Berita

Melalui KBB, Mahasiswa Administrasi Publik UM Bandung Gali Wawasan Pengelolaan Layanan Kesehatan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Bandung Deborah Johanna Rattu menegaskan bahwa Dinas Kesehatan memiliki peran krusial dalam pengoptimalan pelayanan publik, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan kesehatan masyarakat. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Kuliah Bareng Birokrat (KBB) yang digelar oleh mahasiswa prodi Administrasi Publik UM Bandung beberapa waktu lalu.

KBB berlangsung di lantai dua gedung UM Bandung dan dihadiri oleh mahasiswa semester tiga kelas A. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pembelajaran dalam mata kuliah Birokrasi dan Governansi Publik.

Dalam seminar tersebut, Deborah memaparkan bahwa kondisi fasilitas kesehatan di Kota Bandung telah mengalami peningkatan yang signifikan. Hampir setiap kecamatan kini memiliki fasilitas kesehatan yang memadai sejalan dengan peraturan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Meski demikian, dia menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi sektor kesehatan, seperti keterbatasan infrastruktur, kurangnya koordinasi antarinstansi, dan kebutuhan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

”Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan mahasiswa untuk mendorong inovasi demi menciptakan layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas bagi masyarakat,” ujarnya.

Setelah pemaparan materi, seminar berlanjut dengan sesi tanya-jawab yang berlangsung interaktif. Para mahasiswa mengajukan pertanyaan seputar kebijakan kesehatan, prosedur birokrasi di rumah sakit, serta mekanisme pelayanan bagi peserta BPJS. Melalui diskusi ini, mahasiswa mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai kompleksitas pengelolaan layanan kesehatan di tingkat daerah.

KBB menjadi ajang yang tidak hanya memberikan wawasan akademik, tetapi mendorong munculnya berbagai inovasi dalam pelayanan publik. Mahasiswa berharap seminar ini dapat menginspirasi perbaikan sistem birokrasi, tidak hanya di sektor kesehatan, tetapi di berbagai bidang lainnya sehingga pelayanan publik semakin dipercaya oleh masyarakat.

Selain itu, acara ini juga memberikan refleksi bagi para pemangku kepentingan untuk terus mengoptimalkan sumber daya yang ada dan mengevaluasi kebijakan yang berdampak pada kualitas pelayanan publik. Diharapkan upaya ini dapat menghasilkan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan.

Sebagai kegiatan akademik yang telah berlangsung sejak angkatan 2022, KBB terus berlanjut ke generasi berikutnya. Tahun ini, acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa Administrasi Publik dari angkatan 2022 hingga 2024. Hadir pula Sekretaris Prodi Administrasi Publik Yayan Andri, dosen pengampu Fatmawati, dan perwakilan BEM UM Bandung Ahmad Tuhfah Zuhri.

UM Bandung pun terus berkomitmen menghadirkan kegiatan akademik yang mendorong mahasiswa untuk siap menghadapi dinamika birokrasi dan governansi publik di Indonesia. Seminar ini menjadi wujud nyata UM Bandung dalam melahirkan generasi yang memiliki pemahaman mendalam mengenai birokrasi serta mampu berkontribusi dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.***(Salamandara/Bewara)

Administrator

MPI dan UM Bandung Bedah Buku "Pilar Akhlak Islam Berkemajuan"

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PWM Jawa Barat bersama Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar acara Maljum School yang membedah buku “Pilar Akhlak Islam Berkemajuan” karya Dadang Kahmad. Acara ini berlangsung di Perpustakaan UM Bandung pada Kamis (23/01/2025) malam dan menghadirkan diskusi mendalam tentang konsep Islam berkemajuan.

Dadang Kahmad menjelaskan bahwa buku ini mengusung konsep Islam berkemajuan yang berlandaskan Al-Qur'an, Sunah, ijtihad, dan prinsip wasatiyah. Islam berkemajuan, menurut Dadang, tidak hanya menitikberatkan pada kesalehan individu, tetapi juga bagaimana nilai-nilai akhlak diterapkan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan beradab. Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara spiritualitas dan kemajuan teknologi dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Buku ini, lanjut Dadang, mengangkat tujuh karakter pilar Islam berkemajuan, seperti keikhlasan beramal, menyebarkan salam, mempermudah urusan orang lain, serta menciptakan etos keilmuan. Nilai-nilai ini dianggap relevan dalam menghadapi tantangan modern yang kompleks, seperti isu sosial, moral, dan budaya. Dalam konteks dakwah, Dadang menyoroti pentingnya pendekatan kultural untuk menjangkau generasi muda dan memperkuat moralitas di tengah derasnya arus globalisasi.

Sebagai pembedah buku, Wahyu Srigutomi mengungkapkan bahwa karya ini memiliki gaya komunikasi yang sederhana namun komprehensif, sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan. Buku setebal 107 halaman ini menyajikan tema-tema tematik yang relevan dengan kondisi masyarakat modern, terutama dalam menjadikan akhlak sebagai pilar utama peradaban. Setiap argumen dalam buku ini diperkuat dengan dalil Al-Qur'an dan hadis.

Menurut Wahyu, buku ini tidak hanya menyoroti pentingnya akhlak dalam kehidupan individu, tetapi juga dalam membangun tatanan sosial yang lebih baik. Penulisnya, kata Wahyu, mampu menyampaikan pesan-pesan yang optimistis dan inspiratif, menjadikan buku ini relevan sebagai panduan gerakan keilmuan sekaligus pencerahan Islam di era modern.

Salah satu poin penting dari buku ini adalah peran Muhammadiyah sebagai model konkret Islam berkemajuan. Organisasi ini telah mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial. Dadang menegaskan bahwa akhlak Islam dapat menjadi dasar bagi kebijakan publik yang adil dan berkelanjutan, sekaligus solusi atas berbagai tantangan global, seperti konflik sosial dan degradasi lingkungan.

Acara ini ditutup dengan harapan agar buku “Pilar Akhlak Islam Berkemajuan” dapat menginspirasi generasi muda untuk mengembangkan konsep Islam berkemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Diskusi ini juga diharapkan mampu memotivasi peserta untuk mengaplikasikan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari demi membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan berkeadaban.***

Administrator

BEM UM Bandung Sukses Gelar Workshop Nasional Riset Inovatif

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung berhasil menyelenggarakan Workshop Nasional Riset Inovatif pada Senin (20/01/2025). Acara yang berlangsung di lantai dua Gedung Universitas Muhammadiyah Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini diikuti oleh 41 mahasiswa dari berbagai program studi.

Workshop ini dihadiri oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), serta sejumlah tamu undangan lainnya. Kegiatan perdana ini mengusung tema “Sinergi untuk Membangun Indonesia Unggul di Era Transformasi Global” sebagai respons terhadap tantangan dunia riset saat ini.

Ketua Pelaksana Yantsa Kahfi Latifah menjelaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam bidang penelitian normatif, mendorong kolaborasi akademik, serta menghasilkan karya ilmiah yang mampu berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan di Indonesia.

”Workshop ini memberikan wawasan dan pengalaman berharga kepada peserta dalam bidang penelitian dan karya ilmiah,” ujar Yantsa. Dia berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi mahasiswa dalam penerapan riset di dunia akademik ataupun industri.

Sementara itu, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier UM Bandung Taufik Maulana menegaskan pentingnya riset berbasis kajian di kalangan mahasiswa. ”Agenda seperti ini sangat penting karena dapat mengarahkan mahasiswa ke dunia riset yang lebih aplikatif dan berorientasi pada solusi,” katanya.

Menurut Taufik, kegiatan ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung untuk memahami pentingnya penelitian dalam mendukung kompetensi akademik. ”Ini adalah dorongan agar mahasiswa lebih fokus pada pengembangan keilmuan berbasis penelitian,” lanjutnya.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber kompeten di bidangnya, yakni Hani Yulindrasari, seorang pakar riset dan akademisi dari lembaga nasional, serta Sekretaris LPPM UM Bandung Iis Dewi Fitriani. Para narasumber berbagi wawasan dan pengalaman tentang riset inovatif yang relevan di berbagai bidang keilmuan.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Lazismu Kantor Layanan Universitas Muhammadiyah Bandung, PT Indonesia Emas Group, dan PT Marimas Putera Kencana. Dukungan ini turut memastikan kesuksesan acara yang diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk terus berinovasi di bidang penelitian.

Workshop Nasional Riset Inovatif yang digagas oleh BEM Universitas Muhammadiyah Bandung ini menjadi momentum yang sangat penting bagi mahasiswa untuk lebih memahami dan mengembangkan keilmuan berbasis penelitian guna menghadapi tantangan era globalisasi.***(FK)

Administrator

Teknologi Harus Digunakan Untuk Mendukung Pekerjaan Manusia

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ketua Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Riyanda Utari menekankan bahwa teknologi harus dilihat sebagai alat pendukung, bukan ancaman, terutama dalam dunia psikologi yang terus berkembang.

Hal ini disampaikan dalam kuliah umum bertajuk “Strategi Manajemen Talenta di Era Digital” yang berlangsung pada Kamis (23/01/2025) di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga Gedung UM Bandung.

Dalam sambutannya, Riyanda mengingatkan mahasiswa untuk tidak takut dengan perkembangan teknologi. Menurutnya, teknologi harus digunakan untuk mendukung pekerjaan manusia, bukan menggantikan. “Jangan jadikan teknologi sebagai segalanya. Kita harus bisa menempatkan teknologi sebagai alat untuk memahami kebutuhan perusahaan dengan lebih baik,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa tema kuliah umum ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi mahasiswa Psikologi saat ini. “Psikologi dan teknologi harus berjalan beriringan sehingga lulusan Psikologi UM Bandung siap bersaing di era digital,” ujar Riyanda.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan tamu undangan dari berbagai kalangan akademik dan profesional. Selain itu, momentum kuliah umum ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kerja sama (MOU) antara UM Bandung dan PT Global Talentlytica Indonesia.

Ketua Pelaksana Vina Lusiana Nadinti menjelaskan bahwa tema dalam kuliah umum ini dipilih untuk menjawab kekhawatiran mahasiswa terhadap perkembangan teknologi yang semakin pesat. Menurutnya, banyak mahasiswa merasa cemas dengan kemungkinan tergantikannya peran manusia oleh teknologi di dunia kerja.

“Memang saat ini semuanya tidak terlepas dari digitalisasi. Namun, kekhawatiran ini seharusnya tidak membuat kita berdiam diri. Sebaliknya, kita harus berkolaborasi dengan teknologi dan menjadi lebih adaptif,” kata Vina. Dia juga menegaskan pentingnya agility atau kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam berbagai sektor industri.

Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yakni Chief of People Officer PT Global Talentlytica Indonesia Adi Mandala Suminterdja dan dosen Psikologi UM Bandung Novita Sari. Keduanya memberikan wawasan mendalam terkait strategi manajemen talenta yang sesuai dengan kebutuhan industri digital saat ini.

Vina Lusiana Nadinti juga menyoroti bagaimana teknologi telah mengubah cara kerja di dunia psikologi, khususnya dalam penggunaan alat tes psikologi. “Dahulu alat tes dilakukan secara manual, sekarang sudah banyak yang berbasis teknologi komputerisasi. Ini menunjukkan pentingnya mahasiswa untuk terus mengikuti perkembangan zaman,” jelasnya.

Penandatanganan MOU dengan PT Global Talentlytica Indonesia diharapkan membuka peluang kerja sama yang lebih luas di masa depan. Kerja sama ini mencakup pengembangan talenta mahasiswa agar lebih siap menghadapi tantangan di era digital. Kuliah umum ini menjadi langkah strategis untuk mempersiapkan lulusan Psikologi UM Bandung agar mampu berkompetisi di dunia kerja modern.***(FK)

Administrator

Rektor UM Bandung Resmi Melantik Dekan dan Kepala LPPM Baru

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Herry Suhardiyanto mengatakan bahwa pergantian kepemimpinan adalah bagian dari dinamika organisasi yang sehat untuk mendukung visi UM Bandung sebagai Islamic Technopreneurial University. Hal ini disampaikannya saat melantik tiga pejabat baru UM Bandung pada Jumat (24/01/2025) di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, Gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752.

Dalam pelantikan tersebut, Irianti Usman resmi menjabat sebagai Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora, Arief Yunan sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, dan Ijang Faisal sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Ketiganya akan menjalankan amanah masa bakti 2025 hingga 2029.

Acara berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung Dadang Kahmad, jajaran pimpinan universitas, dekan, kaprodi, dosen, serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Herry menyampaikan ucapan selamat kepada para pejabat baru, sembari menekankan bahwa amanah ini adalah tanggung jawab besar yang memerlukan komitmen, integritas, dedikasi, dan inovasi.

Herry meminta Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang baru untuk meningkatkan relevansi akademik agar lulusan UM Bandung lebih siap menghadapi dunia kerja. Ia juga mendorong pengembangan kurikulum berbasis inovasi dan pengalaman profesional agar mahasiswa menjadi profesional atau entrepreneur yang kompeten.

Kepada Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora, Herry menekankan pentingnya meningkatkan mutu akademik dan reputasi internasional UM Bandung. Ia berharap pengalaman Irianti Usman di jejaring global dapat membuka peluang kerja sama internasional sekaligus menginspirasi dosen untuk melanjutkan studi dengan beasiswa ke luar negeri.

Sementara itu, Kepala LPPM yang baru dilantik diharapkan mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, BUMN, dan swasta, guna mendukung penelitian serta pengabdian masyarakat. Herry menegaskan bahwa pengalaman organisasi yang dimiliki Ijang Faisal dapat menjadi kekuatan untuk mengembangkan UM Bandung sebagai entrepreneurial university.

Sebagai penutup, Herry mengajak seluruh sivitas akademika UM Bandung untuk meningkatkan kompetensi, menjaga kekompakan, dan menghadapi tantangan disrupsi dengan pola pikir modern. "Kita perlu membangun reputasi yang lebih tinggi agar siap menghadapi ketidakpastian dan cepatnya perubahan," pungkasnya.***(FA)

Administrator

Kampus Strategis dan Berkualitas, UM Bandung Jadi Pilihan Masa Depan Siswa

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Di balik tembok kampus yang berdiri kokoh, Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung membuka pintu untuk 80 siswa-siswi SMAN 27 Bandung. Kunjungan kampus kali ini tak sekadar rutinitas, melainkan sebuah jembatan inspirasi menuju masa depan pendidikan yang lebih bermakna. Puluhan remaja dengan mata berbinar mulai menjelajahi lorong-lorong kampus, mencari cerita dan harapan baru.

Abdul Rohim, Kepala Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru dan Promosi, menyambut antusias rombongan dengan senyum optimistis. "Saat ini tercatat 15-20 siswa dari sekolah ini sudah bergabung di kampus kami," ujarnya pada Rabu (22/01/2025). Ia yakin lima tahun mendatang, kepercayaan masyarakat akan terus bertumbuh seiring dengan kredibilitas yang dibangun.

Fitri Dewi Romadona, Guru Bimbingan Konseling SMAN 27 Bandung, mengungkapkan rasa kagumnya. "Kami sering melihat kampus ini dari luar, tetapi baru kali ini bisa menjelajahi bagian dalamnya," katanya. Kunjungan ini diharapkan dapat mendekatkan siswa dengan pilihan pendidikan yang tepat.

Zamah Sari, Wakil Rektor III, membawa pesan yang menggugah. "Masa depan Bandung dan Indonesia ada di tangan kalian," tegasnya. Ia menekankan pentingnya generasi muda yang bertanggung jawab, dengan melanjutkan pendidikan tinggi sebagai salah satu jalannya.

Keunggulan UM Bandung tak sekadar sebuah pernyataan, melainkan realita. Sebagai bagian dari jaringan Muhammadiyah yang telah berpengalaman dalam pendidikan sejak 1912, kampus ini memiliki 173 cabang di Indonesia dan luar negeri. "Kami adalah bagian dari kekuatan besar pendidikan," papar Zamah Sari.

Ia mengajak para siswa memilih program studi futuristik. Teknologi Informatika dengan kecerdasan buatan, Bioteknologi, Farmasi, hingga Psikologi menjadi sorotan. "Lulusan Farmasi kami bahkan sudah diminta perusahaan sebelum lulus," ungkapnya dengan bangga.

Kualitas pengajar menjadi modal utama. "Kenapa harus kuliah di luar negeri, sementara kami menyediakan dosen lulusan kampus internasional?" tantang Zamah Sari. Aksesibilitas, lokasi strategis, dan administrasi yang baik semakin memperkuat daya tarik kampus ini.

Para siswa tak sekadar mendapatkan informasi, mereka diajak menjelajahi fasilitas kampus, berdiskusi dengan dosen dan mahasiswa. Sebuah langkah awal yang diharapkan mampu menginspirasi mereka untuk membangun masa depan cemerlang di Universitas Muhammadiyah Bandung.***(FA)

Administrator