Berita

Kunjungi UM Bandung, Pemerintahan Kecamatan Cibiru Jalin Kerja Sama

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menerima kunjungan dan silaturahmi Camat Cibiru Didin Dikayuana beserta jajaran untuk melakukan penandatanganan MoU dalam kerja sama menyelesaikan berbagai permasalahan di lingkungan masyarakat.

Pertemuan silaturahmi dan kerja sama yang sangat positif ini dilaksanakan di Ruangan Rektorat UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Bandung, Jawa Barat, pada Senin (29/07/2024).

Hadir dalam pertemuan ini Kepala Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Arief Yunan dan Sekretaris Iis Dewi Fitriani, Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi, dan sejumlah tamu lainnya.

Didin menyampaikan bahwa pemerintahan Kecamatan Cibiru ingin menggandeng lembaga pendidikan dan akademisi dari UM Bandung untuk membantu dan berkontribusi mengatasi sejumlah permasalahan khususnya yang ada di wilayah Cibiru. Permasalahan-permasalahan tersebut, menurut Camat, perlu penanganan dan solusi dari para akademisi.

“Kerja sama ini dalam rangka untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat, terutama masyarakat Cibiru. Misalnya saja untuk membantu menangani kasus stunting, Open Defecation Free (ODF), masalah pengelolaan sampah, HIV AIDS, dan berbagai permasalahan lain yang memerlukan peran akademisi,” ujar Camat.

Menurut Camat, kerja sama ini juga merupakan bentuk pentahelix (kolaborasi dari berbagai unsur) yang dilakukan Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Selain dunia usaha, masyarakat, dan pers, pemerintah juga memerluan kontribusi elmen akademisi.

“Akademis diperlukan karena pemerintah memerlukan analisis-analisis akademis dan diharapkan mampu membantu menyelesaikan permasalahan. Misalnya, kerja sama ini nantinya bisa berupa mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN), riset, dan lain sebagainya,” tandas Camat.***(WZ)

Administrator

UM Bandung Dorong Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Melalui Workshop BSF

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program Studi Bioteknologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan workshop bersama AIESEC Bandung bertema “Pengelolaan Sampah dengan Black Soldier Fly (BSF)”. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan berlangsung di lantai dua gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Sabtu (27/07/2024).

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Sampah Sahabat (BSS) UM Bandung dan AIESEC Bandung, dengan tujuan meningkatkan kesadaran lingkungan. Rosi Ainin Faqihah, Ketua BSS, dan Suma Renata Wijaya, Ketua Pelaksana Igreen AIESEC Bandung, menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Materi yang disampaikan mencakup kepedulian lingkungan dan cara pengolahan sampah organik yang memiliki nilai ekonomi. Selain teori, peserta juga berkesempatan praktek langsung di lokasi pengelolaan sampah UM Bandung. Rosi Ainin Faqihah menjelaskan bahwa kurangnya kepedulian lingkungan sering kali membuat orang membuang sampah sembarangan.

Oleh karena itu, BSS dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup UM Bandung bekerja sama mengolah sampah domestik dan dari rumah makan, memisahkan sampah organik dan anorganik untuk diolah kembali menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Sampah organik dapat diubah menjadi kompos untuk tumbuhan dan pakan untuk BSF (ulat magot), yang berfungsi sebagai pengurai sampah organik dan dapat dijadikan pakan ternak yang kaya protein. Rosi berharap kegiatan ini dapat diperluas di luar kampus UM Bandung dan meningkatkan kesadaran mahasiswa serta masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.

Suma Renata Wijaya menambahkan, metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) penting untuk diterapkan guna mengurangi limbah. AIESEC Bandung mengajak peserta untuk bergabung, memberikan relasi dan pembelajaran tentang pengolahan sampah.***(WZ)

Administrator

Makna Hijrah Yang Sesungguhnya Menurut Ketua BPH UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID, Jakarta -- Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyatakan bahwa umat Islam kini telah memasuki tahun 1446 Hijriah sehingga harus disyukuri.

Penanggalan Hijriah ini didasarkan pada peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang menjadi momen penting dalam sejarah Islam. 

Pernyataan ini disampaikan oleh Dadang di Masjid At-Tanwir Muhammadiyah, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Pusat Jakarta, pada Jumat (26/07/2024).

Menurut Dadang, peristiwa hijrah ini bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi juga simbol dari perubahan signifikan dari penderitaan menuju kebahagiaan, dari keterbelengguan menuju kebebasan, serta dari kemunduran menuju kemajuan. 

“Pemilihan hijrah sebagai awal penanggalan tahun Hijriah memiliki makna mendalam karena mencegah terjadinya pengultusan individu atau nabi yang bisa menyamai kedudukan Tuhan, seperti yang terjadi pada umat terdahulu,” tutur Dadang.

Dadang menjelaskan, sebelum hijrah dipilih sebagai awal tahun baru Islam, terdapat beberapa usulan lain seperti kelahiran dan kematian Nabi Muhammad. Namun, para sahabat memilih hijrah untuk menghindari pengultusan yang bisa menyesatkan umat.

Dadang menyebut bahwa agama bisa menjadi bencana jika umatnya mengultuskan tokoh agama hingga kebenaran hanya diukur berdasarkan individu tersebut. Hal ini sejalan dengan surah Al-An’am ayat 50 yang menyebutkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui perkara gaib, bukan manusia.

Dari penetapan tahun baru Islam ini, ujar Dadang, umat Islam juga diajarkan untuk menghargai kolektivitas dan kebersamaan, yang tercermin dari proses musyawarah dalam menentukan tahun baru Islam.

"Kolektivitas dan berjamaah sangat dihargai. Oleh karena itu, mari kita niatkan bersama agar tahun depan lebih baik. Memaknai hijrah di masa kini bukan lagi hijrah fisik, melainkan hijrah spiritual, amaliah, dan bertekad untuk menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang," pungkas Dadang.***

Administrator

Mahasiswi UM Bandung Kenalkan Fashion Muslimah Lewat Duta Rabbani

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Najma Fadhilah, mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di UM Bandung, berhasil menjadi salah satu dari 40 finalis dalam ajang Duta Pelajar dan Mahasiswi Pilihan Rabbani (MPR) 2024. Kompetisi ini berlangsung pada Minggu (07/07/2024) di Gedung Rabbani Cabang Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat.

Ajang nasional ini menarik lebih dari lima ribu peserta dari berbagai kalangan mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia. Menurut Najma, ini adalah kali pertama kompetisi tersebut diadakan oleh brand Rabbani.

“Kategori MPR ini baru pertama kali diadakan dalam ajang Duta Rabbani. Aku bersyukur bisa menjadi salah satu dari ribuan peserta yang ikut dalam acara ini,” ungkap Najma di kampus UM Bandung pada Sabtu (27/07/2024). Ia menambahkan bahwa ini juga merupakan pengalaman pertamanya menjadi duta dari brand besar di Indonesia.

“Ini adalah kompetisi pertama aku di mana aku bisa menjadi duta dari brand favorit,” jelas Najma. Proses seleksi untuk mengikuti ajang ini cukup panjang, dimulai dari tingkat kecamatan hingga nasional.

“Awalnya, aku mengikuti kompetisi ini tanpa memberitahu siapa pun. Namun, setelah lolos ke tahap provinsi, akhirnya aku memberi tahu ibu aku,” ujar Najma, yang berasal dari Cianjur. Pada tahap grand final, Najma dan peserta lainnya mengikuti karantina selama lima hari dan menjalani audisi akhir.

“Saat karantina, kami mendapatkan banyak ilmu berharga dari pemateri yang luar biasa,” kata Najma. Meskipun sempat merasa minder, Najma tetap berusaha maksimal dalam kompetisi tersebut.

“Alhamdulillah, dengan percaya pada kemampuan diri dan dukungan orang tua, aku berhasil menjadi salah satu dari 40 finalis Rabbani,” imbuhnya.

Najma yang memiliki minat dalam public speaking, melihat ajang ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan fashion muslimah kepada masyarakat lebih luas. Menurutnya, banyak orang, terutama perempuan, lebih menyukai fashion Barat daripada fashion muslimah.

“Aku ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa fashion muslimah itu sangat bagus, elegan, modis, dan keren, sehingga tidak perlu mengikuti tren fashion Barat,” tutup Najma.***(FK)

Administrator

Seminar Internasional Teknologi Pangan UM Bandung Kupas Makanan Fungsional

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program Studi Teknologi Pangan UM Bandung menyelenggarakan seminar internasional di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus ini, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Kamis (25/07/2024). Acara yang juga digelar secara hybrid ini dibuka oleh Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto dan menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah Dato Azhar Mat Easa dari Universiti Sains Malaysia, peneliti dari Chiang Mai University Thailand Tri Indrarini Wirjantoro, dan dosen UM Bandung Mae Amelianawati. Seminar ini membahas topik “Fungtional Food: Innovations for Preventing Non-Communicable Disease”.

Dalam paparannya secara virtual, Dato Azhar menekankan pentingnya memahami perubahan sifat dan tekstur makanan yang dikonsumsi, terutama dalam hal kalori yang tidak terkontrol. Ia menyarankan agar makanan yang dikonsumsi sebaiknya ramah lingkungan dan bebas dari garam alkali, gluten, natrium, tambahan minyak, pewarna, serta bahan pengawet. Ia juga menekankan pentingnya mengikuti standar yang telah ditetapkan, seperti standar nasional di Malaysia.

"Makanan fungsional memberikan manfaat kesehatan yang melebihi nutrisi dasar. Makanan ini telah diidentifikasi memiliki manfaat kesehatan tertentu, termasuk mengurangi risiko penyakit bagi mereka yang mengonsumsinya," ujar Dato Azhar.

Sementara itu, Tri Indrarini menjelaskan manfaat probiotik dan prebiotik dalam makanan fungsional. Ia menyoroti bahwa probiotik dan prebiotik dapat mengendalikan diare, memperbaiki masalah intoleransi laktosa, diabetes, obesitas, bahkan kanker.

Ia menambahkan bahwa Lactobacillus bulgaricus dapat menginduksi aktivitas antitumor melalui perubahan fungsi imun yang berhubungan dengan respons imun, efek antiproliferatif melalui regulasi apoptosis dan diferensiasi sel, serta mampu menekan produksi enzim glukuronidase, urease, dan choloyglycine hydrolase oleh bakteri yang tidak diinginkan.

Adapun narasumber ketiga, Mae Amelianawati, mengatakan bahwa makanan fungsional mengandung senyawa aktif biologis yang memberikan manfaat kesehatan. Mae merekomendasikan produk yang diteliti sebelumnya, yaitu tempe gembus, yang mengandung asam fenolik, probiotik, saponin, fitosterol, isoflavon, dan peptida. "Tempe gembus dijual dengan harga rendah karena merupakan hasil pengolahan limbah yang masih dianggap berkualitas rendah," kata Mae.

Ia menambahkan bahwa salah satu cara meningkatkan nilai ekonomis tempe gembus adalah dengan membuat tepung gembus yang memiliki nilai glutamat tinggi, sehingga berpotensi menjadi bahan penyedap rasa. "Jarang sekali orang mengenal produk yang berpotensi membantu kesehatan banyak orang," tandas Mae.

Selain seminar, acara ini juga diisi dengan festival makanan. Banyak produk karya mahasiswa yang dipamerkan, salah satunya adalah "golden milk" karya Manisha, mahasiswa prodi Teknologi Pangan. Golden milk adalah minuman herbal yang terbuat dari susu sapi yang dicampur dengan kunyit, jahe, lada hitam, madu asam, dan madu manis. Manisha berharap acara seperti ini dapat diadakan secara rutin dan komprehensif di masa depan.

Ketua pelaksana, Ratna Sari, menyampaikan bahwa seminar ini merupakan ajang berbagi pengetahuan antar-akademisi lintas kampus. Hasil temuan para peneliti dibagikan kepada masyarakat luas, terutama mahasiswa Teknologi Pangan UM Bandung, untuk menambah wawasan yang lebih mendalam.

Selain itu, seminar ini juga merupakan bagian dari P2MW. "Seminar internasional ini dilaksanakan sebagai upaya mempererat hubungan antar-universitas di ASEAN. Kami berharap acara ini dapat terus dilaksanakan," kata Ratna.***(WZ)

Administrator

Film Bertema Sosial Lebih Banyak Mendapat Penghargaan di Ajang Bergengsi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan Mahasiswa (Hima) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan Cinematology Cinema Exhibition di Bandung Creative Hub pada Rabu (24/07/2024).

Acara ini menampilkan karya-karya film dari mahasiswa KPI angkatan 2022 dan 2021 sebagai bagian dari tugas ujian akhir semester (UAS) dari mata kuliah Sinematografi, Produksi Sinetron, dan Film Dakwah. Beberapa judul film yang diputar antara lain “Where’s My Home,” “Amor Fati,” “Labirin,” “Timpang,” “Idiot,” “Heal The Scars,” dan “Mem-Bandung.”

Acara ini menjadi momen penting bagi mahasiswa KPI untuk memamerkan hasil karya mereka. Kaprodi KPI Rahmat Alamsyah, dosen mata kuliah Sinematografi Kelik Nursetiyo Widiyanto, Sekretaris Prodi KPI Femi Fauziah Alamsyah, calon mahasiswa baru KPI, dan peserta dari berbagai kampus turut hadir untuk menyaksikan dan memeriahkan acara ini.

Ketua pelaksana acara, Dzikry Yudha, menjelaskan tema “Cinematology 1.0, Movie Exhibition Film Screening.” “Cinematology berasal dari kata sinema atau film, sementara tologi berarti ilmu. Jadi, jika digabungkan, artinya adalah ilmu perfilman dan movie exhibition adalah pameran perfilman. Kami sebagai panitia memamerkan karya-karya film mahasiswa KPI yang telah dikerjakan selama satu semester,” kata Dzikry.

Sementara itu, dalam sambutannya, Kaprodi KPI Rahmat Alamsyah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi dalam acara ini, khususnya kepada mahasiswa KPI semester empat yang bertindak sebagai panitia. “Saya berharap ke depannya tidak berhenti di acara ini saja, tetapi terus mengembangkan produksi film-film dakwah,” tegas Rahmat.

Rahmat juga menyoroti bahwa film dengan tema sosial selalu relevan dan sering mendapatkan penghargaan, seperti Oscar. Menurutnya, film-film yang mendapatkan penghargaan adalah yang mengangkat tema sosial, bukan aksi atau superhero. “Film yang mendapatkan penghargaan adalah yang sesuai dengan realitas,” tambahnya.

Rahmat menegaskan bahwa kegiatan ini dianggap sebagai momentum bagi KPI UM Bandung untuk mengembangkan dakwah kekinian. Cinematology 1.0 merupakan luaran dari mata kuliah dan Rahmat berharap mahasiswa tidak cepat puas dan terus berkarya lebih banyak lagi.

Hanif, Ketua Hima KPI UM Bandung, menyampaikan bahwa kegiatan Cinematology 1.0 tahun ini melibatkan seluruh mahasiswa KPI UM Bandung dari berbagai angkatan. “Semuanya terlibat dalam kepanitiaan sebagai pembelajaran untuk acara serupa di tahun mendatang,” ujar Hanif. Penonton juga datang dari kampus lain, seperti Unpad, Unisa, dan UPI, serta beberapa orang tua mahasiswa dan rombongan dari Panti Asuhan Muhammadiyah Lengkong Kota Bandung.***(HI/RSF/Bewara)

Administrator