Berita

Hidup Sehat dengan Obat Halal, Dosen UM Bandung Beri Penjelasan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Kesehatan merupakan anugerah yang harus dijaga agar manusia dapat menjalani kehidupan dengan optimal, termasuk dalam menjalankan ibadah. Dalam sebuah tausiah Ramadan 1446 Hijriah yang disiarkan di kanal YouTube Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Kamis (13/03/2025), dosen program studi Farmasi UM Bandung, Alfat Wahyu Firdaus, menyoroti pentingnya pengobatan dalam Islam yang telah diatur melalui ajaran Al-Quran dan hadis.

Alfat menjelaskan bahwa ajaran Islam mengenal konsep thibun nabawi atau pengobatan ala Nabi yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Menurutnya, berbagai jenis obat alami sebenarnya dapat ditemukan di lingkungan sekitar manusia. "Sebenarnya, semua obat itu bisa kita temui di sekitar kita. Misalnya, jika kita mengalami demam, kita bisa memanfaatkan jahe untuk meningkatkan imunitas tubuh," ujarnya.

Tidak hanya jahe, Alfat juga menyebutkan bahwa madu dapat dimanfaatkan sebagai obat alami untuk melawan infeksi karena mengandung zat yang mampu membunuh bakteri dalam tubuh. Selain itu, banyak bahan herbal lainnya yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan. Menggunakan obat-obatan herbal merupakan bentuk ikhtiar agar tubuh tetap sehat sehingga ibadah dapat dilakukan secara optimal.

Lebih lanjut, dosen farmasi tersebut menekankan pentingnya memilih obat-obatan yang halal dan tayib (baik dan berkualitas). "Saat kita memilih obat-obatan herbal yang halal dan tayib, itu juga menjadi bagian dari usaha kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT," ungkapnya. Menurutnya, keberkahan dalam hidup dapat diperoleh jika tubuh mendapatkan asupan yang bersumber dari bahan-bahan yang halal.

Alfat juga menambahkan bahwa konsumsi makanan dan obat yang halal dapat berpengaruh pada akhlak seseorang. Dengan memilih obat yang halal dan tayib, seseorang tidak hanya menjaga kesehatannya, tetapi mendapatkan kemudahan dalam meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ia mengingatkan masyarakat agar selalu mengecek kehalalan suatu obat sebelum dikonsumsi dan memastikan produk tersebut sudah memiliki logo halal.

Pada akhirnya, kesadaran untuk mengonsumsi makanan dan obat-obatan yang halal menjadi salah satu cara menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Dengan menggunakan bahan-bahan alami, masyarakat juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan berbahan kimia. Dengan tubuh yang sehat, seseorang dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas ibadahnya.***(FA)

Administrator

Dosen UM Bandung Ajak Masyarakat Bijak dalam Menyebarkan Informasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen program studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Ahmad Suryan ST MT mengingatkan masyarakat untuk senantiasa hati-hati ketika menerima informasi pada era banjir berita saat ini. Masyarakat harus memahami dengan baik informasi tersebut apakah layak dibagikan kepada orang lain atau tidak.

Mengutip hadis Nabi, dosen yang juga Sekretaris Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Bandung ini menegaskan bahwa seseorang bisa dikatakan sebagai pendusta kalau dia menyebarkan apa-apa yang sudah didengarnya.

”Dari pesan Nabi SAW tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita tidak boleh sembarangan menyebarkan informasi dan berita kepada orang lain. Oleh karena itu, kita perlu memahami dengan baik bahwa suatu informasi itu bisa disebarkan atau tidak,” ujar Ahmad seperti dikutip dari Tausiah Ramadan di kanal YouTube UM Bandung pada Kamis (13/03/2025).

Menurut Ahmad, perlu ada edukasi terus-menerus mengenai informasi dan kebenaran suatu berita yang masuk ke ruang-ruang privat media sosial melalui handphone agar masyarakat tidak mudah tersulut emosi karena isi di dalamnya yang terkadang provokatif dan hoaks.

Di antara langkah konkretnya adalah memilih informasi yang sekiranya bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Andai informasi yang masuk ke hape itu bernada menjelek-jelekkan, kontroversial, dan tidak bermanfaat sama sekali, kata Ahmad, lebih baik tidak menyebarkannya kepada orang lain.

Literasi digital

Tidak cukup sampai di situ, lanjut Ahmad, masyarakat juga harus menambah literasi digital yang saat ini menjadi suatu keniscayaan. Dengan melek literasi digital, setiap orang akan menjadi filter bagi informasi dan berita yang tidak menambah pengetahuan dan manfaat.

Ahmad kemudian menukil firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Hujjurat ayat 6 yang mengingatkan orang-orang yang beriman agar jika seorang fasik datang membawa berita penting untuk diteliti terlebih dahulu kebenarannya agar tidak mencelakakan orang lain karena ketidaktahuan yang berakibat datangnya rasa sesal.

”Di antara caranya adalah harus mengecek sumber berita yang kredibel dan resmi. Misalnya, kalau kita mendapatkan informasi yang mencurigakan, bisa kita cek sumbernya melalui mesin pencari di internet. Itulah beberapa cara yang perlu diperhatikan agar kita tidak ikut menyebarkan informasi yang salah kepada orang lain yang bisa menyebabkan kerugian,” tandas Ahmad.***

Pesan ini menjadi relevan dan amat penting karena saat ini hampir mayoritas masyarakat mendapatkan dan menerima informasi sangat mudah di telefon pintarnya. Tanpa tahu informasi itu valid atau tidak, masyarakat sering langsung menyebarkannya kepada orang lain.***(FA)

Administrator

Anak Muda Bisa Manfaatkan Media Sosial untuk Dakwah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pendakwah sekaligus content creator Hudzaifah Aslam Mubarok, atau yang lebih dikenal sebagai Zai TikTok, mengajak mahasiswa dan anak muda untuk menjaga keseimbangan dunia dan akhirat di era digital.

Pesan tersebut ia sampaikan dalam acara KURMAFAR yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himprofar) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Sabtu (08/03/2025). Acara ini berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, gedung UM Bandung, dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, serta tamu undangan.

Dalam ceramahnya, Zai menekankan bahwa umat Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip agama. Ia mengingatkan bahwa tren media sosial sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tetapi bukan berarti umat Islam tidak boleh menggunakannya, selama membawa manfaat dan kebaikan. Ia juga menegaskan bahwa keseimbangan dunia dan akhirat merupakan ajaran Islam yang harus dijaga.

Lebih lanjut, pria asal Tasikmalaya ini menekankan bahwa media sosial dapat menjadi ladang ibadah jika digunakan dengan niat yang benar. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi penonton, tetapi aktif memanfaatkannya sebagai sarana dakwah dan berbagi kebaikan.

“Jangan cuma jadi penonton di media sosial, tetapi gunakan sebagai sarana dakwah dan berbagi manfaat. Insyaallah dunianya dapat, akhiratnya pun dapat," ujarnya.

Selain itu, Zai mengingatkan pentingnya menjaga akhlak di dunia nyata maupun di dunia maya. Ia menyoroti fenomena flexing atau pamer di media sosial yang dapat menimbulkan dampak negatif.

Menurutnya, akhlak yang baik adalah kunci agar seseorang disukai manusia dan diridai Allah. Ia juga mengajak mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap tren media sosial yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Zai juga mendorong mahasiswa untuk melahirkan inovasi yang bermanfaat serta menghindari konten negatif yang marak di media sosial. Ia menegaskan bahwa konsumsi berlebihan terhadap konten-konten buruk dapat merusak akhlak dan keseimbangan diri. Sebaliknya, ia menyarankan agar anak muda lebih banyak mendengarkan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan motivasi diri.

Sebagai penutup, Zai mengingatkan bahwa generasi muda harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ia menekankan bahwa teknologi, termasuk media sosial, bisa menjadi sarana ibadah dan amal saleh jika digunakan dengan bijak.

Acara KURMAFAR ini mendapat respons positif dari peserta, termasuk dari Kaprodi Farmasi serta perwakilan dosen yang memberikan apresiasi atas pesan inspiratif yang disampaikan.***(FK)

Administrator

Inilah Tiga Lokasi Ngabuburit Favorit Dekat Kampus UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Menjelang waktu berbuka puasa Ramadan, ngabuburit menjadi momen yang dinanti untuk menghabiskan waktu sore dengan suasana yang menyenangkan. Bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, terdapat beberapa lokasi strategis yang bisa menjadi pilihan ngabuburit seru, mulai dari destinasi religi hingga tempat rekreasi yang menawarkan pemandangan estetik.

Beberapa tempat yang sering dikunjungi adalah Masjid Raya Al-Jabbar, kawasan Sumarecon, dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Tiga lokasi tersebut jaraknya sangat dekat dengan UM Bandung yang terletakd di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752.

Masjid Raya Al-Jabbar

Masjid Raya Al-Jabbar menjadi destinasi ngabuburit yang tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur, tetapi ketenangan spiritual. Masjid megah yang berdiri di atas danau buatan ini memberikan pengalaman unik bagi pengunjung.

Saat senja, pantulan cahaya matahari yang terbenam di permukaan danau menambah kesan syahdu bagi siapa saja yang menikmati suasana di sekitar masjid. Banyak mahasiswa UM Bandung memilih tempat ini untuk menunggu waktu berbuka sambil menikmati kajian atau sekadar berfoto dengan latar belakang masjid yang megah.

Kawasan Sumarecon

Tidak jauh dari kampus, kawasan Sumarecon Bandung juga menjadi alternatif menarik untuk ngabuburit para mahasiswa atau anak-anak muda. Area ini menawarkan suasana urban modern dengan berbagai fasilitas publik yang nyaman. Bisa sambil sepedaan juga bersama teman-teman.

Banyak mahasiswa memilih untuk berjalan santai di taman-taman yang tertata rapi, berburu takjil di food court, atau sekadar menikmati pemandangan kota yang mulai bermandikan cahaya lampu saat sore menjelang malam. Suasana di Sumarecon yang ramai tetapi tetap nyaman menjadikannya tempat favorit bagi anak muda Bandung, termasuk mahasiswa UM Bandung.

Stadion GBLA

Sementara itu, bagi pecinta olahraga dan aktivitas fisik, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) bisa menjadi pilihan ngabuburit yang lebih dinamis. Banyak warga Bandung yang datang ke stadion ini untuk berlari santai, bermain sepak bola, atau sekadar duduk menikmati angin sore.

Beberapa mahasiswa UM Bandung sering menjadikan stadion ini sebagai titik kumpul untuk berolahraga ringan sebelum berbuka. Tidak jarang juga ada komunitas-komunitas yang mengadakan kegiatan sosial atau berbagi takjil di sekitar area stadion. Terutama yang berkaitan dengan otomotif.

Ngabuburit di tiga lokasi ini tidak hanya soal menunggu waktu berbuka, tetapi menciptakan momen kebersamaan yang berkesan. Baik itu melalui diskusi ringan di Masjid Al-Jabbar, berburu jajanan di Sumarecon, atau menikmati aktivitas fisik di GBLA, setiap tempat memberikan pengalaman berbeda yang bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing.

Selain itu, keberadaan ketiga lokasi ini yang mudah dijangkau dari kampus UM Bandung menjadi alasan utama mengapa mahasiswa sering memilihnya sebagai tempat ngabuburit. Dengan akses transportasi yang mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum, mahasiswa bisa dengan nyaman menghabiskan waktu sore mereka tanpa harus terburu-buru kembali ke kos atau asrama.

Bagi mahasiswa yang ingin menghabiskan waktu ngabuburit dengan nuansa religius, Masjid Raya Al-Jabbar adalah pilihan terbaik. Sedangkan bagi yang ingin suasana perkotaan yang modern, Sumarecon bisa menjadi destinasi yang tepat. Sementara bagi mereka yang lebih suka bergerak dan beraktivitas fisik, Stadion GBLA menawarkan pengalaman ngabuburit yang lebih aktif.

Dengan beragam pilihan ini, mahasiswa UM Bandung tidak perlu bingung mencari tempat ngabuburit yang menarik. Tinggal sesuaikan dengan suasana hati dan keinginan, lalu nikmati momen menjelang berbuka dengan cara yang paling menyenangkan.***

___

Sumber foto: bandung.go.id.

Administrator

Pendidikan Salah Satu Faktor Penentu Kemakmuran

Oleh: Dadang Kahmad (Ketua PP Muhammadiyah)

TANWIR dan perayaan milad ke-112 Muhammadiyah yang diadakan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bulan Desember 2024 yang lalu mengambil tema yang tepat yakni "Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua".

Tema tersebut menarik untuk dibahas secara ringan mengenai bagaimana menghadirkan kemakmuran yang merata di seluruh Indonesia dan tulisan ini hanya sebagai pemantik dari beberapa tulisan berikutnya.

Memakmurkan negara dan bangsa Indonesia merupakan tujuan yang sangat mulia yang membutuhkan kerja keras, terfokus, dan memerlukan kebersamaan dari seluruh elemen bangsa tanpa kecuali. Sangat tidak mungkin memakmurkan suatu negara dilakukan oleh sekelompok orang atau satu organisasi kemasyarakatan saja. Kesadaran dan partisipasi seluruh masyarakat sangatlah diperlukan. 

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai kemakmuran, di antaranya adalah dengan peningkatan kualitas pendidikan anak bangsa. Pendidikan merupakan investasi yang penting dan utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Investasi dalam pendidikan yang bermutu, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, harus menjadi perhatian utama bagi semua pihak. Terutama pemerintah yang paling bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang bermutu.

Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 131 cukup jadi pegangan utama sebagai pendorong pelaksanaan pendidikan yang baik. Dalam ayat tersebut, Allah memberikan pendidikan yang baik sebelum Adam ditugaskan sebagai khalifah dan pemakmur bumi. Artinya, syarat bagi seseorang menjadi khalifah atau pemakmur bumi adalah harus berpendidikan atau berilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan tidak mungkin terwujud kemakmuran sebuah negara.

Kalau melihat keadaan negara-negara yang dikategorikan negara makmur sekarang ini, maka akan terlihat bahwa negara tersebut memiliki tingkat pendidikan yang baik. Kita ambil dua negara yang memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi, yaitu Finlandia di Eropa dan Jepang di Asia. Kedua negara tersebut memiliki kualitas pendidikan yang sangat baik dan kemakmuran masyarakat yang sangat tinggi pula. 

Sistem pendidikan di Finlandia dikenal sebagai yang terbaik di dunia. Finlandia memiliki kurikulum yang fokus pada perkembangan anak sebagai pembelajar seumur hidup. Selain itu, pemerintah Finlandia juga mendukung finansial dan legalitas sekolah sehingga sekolah negeri ataupun swasta semuanya gratis. 

Begitu pula Jepang memiliki sistem pendidikan yang diakui secara internasional. Beberapa universitas terkenal di Jepang, seperti University of Tokyo, Kyoto University, Tokyo Institute of Technology, dan Osaka University menjadi rujukan bagi siswa di dunia.

Sesuatu yang mustahil bagi sebuah bangsa bahwa kemakmuran hanya dengan slogan dan perkataan. Namun, harus mulai dengan pembenahan sistem pendidikan nasional. Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang sudah lebih dari seratus tahun mengelola lembaga pendidikan harus mulai untuk pembenahan dari aspek kualitas pembelajaran. 

Untuk tahap sementara, ambillah sistem pendidikan Finlandia atau Jepang. Terapkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Muhammadiyah harus berani meninggalkan prinsip asal jadi. Asal banyak amal usaha pendidikan. Muhammadiyah sudah saatnya fokus meningkatkan kualitas sehingga melahirkan lulusan unggul yang nantinya akan melahirkan produksi unggul sebagai modal kemakmuran. Memang memerlukan waktu. Namun, menghadirkan untuk semua.***

____

Sumber: Suara Muhammadiyah edisi 1-15 Maret 2025

Administrator

Rektor UM Bandung Ajak Kader Muhammadiyah Perkuat Konsolidasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan kegiatan silaturahmi sekaligus survei pemetaan terhadap 69 cabang dan 301 ranting Muhammadiyah se-Bandung Raya. Acara yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Minggu (09/03/2025), ini diikuti oleh 357 peserta dari berbagai daerah.

Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting dalam memperkuat konsolidasi Muhammadiyah di Bandung Raya. Ia menekankan bahwa semangat kebersamaan menjadi hal utama dalam silaturahmi ini.

Selain itu, ia juga mengajak kader dan warga Muhammadiyah untuk bersinergi dalam menjalankan program persyarikatan, terutama dalam memastikan kesinambungan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Herry juga menyoroti pentingnya strategi pengembangan cabang dan ranting Muhammadiyah, termasuk melalui penguatan ekonomi. Salah satu upaya yang tengah dikembangkan adalah pendirian minimarket yang diharapkan dapat berkembang hingga ke tingkat desa.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan berbagai program strategis Muhammadiyah, serta memperkuat peran UM Bandung sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) di Jawa Barat.

Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan mengapresiasi inisiatif UM Bandung dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Ia menilai acara ini menjadi ajang penting untuk mempererat silaturahmi di antara kader Muhammadiyah Bandung Raya. Muhammadiyah, menurutnya, merupakan organisasi gerakan Islam, dakwah, dan tajdid yang telah melahirkan berbagai program yang bermanfaat bagi umat dan bangsa, termasuk di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Ahmad Dahlan berharap AUM terus berkembang seiring dengan kemajuan persyarikatan. Meskipun dalam praktiknya, perkembangan AUM dan persyarikatan tidak selalu berjalan beriringan, ia menilai survei pemetaan yang dilakukan UM Bandung ini sangat penting. Data dan dokumen yang dihasilkan dari survei ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi cabang dan ranting Muhammadiyah di Bandung Raya.

Ketua Pelaksana Kegiatan, Qori Atur Rodiah Suhada, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen nyata UM Bandung dalam bekerja sama dengan LPCR PWM Jawa Barat. Salah satu target utama dari acara ini adalah mengumpulkan data pemetaan 69 cabang dan 301 ranting Muhammadiyah di Bandung Raya, yang nantinya akan didokumentasikan dalam bentuk buku.

Selain dihadiri oleh Rektor UM Bandung dan Ketua PWM Jawa Barat, acara ini juga diikuti oleh jajaran pimpinan UM Bandung, termasuk Wakil Rektor, Dekan, Kepala Program Studi, serta unsur struktural kampus lainnya. Tak hanya itu, hadir pula perwakilan dari berbagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), seperti PDM Kota Bandung, PDM Kabupaten Bandung, PDM Kota Cimahi, PDM Kabupaten Bandung Barat, dan PDM Sumedang.***

Administrator