksesnya laki-laki berusia 10-49 tahun.

Menurut Irianti, konsumsi konten pornografi menyebabkan penyusutan otak hingga 44 persen, yang berdampak pada emosi seperti mudah marah dan putus asa.

Sebagai solusi, dosen Psikologi UM Bandung ini menekankan pentingnya self-regulation dan tazkiyah atau pembersihan jiwa.

Ia mengajak generasi Z untuk memiliki growth mindset, yaitu pola pikir yang selalu ingin berkembang dan memperbaiki diri, serta tidak ragu untuk mencari bantuan saat menghadapi masalah.

Acara Stadium Generale ini diakhiri dengan ajakan Irianti kepada para mahasiswa untuk mengevaluasi diri dalam penggunaan gadget dan teknologi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

"Tanyakan pada diri sendiri, bagaimana hubungan kita dengan gadget? Apakah gadget sudah membajak otak kita?" tutupnya.***(FA/FK)

Administrator

Kesungguhan dan Kreativitas Adalah Kunci Meraih Kesuksesan di Masa Kuliah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Bandung Cecep Taufikurrohman mengajak para mahasiswa baru untuk memahami konsep takdir dari sudut pandang ahlussunnah.

Menurutnya, dalam pandangan Islam, takdir bukanlah sekadar menerima kelemahan atau menyalahkan keadaan yang sudah ditetapkan.

Ia membedah dua pandangan yang sering dihadapi manusia dalam menjalani kehidupan, yakni jabariyyah dan qadariyyah. 

Dalam pandangan jabariyyah, manusia diibaratkan seperti kapas yang ditiup angin, seolah-olah tidak memiliki kendali atas nasibnya.

Namun, di sisi lain, dalam pandangan qadariyyah, manusia diberikan kekuatan dan kehendak untuk menentukan nasibnya sendiri.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha mengubahnya. Dengan kata lain, perubahan harus dimulai dari diri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain,” kata Buya Cecep—sapaan akrabnya—dalam Stadium Generale FAI UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga Gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Kota Bandung, pada Senin (30/09/2024).

Direktur Pendidikan Ulama dan Ustaz Pesantren Muhammadiyah (PUPM) ini mengajak para mahasiswa untuk memanfaatkan masa perkuliahan sebagai sarana untuk berjuang dan meraih kesuksesan di fakultas dan program studi masing-masing. 

"Tidak ada yang mustahil jika kita bersungguh-sungguh," ujarnya.

Selain itu, Buya Cecep juga mengingatkan pentingnya merancang kehidupan dengan baik. 

Menurutnya, jika hidup tidak memiliki tujuan yang jelas, akan mudah terombang-ambing seperti air yang mengalir tanpa arah. 

Ia mengajak mahasiswa untuk belajar dari air tentang kesabaran, tetapi mengingatkan bahwa inovasi dan kreativitas harus diambil dari sumber lain.

"Jangan biarkan hidup hanya mengalir begitu saja," tegasnya. 

Dosen Universitas Al-Azhar Mesir ini mendorong mahasiswa untuk menciptakan tujuan dan program yang jelas dalam hidup sehingga mereka tidak akan terbawa arus atau tren yang tidak dapat mereka kendalikan. 

Ia menyebut istilah "generasi stroberi", yakni istilah untuk generasi yang mudah rapuh dan terbawa pengaruh tanpa arah yang jelas.

Dalam menggambarkan pentingnya kesungguhan dan kreativitas, Buya Cecep menggunakan analogi biji tanaman yang sehat.

Biji tersebut akan selalu mencari tempat yang lebih tinggi untuk tumbuh.

Begitu juga manusia yang dengan usaha dan kreativitasnya dapat terus berkembang dan mencapai hal-hal yang lebih baik.

Dalam ceramahnya, Buya Cecep juga mengutip contoh dari dua tokoh besar dunia, Muhammad Iqbal dan Hamka.

Muhammad Iqbal ialah seorang filsuf terkenal, sedangkan Hamka ialah ulama, jurnalis, dan sastrawan Indonesia yang menulis tafsir Al-Quran 30 juz di dalam penjara.

Kedua tokoh ini menjadi inspirasi dalam menggali potensi diri serta mengukir takdir dengan keyakinan dan usaha yang keras. 

"Oleh karena itu, ukirlah takdirmu sendiri dengan tangan, iktikad, dan cita-citamu," pesan Buya Cecep di akhir paparannya.

Ia menekankan bahwa pendidikan di Fakultas Agama Islam UM Bandung adalah salah satu cara terbaik untuk membentuk masa depan yang lebih baik.

Acara ini diakhiri dengan pesan penting bahwa setiap individu memiliki kendali atas masa depannya.

Kesempatan menimba ilmu di UM Bandung merupakan momen berharga yang tidak boleh disia-siakan karena dari sinilah mereka dapat mulai mengukir takdir mereka menuju masa depan yang lebih cerah.***(FA/FK)

Administrator

Wakil Rektor UM Bandung: Karakter Tangguh, Kunci Sukses Mahasiswa di Era Teknologi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dr Hendar Riyadi MAg menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Stadium Generale Fakultas Agama Islam (FAI) yang menjadi kesempatan penting bagi mahasiswa baru untuk menimba ilmu dan wawasan.

Acara ini dilaksanakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Gedung UM Bandung, pada Senin (30/09/2024), dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa.

Hendar mengingatkan bahwa kuliah di UM Bandung bukan sekadar mencari ilmu, tetapi juga membangun peradaban. Infrastruktur kampus yang ada, seperti lift dan laboratorium, merupakan kontribusi signifikan dari mahasiswa dalam pembangunan tersebut.

Ia juga menekankan pengembangan tiga kompetensi utama bagi mahasiswa: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap yang baik harus berlandaskan tauhid dan mindset bertumbuh, di mana mahasiswa tidak boleh merasa cukup pintar sehingga berhenti belajar.

Menurutnya, kesuksesan bukan hanya berasal dari kecerdasan, tetapi juga dari karakter yang baik, termasuk membersihkan hati dari sifat negatif.

Penguasaan pengetahuan, baik teori ilmu pendidikan maupun pengetahuan umum yang terintegrasi dengan filsafat Islam, tasawuf, teologi, dan ilmu kalam, juga menjadi prioritas.

Hendar menegaskan, mahasiswa yang menguasai pengetahuan akan menjadi penguasa ilmu.

Selain itu, keterampilan 4C (critical thinking, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi) serta kepemimpinan dan kewirausahaan juga sangat penting untuk menghadapi dunia kerja di masa depan.

Sementara itu, Dekan FAI UM Bandung Prof Dr H Afif Muhammad MA menekankan pentingnya pengalaman kuliah yang menyenangkan agar mahasiswa bisa belajar secara maksimal.

Setiap generasi memiliki tantangan tersendiri, termasuk era sekarang yang ditandai dengan kehadiran media sosial.

Afif juga membandingkan generasi mahasiswa saat ini dengan generasi sebelumnya, yang lebih kuat secara fisik karena menghadapi keterbatasan fasilitas, yang memperkuat ikatan kebersamaan.

Namun, ia optimis bahwa generasi sekarang dapat tetap tangguh jika mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak.

Acara Stadium Generale ini diikuti oleh mahasiswa dari lima program studi FAI UM Bandung dan menjadi ajang penyemangat bagi mereka dalam memulai perkuliahan.***(FA/FK)

Administrator

Ribuan Maba UM Bandung Mendapatkan Pembekalan AIK Melalui Baitul Arqam

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar kegiatan Baitul Arqam bagi mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025.

Acara yang berlangsung selama empat hari, dari Selasa hingga Jumat (24-27/09/2024), diikuti oleh 1.657 mahasiswa baru yang terbagi dalam dua gelombang.

Gelombang pertama diikuti mahasiswa baru dari Fakultas Sains dan Teknologi serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sementara itu, gelombang kedua diikuti mahasiswa baru dari Fakultas Sosial dan Humaniora serta Fakultas Agama Islam.

Kegiatan ini diselenggarakan di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Kota Bandung.

Pelaksana acara adalah Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK) bersama Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.

”Selama empat hari, para mahasiswa mendapatkan berbagai materi penting, seperti keislaman, Kemuhammadiyahan, praktik ibadah, serta pengayaan terkait persiapan masa depan dan pemahaman Al-Quran,” ujar Kepala LPAIK UM Bandung Dikdik Dahlan Lukman.

Dikdik menyampaikan bahwa Baitul Arqam merupakan gerbang awal perkaderan yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru lebih mendalam kepada Muhammadiyah dan Islam yang berkemajuan. Menurutnya, proses ini merupakan bekal yang penting bagi para mahasiswa.

”Baitul Arqam mengambil semangat dari tempat para sahabat Rasulullah SAW ditempa, sebagai miniatur kehidupan yang mencakup akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Bekal ini harus dimiliki oleh setiap mahasiswa selama berada di UM Bandung,” jelas Dikdik.

Master of Training (MOT) Baitul Arqam UM Bandung Mochamad Faizal Almaududi Aziz Dachlan menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi prasyarat wajib bagi seluruh mahasiswa baru.

Ia juga memberikan apresiasi kepada ribuan mahasiswa yang mengikuti acara ini hingga selesai.

”Ilmu dan pengalaman yang didapatkan akan tercermin dalam sertifikat dan syahadah, yang kelak menjadi modal penting dalam menjalani perkuliahan, terutama terkait Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” ungkap Faizal yang merupakan dosen prodi Hukum Keluarga Islam ini.

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Dadang Kahmad menekankan pentingnya Baitul Arqam dalam membentuk karakter mahasiswa.

”Baitul Arqam memberikan dampak positif bagi pengembangan soft skills dan karakter yang sangat diperlukan dalam kehidupan mahasiswa di masa depan,” ujarnya.

Kegiatan ini, menurut Dadang, bukan hanya sebuah acara formal, melainkan proses pembinaan mendalam yang memperkuat identitas mahasiswa sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah.

Dengan landasan yang kokoh, mahasiswa diharapkan dapat menghadapi tantangan masa depan secara matang, baik secara spiritual maupun intelektual.

Melalui kegiatan ini, Universitas Muhammadiyah Bandung yang berdiri sejak 2016 menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan karakter generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan semangat Muhammadiyah demi mencapai cita-cita dan kemajuan.***

Administrator

Perpustakaan UM Bandung Tambah Koleksi Buku Untuk Perkuat Literasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menerima sumbangan buku dari para mahasiswa baru.

Penyerahan sumbangan buku dilaksanakan ketika pembukaan orientasi mahasiswa baru pekan kemarin.

”Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari peringatan Hari Kunjung Perpustakaan sekaligus memperkuat komitmen sivitas akademika terhadap literasi. Kegiatan ini juga merupakan inisiatif mahasiswa baru untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan koleksi buku di perpustakaan kampus,” ujar Kepala UPT Perpustakaan UM Bandung Muhsin Jazuli pada Rabu (25/09/2024).

”Tentu ini merupakan langkah positif dan kami sangat mengapresiasi kepedulian mahasiswa baru yang turut berpartisipasi menyumbangkan buku. Ini merupakan upaya luar biasa dalam menumbuhkan semangat literasi di kalangan sivitas akademika,” tambah Muhsin.

Menurut Muhsin, Hari Kunjung Perpustakaan merupakan momen yang tepat untuk mendorong mahasiswa agar lebih aktif memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

Ia juga berharap sumbangan buku ini dapat memperkaya referensi di UPT Perpustakaan dan memberikan manfaat lebih luas bagi seluruh mahasiswa UM Bandung.

“Sumbangan ini sangat bermanfaat, terutama dalam menambah variasi literatur yang tersedia untuk mahasiswa dari berbagai program studi,” tambahnya.

Sumbangan buku yang diberikan oleh para mahasiswa baru terdiri atas berbagai jenis bacaan, mulai dari buku teks akademik, karya sastra, hingga buku pengembangan diri.

Hal ini, kata Muhsin, mencerminkan minat literasi yang luas di kalangan mahasiswa baru UM Bandung.

”Kami senang melihat beragamnya jenis buku yang disumbangkan. Pasalnya, hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa baru kami memiliki perhatian yang besar terhadap literasi dalam berbagai bidang,” jelasnya.

Kegiatan ini tidak hanya sebagai perayaan Hari Kunjung Perpustakaan, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari kepedulian mahasiswa UM Bandung terhadap pengembangan literasi di lingkungan kampus.

”Ini bukan hanya acara simbolis, melainkan merupakan wujud tanggung jawab dan kepedulian mahasiswa terhadap pentingnya literasi dalam kehidupan akademik,” ungkap Muhsin.

Lebih lanjut, Muhsin mengajak seluruh mahasiswa dan sivitas akademika UM Bandung untuk semakin aktif dalam berkontribusi pada pengembangan literasi, baik melalui sumbangan buku, maupun dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan secara maksimal.

”Perpustakaan adalah pusat pengetahuan. Kami ingin mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu di sini untuk menggali berbagai ilmu dan memperluas wawasan,” tuturnya.

Muhsin menegaskan bahwa dengan adanya kegiatan ini, UPT Perpustakaan UM Bandung berharap dapat terus meningkatkan koleksi dan kualitas pelayanan kepada para pengguna perpustakaan.

Muhsin juga berkomitmen untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman dan inspiratif bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan akademik dan literasi mereka.***(FA)

Administrator

Ayah Yang Terlibat, Kunci Sukses Perkembangan Emosional dan Akademik Remaja

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen program studi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Yusrinda Silvianis Diwanti MPsi Psikolog mengatakan bahwa ayah memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi tantangan perkembangan remaja.

Yusrinda menjelaskan bahwa remaja berada dalam fase transisi dari anak-anak menuju dewasa, di mana banyak perubahan fisik, kognitif, dan emosional terjadi.

Menurut Yusrinda, peran ayah sangat signifikan dalam mendampingi remaja pada masa-masa krusial ini.

Perubahan fisik yang dialami remaja, kata Yusrinda, seperti pubertas dan pertumbuhan cepat, sering kali menjadi sumber stres sehingga mereka mulai merasakan tekanan sosial terkait perubahan fisiknya.

“Pada masa ini, remaja mengalami lonjakan hormonal yang mempengaruhi perkembangan tubuh dan organ seksual dan perbedaan waktu pubertas di antara remaja dapat menimbulkan tekanan psikologis,” jelas Yusrinda saat menjadi narasumber dalam Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat pada Jumat (27/09/2024).

Selain perubahan fisik, remaja juga mengalami perkembangan kognitif yang signifikan. Mereka mulai mampu berpikir logis, merencanakan, dan mengendalikan dorongan.

Namun, perilaku risk-taking atau berani mengambil risiko sering muncul pada masa ini.

“Perkembangan otak remaja memungkinkan mereka untuk berpikir lebih kompleks, tetapi hal ini juga membuat mereka cenderung mengambil risiko tanpa pertimbangan matang,” ujar alumnus Universitas Padjadjaran ini.

Yusrinda juga menyoroti pentingnya peran ayah dalam membangun kepercayaan diri remaja yang terkadang terlupakan.

Dukungan emosional dari ayah dapat membantu remaja dalam mengenal dan mengelola emosinya. 

“Remaja sedang belajar mengekspresikan perasaan mereka, menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain, dan menemukan jati diri mereka. Di sinilah peran ayah sebagai pendukung utama sangat dibutuhkan,” imbuhnya.

Hal lain yang tidak kalah penting juga yakni peran ayah dalam perkembangan sosial remaja. Remaja mulai mencari identitas diri dan mengembangkan kemandirian.

Yusrinda menjelaskan bahwa remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada orang tua.

”Oleh karena itu, ayah harus mampu menjaga keseimbangan antara memberi kebebasan dan tetap memberikan arahan. Ayah yang terlibat secara aktif dalam kehidupan remaja dapat membangun hubungan yang positif sehingga remaja tidak merasa terkekang, tetapi tetap mendapat bimbingan,” katanya.

Akademik dan perilaku

Penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang baik antara ayah dan anak berdampak positif pada perkembangan akademik dan perilaku anak.

Anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayah cenderung memiliki masalah perilaku yang lebih sedikit dan lebih berhasil secara akademis.

“Ayah yang terlibat dapat menjadi figur yang kuat bagi anak, terutama bagi anak laki-laki, yang lebih rentan terhadap kecemasan dan masalah emosional jika kehilangan figur ayah,” terang Yusrinda.

Lebih lanjut, Yusrinda menyampaikan bahwa anak perempuan yang kekurangan figur ayah berisiko mengalami rendahnya harga diri.

Anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung memiliki masalah dalam regulasi emosi dan kontrol diri.

“Peran ayah dalam memberikan dukungan emosional dan pengawasan yang tepat dapat membentuk karakter anak, baik laki-laki maupun perempuan,” ungkapnya.

Yusrinda juga memberikan tips kepada para ayah untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan anak remajanya.

Ia menyarankan para ayah untuk lebih terbuka mengenai perasaan mereka dan menunjukkan pentingnya keberadaan anak dalam keluarga.

“Bangun koneksi yang kuat dengan anak melalui waktu berkualitas bersama mereka. Pahami apa yang membuat mereka stres, apa yang mereka sukai, dan apa yang mereka lakukan sehari-hari,” tambahnya.

Sebagai penutup, Yusrinda menekankan bahwa peran ayah tidak hanya penting dalam mendampingi remaja dalam fase perkembangannya, tetapi dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi mereka.

Dukungan ayah yang penuh kasih dan perhatian akan membantu remaja tumbuh menjadi individu yang kuat dan mandiri.***(FA/FK)

Administrator