Berita

Rektor UM Bandung Sambut Positif Kerja Sama dengan BTN Syariah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Bandung melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung dalam rangkaian “Pemanfaatan Layanan Produk Perbankan Syariah dan Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Penandatanganan naskah MoU ini dilaksanakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Kota Bandung, pada Jumat (26/07/2024).

Adapun yang mengahadiri rangkaian acara ini di antaranya Wakil Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iqbal Lantaro beserta jajaran, Branch Manager BTN Kantor Cabang Syariah Bandung Benny Kurniawan beserta jajaran, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto, para Wakil Rektor, para Dekan Fakultas, Kepala Bagian, dan Kepala Lembaga.

Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto menyambut baik kerja sama dua lembaga ini. Dengan kerja sama ini, lanjut Rektor, UM Bandung akan mudah untuk memperluas dan menambah sarana prasarana dalam rangka mendukung pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kebetulan juga lahan yang diperlukan berada di dekat kampus sehingga akan semakin memudahkan rencana UM Bandung ke depan. Hal itu penting tidak hanya demi kepentingan estetika, tetapi juga utamanya untuk kebutuhan pendidikan agar tujuan elaborasi dari catur dharma UM Bandung bisa dicapai secara maksimal,” tutur Rektor.

Kepala Divisi Sharia Banking Division (SHAD) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Abdul Firman menyampaikan bahwa dengan adanya kerja sama ini akan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat individu ataupun lembaga, terutama lembaga pendidikan.

“Tentunya sinergi dengan adanya kerja sama ini juga memberikan kemudahan layanan untuk mahasiswa, dosen, karyawan, dan sivitas akademik UM Bandung untuk mendapatkan layanan jasa perbankan konvensional khususnya syariah,” kata Abdul.***(WZ)

Administrator

Makanan Fungsional Sebagai Kunci Pencegahan Penyakit Global

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program studi Teknologi Pangan Universitas (UM) Bandung menggelar Seminar Internasional "Fungtional Food: Innovations for Preventing Non-Communicable Disease (NCDs)" di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus ini, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Kamis 25 Juli 2024.

Dalam sambutannya, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto mengapresiasi kegiatan seminar internasional ini. Menurutnya, seminar ini juga menandai momen istimewa dalam peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. “Ini adalah saat yang baik bagi kita untuk merenungkan perjalanan bangsa kita dan berusaha mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan dan nutrisi,” ujar Rektor.

Tema seminar ini, "Fungtional Food: Innovations for Preventing Non-Communicable Disease", lanjut Rektor, sangat relevan dan penting. Penyakit tidak menular, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker menjadi tantangan kesehatan utama secara global. Eksplorasi dan pengembangan makanan fungsional—makanan yang memiliki efek positif potensial terhadap kesehatan di luar nutrisi dasar—menawarkan solusi yang menjanjikan untuk tantangan ini.

Makanan fungsional bukan hanya soal nutrisi, melainkan tentang pencegahan dan pengelolaan kesehatan yang proaktif. Ini mewakili pendekatan inovatif untuk mengurangi beban NCDs dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memasukkan senyawa bioaktif, probiotik, vitamin, dan mineral, kata Rektor, makanan fungsional dapat membantu mengelola dan mencegah penyakit, berkontribusi pada masyarakat yang lebih sehat.

“Saya sangat menghargai upaya para penyelenggara dan peserta dalam menggelar seminar internasional ini. Ini adalah bukti komitmen kita untuk memajukan pengetahuan dan mendorong kolaborasi di kawasan ASEAN. Pembicara kita dari Thailand dan Malaysia membawa wawasan dan keahlian berharga yang akan memperkaya diskusi kita dan memperluas pemahaman kita tentang makanan fungsional dan perannya dalam mencegah NCDs,” imbuh Rektor.

Melalui seminar ini, Rektor mengajak kepada peserta untuk mengambil inspirasi dari semangat kemerdekaan Indonesia dan berinovasi. Rektor mengajak semua pihak saling bekerja sama untuk menjelajahi perbatasan baru dalam kesehatan dan nutrisi serta berkontribusi pada kesejahteraan komunitas dan bangsa kita.

Rektor berharap seminar ini menjadi platform untuk pertukaran ide yang bermanfaat, transfer pengetahuan, dan pembentukan kolaborasi yang berkelanjutan. Ia juga berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan fungsional dalam kehidupan sehari-hari kemudian mendorong lebih banyak penelitian dan pengembangan di bidang ini.

“Selamat mengikuti seminar dan semoga acara ini memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat. Semoga kita semua tetap berada di bawah berkah dan bimbingan Allah SWT,” pungkas Rektor.***(FA/FK/WZ)

Administrator

Muhammadiyah Hadapi Tantangan Zaman dengan Modernisasi dan Purifikasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Cecep Taufikurrohman menjadi narasumber dalam acara Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat dengan tema “Purifikasi dan Modernisasi Perspektif Muhammadiyah” belum lama ini.

Buya Cecep—sapaan akrabnya—menyampaikan bahwa Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia yang mengkampanyekan reformasi agama, dikenal dengan orientasi keislaman yang modernis dan berkemajuan.

Menurut Buya Cecep, purifikasi yang dimaksud adalah pemurnian aspek keilmuan. "Di dunia ini tidak ada sesuatu yang lahir dari ruang hampa. Semuanya memiliki asbabunnuzul dan jejak perjalanan yang panjang. Oleh karena itu, Muhammadiyah yang kita kenal sekarang dengan ruh purifikasi dan modernisasi tentu saja lahir dari gagasan panjang yang menginspirasi Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah, salah satunya Imam Muhammad Abduh," tuturnya.

Buya Cecep menjelaskan bahwa purifikasi merupakan upaya untuk memurnikan akidah dan ibadah dari pengaruh luar Islam, seperti kepercayaan ritual masyarakat lokal agama terdahulu. Gagasan purifikasi Muhammadiyah terdiri dari dua sayap, yakni tajrid dan tajdid. Tajrid berarti purifikasi atau pemurnian, sedangkan tajdid berarti pembaruan.

"Manifestasi dari tajrid adalah mengembalikan keyakinan akidah dan ibadah. Manifestasi tajrid adalah keterbukaan terhadap hal-hal positif, meskipun datangnya dari nonmuslim, agar Islam mampu bertahan menghadapi tantangan. Muhammadiyah bermuara pada sumber utama, yaitu Al-Quran dan sunah, sehingga mampu berselancar di tengah gegap gempita peradaban Barat yang maju, tetapi perlu filter," ujarnya.

Mengembalikan kemurnian Islam

Buya Cecep juga menekankan bahwa upaya pembaruan dalam Islam bertujuan untuk menyesuaikan paham keagamaan dengan perkembangan zaman, seperti kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban modern. Latar belakang pembaruan ini adalah untuk mengembalikan kemurnian ajaran Islam yang terkontaminasi oleh bidah, taklid buta, khurafat, dan stagnasi pemikiran. Pergerakan pembaruan Islam muncul sebagai respons terhadap krisis yang dihadapi umat Islam.

Lebih jauh, Buya Cecep juga menyinggung bagaimana sepak terjang dan gerak pemikiran dari tokoh pembaharu seperti Syaikh Muhammad Abduh. Pemikiran Syaikh Muhammad Abduh, lanjut Buya Cecep, bertujuan menghilangkan dualisme pendidikan yang terjadi saat itu, khususnya di Al-Azhar.

"Jika Al-Azhar hanya mengajarkan nilai-nilai keislaman, sampai kapan pun Al-Azhar akan menghadapi kesulitan yang luar biasa karena tidak akan bisa menghadapi tantangan zaman. Akan ada masanya Al-Azhar ditinggalkan, sehingga harus dilakukan modernisasi kurikulum dengan cara memasukkan ilmu-ilmu dari Barat, seperti filsafat, logika, geografi, dan sebagainya," ujarnya.***(WZ)

Administrator

Mahasiswa Prodi KPI UM Bandung Terpilih Jadi Duta Genre, Ini Kisah Perjuangannya

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Agung Ramadhan, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, meraih juara pertama sebagai Duta Genre Kabupaten Sumedang pada Sabtu (13/07/2024).

Penghargaan ini diberikan dalam acara Apresiasi Duta Jambore Ajang Kreativitas (ADUJAK) Generasi Berencana (Genre) yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sumedang.

Agung menceritakan bahwa untuk mencapai tahap ini, ia melalui berbagai seleksi dari tingkat desa hingga kecamatan. "Seleksi dimulai dari tingkat desa, lalu ke tingkat Kecamatan Tanjungsari, dan akhirnya ke ADUJAK Genre," ujarnya di UM Bandung belum lama ini.

Dalam kompetisi tersebut, Agung bersaing dengan banyak peserta dari berbagai kecamatan dan mempresentasikan program inovatif bertajuk "Generasi Muda Berencana untuk Meraih Masa Depan yang Cemerlang (Gemilang)". Program ini membantunya meraih posisi 15 besar di tingkat kabupaten.

Selama ajang tersebut, Agung mengikuti berbagai kegiatan, termasuk welcoming party, pelatihan public speaking, forum grup discussion, dan grand final. Ia juga meraih penghargaan untuk kostum terbaik dan peserta terbaik dengan topik mengenai peran film edukasi seks bagi remaja.

Agung berharap pencapaiannya sebagai Duta Genre dapat membantu mengatasi masalah remaja saat ini, terutama yang berkaitan dengan kondisi mental akibat broken home atau tekanan sosial. Ia menyadari bahwa remaja sering mencari identitas dan mencoba berbagai hal sehingga memerlukan edukasi dan stimulasi yang baik.

"Semoga dengan menjadi duta ini, aku bisa mengedukasi dan merangkul para remaja di Kabupaten Sumedang, serta menumbuhkan pondasi spiritual yang baik," tutup Agung.***(WZ/FK)

Administrator

UM Bandung Siapkan Lulusan Berkualitas dan Berkompetensi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan workshop bertajuk "Pengembangan Kurikulum Berorientasi Outcome Based Education (OBE)" pada Selasa (23/07/2024). Workshop ini berlangsung di Ruang Dosen, lantai dua Gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi dan Kepala Bagian P2AI Universitas Islam Bandung (Unisba) Helmi Aziz.

Hendar Riyadi menegaskan bahwa mutu perguruan tinggi sering kali dinilai dari kualitas dan kompetensi lulusannya. Kompetensi ini sangat penting karena dunia industri dan dunia kerja membutuhkan lulusan yang berkompeten. Hendar mengingatkan agar para lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki daftar nilai atau transkrip saja.

“Seorang lulusan tidak hanya membutuhkan ijazah dan transkrip mata kuliah, tetapi juga kompetensi yang terukur. Untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang baik, diperlukan proses pendidikan yang berkualitas. Hal ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang diterapkan. Inilah salah satu alasan dikembangkannya kurikulum Outcome-Based Education (OBE),” kata Hendar.

Menurut Hendar, pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada egosentrisme, tetapi juga pada etnosentrisme, worldsentrisme, dan pada tingkatan terakhir, kosmosentrisme. Pada beberapa negara di dunia juga sudah ada kesadaran bahwa alam memiliki subjek hukum yang harus dilindungi.

Pendidikan juga berperan penting dalam menghadapi resesi di berbagai bidang kehidupan. Perancangan kurikulum adalah alat yang merencanakan tujuan dari program studi, bahkan universitas itu sendiri. Dengan demikian, pendidikan dapat melahirkan program studi yang unggul dan berkemajuan, karena pendidikan adalah investasi peradaban di masa depan.

“Kurikulum OBE berprinsip pada pengetahuan yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan yang dapat dikuasai mahasiswa. Namun, juga pada bagaimana mahasiswa mampu memiliki kepedulian terhadap masalah sosial, lingkungan, dan nasionalisme,” tegas Hendar.

Fokus pengembangan

Sementara itu, Kepala Bagian P2AI Universitas Islam Bandung (Unisba) Helmi Aziz menyampaikan bahwa Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) harus melahirkan sesuatu yang sangat berarti. Universitas dan program studi harus berintegritas untuk melahirkan CPL yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap ketakwaan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan fokus pada pengembangan mata kuliah dan penghapusan mata kuliah yang tidak relevan.

“Setiap mata kuliah harus menggunakan pendekatan historis, hukum, politik, ekonomi, dan studi teologi Islam kontemporer. Penerapan OBE di kampus UMB dengan basis Islamic Technopreneur diharapkan dapat melahirkan mahasiswa yang kritis, mandiri, memiliki kemampuan riset mendalam, berinovasi, dan memiliki kedalaman spiritual yang mampu berintegrasi dengan kemajuan zaman,” kata Helmi.

Hal yang menjadi fokus dalam kurikulum OBE, kata Helmi, adalah menjawab pertanyaan mengenai kemampuan apa yang dapat dikuasai oleh siswa atau mahasiswa dan apa yang bisa mereka lakukan. Bagaimana cara terbaik untuk membantu siswa mencapai kemampuan yang menjadi konsentrasinya? Bagaimana kita bisa mengetahui apakah siswa telah mencapai keilmuannya? Dan bagaimana kita melakukan perbaikan yang berkelanjutan (continuous quality improvement)?

“Kurikulum OBE memiliki berbagai kriteria, yaitu pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill). Dosen dan mahasiswa perlu memahami bahwa penilaian bukan hanya berdasarkan penguasaan pengetahuan, tetapi juga keahlian. Cara mengajar dosen seharusnya tidak hanya berfokus pada penyampaian pengetahuan, melainkan juga pada pengembangan keahlian setiap siswa atau mahasiswa. Selanjutnya, sistem penilaian harus didasarkan pada penguasaan pengetahuan dan keahlian,” tandas Helmi.

Peserta workshop kurikulum OBE ini adalah dekan dan wakil dekan, kaprodi dan sekretaris, kepala dans sekretaris lembaga, dan Unit Penjaminan Mutu Program Studi. Direncanakan workshop ini akan berlangsung hingga Kamis (25/07/2024).***(WZ)

Administrator

Menghindari Riba dan Bahaya Judi Online dengan Literasi Keuangan Syariah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen prodi Ekonomi Syariah UM Bandung Yudi Haryadi menyatakan bahwa saat ini transaksi judi online dan pinjaman online ilegal telah menjamur dan sulit dihindari. Kedua aktivitas ini telah menelan banyak korban sehingga pemerintah membentuk satgas untuk memberantasnya.

"Saat ini, pelaku judi online di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 4 juta orang dengan nilai transaksi lebih dari 600 triliun rupiah. Para pelaku tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat umum, tetapi juga melibatkan aparat, anggota DPR, dan ASN. Pengguna pinjaman online ilegal sebagian besar adalah anak muda berusia antara 19 hingga 34 tahun dengan jumlah sekitar 2,9 juta orang,” ujar Yudi dalam acara Gerakan Subuh Mengaji pada Selasa (23/07/2024).

Yudi menjelaskan bahwa dalam Islam, riba (bunga) dilarang karena menindas dan tidak adil. Oleh karena itu, literasi keuangan syariah sangat penting untuk membantu individu menghindari pinjaman online ilegal yang sering kali memiliki bunga tinggi dan praktik penagihan yang tidak etis.

Literasi keuangan syariah

Yudi mengajak masyarakat untuk memahami bahaya judi online dan dampaknya yang merugikan secara finansial dan psikologis. Ia juga mendorong masyarakat untuk mencari alternatif hiburan dan investasi yang halal.

"Dengan memahami literasi keuangan syariah, individu dapat lebih mengerti dan menghindari riba dalam transaksi keuangan. Praktik keuangan halal memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan sesuai dengan prinsip syariah, sehingga menghindari gharar (ketidakpastian)," jelas Yudi.

Ia menambahkan bahwa perencanaan keuangan yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Literasi keuangan syariah mendorong perencanaan keuangan yang lebih baik, termasuk dalam hal pengelolaan pendapatan, pengeluaran, tabungan, dan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.

Investasi yang aman dan halal, seperti reksa dana syariah dan saham syariah, dapat membantu mencapai kesejahteraan ekonomi individu dan keluarga. Literasi keuangan syariah juga dapat membantu individu dan komunitas memulai usaha serta mengakses pembiayaan syariah, seperti pembiayaan mikro tanpa riba dan koperasi syariah atau Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).

"Literasi keuangan syariah mendorong kesadaran untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah sebagai kewajiban serta bentuk kepedulian sosial dalam Islam. Selain itu, literasi ini membantu memahami dan mengoptimalkan potensi wakaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat dan pembangunan sosial," tambahnya.

Penyebab kecanduan judi online

Yudi menjelaskan bahwa tren judi online meningkat pesat sejak pandemi Covid-19, yang mengakibatkan banyak kegiatan dilakukan secara daring, termasuk belajar mengajar. Pembelajaran jarak jauh membuat banyak pelajar mulai terjerat karena mereka dapat mengakses judi online dan pinjaman online ilegal dengan mudah. Alasan lain adalah iming-iming keuntungan besar dengan modal kecil.

Selain itu, kata Yudi, lingkungan juga berperan dalam mendorong seseorang untuk terjerat judi, terutama karena rasa penasaran saat melihat orang-orang di sekitarnya bermain judi.

"Saat ini akses ke situs judi online sangat mudah hanya dengan ponsel dan koneksi internet. Seseorang bisa memainkan judi online dan menggunakan pinjaman online ilegal di mana pun dan kapan pun. Banyak orang tetap melakukan perjudian dan pinjaman ilegal meskipun sepenuhnya menyadari bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan moral dan hukum,” tandas Yudi.***(WZ)

Administrator