
Peran Kampus dalam Membangun Generasi Unggul: Menyikapi Tantangan dan Peluang di Era Modern
Oleh: Ace Somantri*
UMBANDUNG.AC.ID, -- Jumlah mahasiswa yang melanjutkan pendidikan dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan wawasan, sebuah hal yang menggembirakan.
Salah satu faktor yang berkontribusi adalah program beasiswa bidik misi yang diperkenalkan pada masa kepemimpinan Presiden SBY dan program KIP kuliah, yang membantu meningkatkan jumlah mahasiswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana.
Namun, masih ada banyak catatan yang perlu diperhatikan oleh perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta, termasuk Universitas Muhammadiyah (UM) sebagai kampus yang sudah mulai berkembang ke arah yang lebih unggul.
Meskipun pendidikan tinggi di Indonesia cukup mudah diakses oleh sebagian masyarakat, terdapat banyak aspek dalam penyelenggaraannya yang memerlukan perhatian serius dengan pendekatan regulasi yang memperkuat keilmuan dan kompetensi dalam bidangnya.
Mutu pendidikan dilihat oleh masyarakat dari lulusannya pada akhir studi, namun proses dan inputnya sering kali terabaikan. Hal ini penting untuk memahami gambaran profil lulusan yang akan dihasilkan. Bagi masyarakat Indonesia, pendidikan yang kurang berkualitas dapat melambatkan kemajuan bangsa dan masyarakat.
Ruang-ruang yang dibiarkan terbengkalai oleh masyarakat pribumi dapat dimanfaatkan oleh pihak lain tanpa rasa tanggung jawab nasional. Penting untuk menekankan pentingnya menyediakan para ahli dan pakar di berbagai bidang. Profil lulusan perguruan tinggi harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan profesional mereka.
Pendekatan dari input hingga output harus dilakukan tanpa campur tangan kepentingan politik yang dapat merusak sistem pendidikan nasional. Pendidikan telah dianggap sebagai kunci peradaban dunia, dan oleh karena itu, pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi setiap presiden di masa depan.
Pentingnya pendidikan juga tercermin dalam teladan Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman ini pertama kali menerima wahyu yang menekankan akan pentingnya pendidikan sebagai aspek berharga dalam kehidupan.
Ada beberapa fenomena menarik yang perlu dibahas oleh penyelenggara pendidikan dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Meskipun peningkatan populasi manusia meningkatkan kesadaran akan pendidikan, masih ada tantangan dalam penyelenggaraannya.
Salah satu tantangan terbesar adalah dampak dari pandemi COVID-19 yang mengubah sikap masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Efeknya masih terasa hingga saat ini.
Banyak mahasiswa yang kehilangan minat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena terkendala oleh kondisi ekonomi yang menurun akibat PHK dan kebangkrutan usaha kecil menengah keluarga mereka.
Efek dari COVID-19 terus berlanjut ke sektor pendidikan, dengan banyaknya perguruan tinggi menghadapi penurunan jumlah mahasiswa. Perguruan tinggi, terutama yang memiliki jumlah mahasiswa di bawah 1.000 orang, mengalami kesulitan finansial yang signifikan.
Ketidakpastian tentang minat penerimaan mahasiswa baru juga mengganggu operasional perguruan tinggi yang lebih besar. Tren penurunan minat terhadap pendidikan tinggi, terutama di kampus swasta, harus diperhatikan dengan serius, bukan dipandang sebagai hal yang biasa.
Pemangku kebijakan pendidikan harus mengembangkan strategi baru yang kreatif dan inovatif untuk menghadapi tantangan ini. Pendekatan yang konvensional dan normatif tidak lagi cukup efektif dalam mengatasi dinamika pendidikan saat ini.
Generasi milenial, yang dikenal dengan sikap ingin segala sesuatu secara cepat dan instan, juga harus diberikan pemahaman akan pentingnya perjuangan dalam mencapai kesuksesan. Pendidikan adalah proses panjang dan kreatif untuk mencapai kesuksesan.
Model pendidikan harus memperhatikan pembelajaran di luar ruangan dan memfasilitasi pengalaman langsung yang memperkuat teori yang dipelajari. Pendidikan yang berorientasi pada hasil luar biasa akan menjadi pilihan utama bagi generasi milenial yang kritis.
Penyelenggara pendidikan harus memahami bahwa zaman yang terus berubah membutuhkan pendekatan yang fleksibel dan inovatif dalam mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran.
*Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung