
Prinsip Akuntansi, Kunci Sukses Umat Islam Kelola Rezeki
UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dalam tausiah Ramadan yang disiarkan melalui kanal YouTube UM Bandung, Kaprodi Akuntansi UM Bandung Iman Harjono menekankan pentingnya pengelolaan rezeki yang bijak. Ia menjelaskan bahwa prinsip-prinsip akuntansi, yang sering diterapkan dalam dunia bisnis, sebenarnya sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Iman Harjono menjelaskan bahwa sebagai umat Islam, kita meyakini bahwa rezeki telah diatur oleh Allah SWT. Namun, manusia diberikan akal dan pikiran untuk mengelola rezeki tersebut dengan baik agar mendatangkan berkah. Prinsip akuntansi dapat menjadi panduan dalam mengatur, mengelola, dan menilai rezeki agar memberikan manfaat yang maksimal.
Setidaknya ada empat prinsip utama akuntansi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan rezeki. Pertama, pencatatan yang jelas. Seperti dalam akuntansi, setiap transaksi keuangan harus dicatat dengan transparan.
Dalam konteks rezeki, ini berarti mensyukuri dan mencatat setiap nikmat, baik berupa uang, kesehatan, waktu, maupun kesempatan. "Mensyukuri setiap nikmat, sekecil apa pun, adalah bentuk pencatatan dalam hati yang akan mendatangkan tambahan rezeki," ujar Iman, mengutip Surah Ibrahim ayat 7.
Kedua, keseimbangan. Dalam laporan keuangan, neraca menunjukkan keseimbangan antara aset dan kewajiban. Prinsip ini juga berlaku dalam pengelolaan rezeki, di mana pendapatan harus seimbang dengan pengeluaran, termasuk zakat, sedekah, dan kebutuhan hidup lainnya.
"Jangan sampai kita hanya fokus mengejar rezeki, tetapi melupakan kewajiban kepada Allah dan sesama," tambahnya.
Ketiga, efisiensi dalam pengelolaan. Akuntansi mengajarkan penggunaan sumber daya secara optimal. Iman mengingatkan bahwa sumber daya manusia dan alam terbatas, sementara keinginan manusia tidak terbatas.
"Bijaklah dalam menggunakan rezeki yang Allah berikan, misalnya untuk kebutuhan keluarga, investasi, dan hal-hal yang bermanfaat di masa depan," paparnya.
Keempat, kejujuran dan transparansi. Dalam akuntansi, laporan keuangan harus dibuat dengan jujur. Dalam kehidupan, seseorang harus jujur dalam memperoleh dan menggunakan rezeki.
"Jangan sampai kita menggunakan harta yang tidak halal atau menipu diri sendiri," tegasnya, mengutip Surah Al-Ahzab ayat 70 yang menekankan pentingnya berkata benar dan bertakwa kepada Allah.
Selain itu, Iman mengingatkan pentingnya niat yang baik dalam mencari rezeki. "Jujurlah dalam usaha dan niat kita, karena sesungguhnya kejujuran akan membawa kepada keberkahan dalam kehidupan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap umat Islam semakin sadar akan pentingnya mengelola rezeki dengan baik sehingga mendatangkan manfaat dan keberkahan dari Allah SWT.***