Berita

Transformasi Kebijakan Pendidikan: Sebuah Keniscayaan di Setiap Era

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen prodi PAI Universitas Muhammadiyah Bandung, Dr. Sitti Chodidjah, M.Pd., menegaskan bahwa transformasi kebijakan pendidikan merupakan sebuah keniscayaan yang terjadi di setiap era. Perubahan zaman, budaya, sosial kemasyarakatan, serta visi dan misi bangsa menjadi faktor utama pendorong transformasi tersebut.

Hal ini disampaikan Sitti dalam Webinar Kebijakan Pendidikan bertajuk ”Transformasi Kurikulum Nasional: Dampak Kebijakan Pendidikan Terhadap Sistem Pembelajaran” yang digelar prodi Pendidikan Agama Islam UM Bandung pada Sabtu (8/2/2025).

Sitti menjelaskan bahwa perubahan kurikulum di Indonesia adalah hal yang wajar. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami sekitar sepuluh kali perubahan kurikulum, dan jika Kurikulum Merdeka kembali diubah, ini akan menjadi perubahan kurikulum yang ke-11. Transformasi ini terjadi sebagai respons terhadap perkembangan zaman dan perilaku masyarakat yang terus berkembang.

Kemajuan teknologi, lanjut Sitti, menjadi salah satu faktor utama dalam perubahan sistem pendidikan. Transformasi dari era konvensional ke era digital mengubah cara belajar dan mengajar. Kehadiran teknologi digital membuat pembelajaran lebih fleksibel, tetapi juga menimbulkan tantangan tersendiri, terutama dalam membentuk karakter dan pola pikir siswa.

Sitti menyoroti bahwa kebijakan pendidikan tidak hanya berkaitan dengan kurikulum, tetapi mencakup berbagai aspek lain, seperti aturan seragam sekolah dan anggaran pendidikan. Peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20 persen pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dalam menghadapi transformasi pendidikan di era digital, kata Sitti, terdapat tiga aspek utama yang harus diperhatikan, yaitu lembaga pendidikan, guru, dan siswa. Lembaga pendidikan diharapkan mampu menerjemahkan dan mengadaptasi kebijakan pendidikan agar dapat diimplementasikan dengan baik. Sementara itu, guru harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menghadapi perubahan metode pembelajaran.

”Guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan perlu mengembangkan empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Selain itu, mereka juga harus memiliki keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kreatif, inovatif, serta mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran,” lanjut Sitti.

Untuk menghadapi tantangan transformasi pendidikan, lembaga pendidikan dan guru harus memahami prinsip-prinsip transformasi, seperti visi masa depan, budaya kerja profesional, inovasi, dan networking. Selain itu, pendekatan Student-Centered Learning (SCL) harus diterapkan untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Konsep guru di abad ke-21 tidak lagi hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi sebagai pembina, fasilitator, pendamping, pengarah, dan inovator dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, guru harus terus belajar dan mengembangkan kompetensinya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.***(FA)

Administrator

Dari Boraks Hingga Formalin, Ini Cara Farmasi UM Bandung Edukasi Warga Tentang Keamanan Pangan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Prodi Farmasi UM Bandung mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di TPA Al-Muhajir, Panyileukan, Kota Bandung, pada Minggu (09/02/2025). Kegiatan bertema Edukasi Halal dan Sertifikasi Halal serta Demonstrasi Bahan Kimia Berbahaya pada Makanan ini diikuti oleh ibu-ibu PKK, pelaku usaha, dan anak-anak dari Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan.

Ketua Tim PKM Prodi Farmasi UM Bandung Nanda Raudhatil Jannah menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara mendeteksi bahan kimia berbahaya dalam makanan.

Edukasi ini dianggap penting, terutama bagi anak-anak, agar mereka lebih berhati-hati dalam memilih jajanan sehari-hari. Melalui demonstrasi langsung oleh dosen dan mahasiswa, peserta diajarkan cara membedakan makanan yang mengandung zat berbahaya seperti boraks dan formalin.

Selain edukasi untuk anak-anak, kegiatan ini juga memberikan wawasan kepada pelaku usaha mengenai pentingnya sertifikasi halal. Nanda menegaskan bahwa UM Bandung siap membantu memfasilitasi para pelaku usaha dalam proses pengurusan sertifikasi halal guna meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.

Ketua Prodi Farmasi UM Bandung, Dwintha Lestari, menambahkan bahwa kesadaran akan kandungan makanan yang dikonsumsi sangat penting, terutama bagi anak-anak dan orang tua. Ia berharap edukasi ini dapat membentuk kebiasaan sehat sejak dini dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari zat berbahaya.

Dalam sesi materi, pemateri pertama, Rovi Husnaini, membahas konsep halalan thayyiban dan dampaknya terhadap perilaku anak-anak. Menurutnya, makanan yang halal dan baik tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kesadaran spiritual anak-anak.

Sementara itu, pemateri kedua, Titian Daru Asmara Tugon, menjelaskan bahwa sertifikasi halal menjadi faktor utama dalam meningkatkan daya saing pelaku usaha di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk halal.

Ketua RW 02 Kecamatan Panyileukan Mustofa mengapresiasi inisiatif Prodi Farmasi UM Bandung dalam menggelar kegiatan ini. Ia menilai program tersebut sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai keamanan pangan. 

Dengan adanya edukasi ini, warga kini lebih mengerti cara memastikan makanan yang dikonsumsi bebas dari zat berbahaya. Kegiatan ini didukung oleh Hibah Internal LPPM UM Bandung, yang diharapkan dapat terus memperkuat upaya edukasi dan pendampingan bagi masyarakat dalam bidang kesehatan dan keamanan pangan.***(FK)

Administrator

Inovasi Digital Psikologi, UM Bandung Gelar Pameran Technopreneur Mahasiswa

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar Psychotech Innovation Exhibition pada Sabtu (08/02/2025). Pameran ini mendapat sambutan antusias dari mahasiswa yang berpartisipasi dalam menampilkan inovasi berbasis teknologi di bidang psikologi.

Acara yang berlangsung di Lobi Utama UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini menampilkan startup hasil karya mahasiswa angkatan 2021. Selain menjadi ajang inovasi, kegiatan ini juga merupakan bagian dari proyek Ujian Akhir Semester (UAS) untuk mata kuliah Technopreneur.

Salah satu dosen pengampu, Tasya Augustiya, menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mempresentasikan produk inovasi mereka.

“Kami ingin menunjukkan bahwa layanan psikologi bisa berinovasi melalui teknologi agar lebih relevan dengan era digital dan kebutuhan generasi Z,” ujar Tasya. Ia menambahkan, terdapat 25 startup yang dipresentasikan di hadapan para ahli bisnis, dan nantinya akan dipilih satu startup terbaik sebagai best pitching.

Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung, Irianti Usman, mengapresiasi inovasi mahasiswa dalam menghadirkan solusi psikologi berbasis digital. Menurutnya, perkembangan teknologi membuka peluang bagi layanan psikologi untuk lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

“Dunia psikologi tidak harus selalu dilakukan dengan pertemuan langsung antara klien dan psikolog di ruang praktik, tetapi bisa dikembangkan melalui teknologi yang lebih praktis,” tuturnya.

Salah satu inovasi yang menarik perhatian dalam pameran ini adalah Soul Sanctuary, startup yang dikembangkan oleh Leny Pitriasari. Produk ini merupakan self-care toolkit yang dirancang untuk membantu pengelolaan emosi dan stres, khususnya bagi mahasiswa dan pekerja dari kalangan milenial serta generasi Z. Soul Sanctuary menyediakan berbagai alat bantu seperti jurnal emosi, poster pengenalan perasaan, roll-on essential oil, dan stress ball untuk membantu relaksasi.

Dengan terselenggaranya Psychotech Innovation Exhibition, mahasiswa Psikologi UM Bandung diharapkan semakin terampil dalam mengembangkan inovasi berbasis teknologi. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk memahami lebih dalam tentang technopreneurship serta peluang bisnis di bidang psikologi digital.***(FK)

Administrator

Islam Berkemajuan Harus Inklusif dan Mudah Dipahami

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat bersama Lingkar Studi Islam Berkemajuan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar Maljum School. Forum diskusi ini membedah buku "Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik" pada Kamis (06/02/2025) di Perpustakaan UM Bandung. Acara tersebut dihadiri Wakil Rektor I UM Bandung, perwakilan Baznas Kota Bandung, serta mahasiswa yang tertarik pada kajian Islam berkemajuan.

Guru Besar Komunikasi Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung Asep Saeful Muhtadi hadir sebagai pembedah utama. Dalam pemaparannya, Asep menyoroti kontribusi Islam berkemajuan dalam kebijakan publik dengan menekankan nilai-nilai keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial. Menurutnya, pemikiran Islam progresif harus diterapkan secara konkret dalam berbagai aspek kebijakan agar berdampak nyata bagi masyarakat luas.

Ketua Lingkar Studi Islam Berkemajuan Tati yang menjadi pemantik diskusi, menekankan pentingnya peran intelektual Muslim dalam membangun kebijakan yang inklusif. Ia menegaskan bahwa pemikiran Islam yang berorientasi pada kemaslahatan sosial harus menjadi dasar perumusan kebijakan negara. Buku "Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik", menurutnya, menggambarkan bagaimana Islam dapat berdampak positif pada berbagai agenda, termasuk isu kemanusiaan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Diskusi yang dipandu Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat Kelik Nursetiyo Widiyanto menyoroti pengembangan kajian kebijakan publik dalam perspektif Islam. Ia menegaskan bahwa Islam tidak hanya terbatas pada ranah ibadah individual, tetapi juga memiliki peran strategis dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan sosial. Oleh karena itu, Islam berkemajuan harus dikaji lebih luas agar dapat diaplikasikan dalam kebijakan publik.

Roni Tabroni, salah satu penulis buku, menyoroti fenomena politik identitas yang tak terhindarkan dalam kehidupan berbangsa. Menurutnya, umat Islam harus menghadapi realitas ini dengan keteladanan dan sikap berlandaskan nilai-nilai keislaman serta kemaslahatan bersama. Islam berkemajuan, kata Roni, harus membangun kesadaran masyarakat terhadap simbolisme agama dan budaya agar tidak terjebak dalam politik identitas yang eksklusif.

Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi menutup diskusi dengan menekankan pentingnya mutu dan inklusivitas dalam mengoperasionalkan Islam berkemajuan. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah harus tetap berpegang pada pilar Islam berkemajuan—Al-Quran dan sunnah, tajdid, tauhid, serta ijtihad—agar dapat diterima oleh berbagai kalangan dengan bahasa yang mudah dipahami. Dengan demikian, Islam tetap menjadi agama universal yang membawa manfaat bagi semua lapisan masyarakat.***

Administrator

Dirjen Saintek RI Dorong Sivitas UM Bandung Bangun Ekosistem Riset dan Inovasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Ahmad Najib Burhani mengajak sivitas akademika Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung untuk berperan aktif dalam membangun ekosistem sains, teknologi, riset, dan inovasi di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi dalam bidang tersebut menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Dalam kuliah umum bertajuk ”Kampus Berbasis Riset: Membangun SDM Unggul di Perguruan Tinggi Islam” yang digelar pada Kamis (06/02/2025), Najib memaparkan berbagai aspek penting terkait penelitian. Dia menjelaskan konsep dasar riset, modal yang diperlukan, dan tantangan yang harus dihadapi dalam proses penelitian.

Najib juga menyoroti peran scientific production dan scientific solution dalam dunia riset. ”Bagaimana hasil riset dapat digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan dan menjadi dasar bagi temuan-temuan baru,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa ilmu sosial dan humaniora memiliki kontribusi penting dalam pengembangan sains dan teknologi.

Lebih lanjut, Najib membahas konsep scientific temper, scientific culture, dan research culture yang berfokus pada penguatan budaya penelitian yang berkualitas, bermanfaat, serta berdampak nyata bagi masyarakat. Najib menegaskan bahwa riset yang baik harus dilakukan dengan metode yang benar dan dapat divalidasi secara akademik.

Di samping itu, Najib menekankan pentingnya keterhubungan antara akademisi dan masyarakat global. ”Penelitian yang berkualitas tidak hanya berdampak di tingkat nasional, tetapi juga harus diakui dan diulas oleh komunitas akademik internasional,” ungkapnya.

Najib juga mengungkapkan bahwa Dirjen Saintek Kemdiktisaintek memiliki peran strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Dengan visi menciptakan perguruan tinggi yang berdaya guna, bertanggung jawab, dan memiliki tata kelola yang baik, organisasi ini berfokus pada peningkatan riset, hilirisasi teknologi, serta percepatan transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari misi Indonesia Emas 2045, kata Najib, Kemdiktisaintek menerapkan 8 Quick Win Programs yang mencakup pembangunan sekolah unggulan di setiap kabupaten, peningkatan pendidikan sains, teknologi, penguatan jaringan riset nasional dan internasional.

Teori dan pengalaman

Pada kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UM Bandung Ijang Faisal mengapresiasi kegiatan in. Dia menilai bahwa kuliah umum yang mengupas riset ini sangat krusial dan penting karena dunia riset selalu relevan dari masa ke masa dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 

”Esensi riset dalam pembelajaran adalah bagaimana mengkolaborasikan antara teori dan pengalaman. Dalam perkembangan yang terjadi di berbagai kampus, tampaknya kita memerlukan juga bagaimana melakukan percepatan dalam riset yang bisa dilakukan dengan maksimal. Kolaborasi LPPM dan program di Administrasi Publik dalam kegiatan ini semoga semakin baik dan kampus kita bisa naik kelas,” kata Ijang.  

Kegiatan kuliah umum ini dihadiri oleh Rektor dan para Wakil Rektor UM Bandung, para Dekan, Kaprodi, Sekretaris Prodi, Kepala Bagian, Kepala dan ketua lembaga, serta dosen dan tenaga kependidikan. Ratusan mahasiswa dari berbagai program studi juga turut serta dalam acara ini.***(FA)

Administrator

UM Bandung Tingkatkan Kesiapan Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses mengadakan pelatihan persiapan kerja pada Sabtu (01/02/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif.

Pelatihan yang berlangsung di lantai dua Gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini dihadiri oleh rombongan Panitia Pelaksana Program Ramadan dan Idul Adha (P3RI) ITB. Mengusung tema ”Pelatihan Persiapan Kerja untuk Meningkatkan Keyakinan Diri dalam Keputusan Karir P3RI ITB”, acara ini menjadi wadah bagi peserta untuk memahami strategi efektif dalam meraih pekerjaan yang diinginkan.

Tasya Augustiya, pengabdi dari Tim PKM Program Studi Psikologi UM Bandung, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tingginya persaingan di dunia kerja. Menurutnya, kemajuan teknologi, terutama penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, semakin meningkatkan tantangan bagi para pencari kerja.

Selain itu, Tasya juga menyoroti tingginya angka pengangguran dan meningkatnya tingkat penolakan dalam proses rekrutmen calon karyawan. Salah satu faktor utama penyebabnya adalah kurangnya keterampilan dalam menyusun Curriculum Vitae (CV) yang menarik dan kesulitan dalam menghadapi wawancara kerja.

”Meskipun seseorang memiliki keterampilan yang baik, tetapi jika tanpa CV yang bagus dan efektif, peluang untuk diterima kerja akan semakin kecil. Oleh karena itu, pelatihan ini juga difokuskan pada cara bagaimana membuat CV yang mampu menarik perhatian perekrut,” ujarnya.

Dalam sesi pelatihan, peserta diajarkan berbagai metode efektif dalam menentukan arah karir mereka. Salah satu teknik yang diperkenalkan adalah Johari Window yang bertujuan membantu peserta mengenali potensi diri sebelum menetapkan tujuan karir yang lebih jelas.

Selain teknik pengenalan diri, pada kesempatan kalai ini peserta juga mendapatkan pelatihan khusus dalam menyusun CV yang sesuai dengan standar rekrutmen modern. ”CV yang baik harus dapat terbaca dengan baik oleh Applicant Tracking System (ATS) dan harus sesuai dengan bidang pekerjaan yang dituju,” jelas Tasya.

Sebagai penutup, pelatihan ini juga mencakup simulasi wawancara kerja. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk merasakan pengalaman langsung menghadapi wawancara melalui mockup interview atau roleplay. Lima mahasiswa bertindak sebagai fasilitator dan berperan sebagai Human Resource Development (HRD) dalam simulasi ini.

Melalui pelatihan ini, Tasya berharap banyak peserta dapat lebih percaya diri dan memiliki persiapan matang dalam menghadapi dunia kerja yang penuh persaingan ketat. Tim PKM Psikologi Universitas Muhammadiyah Bandung berkomitmen untuk terus memberikan program edukatif yang bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas.***(FK)

Administrator