Berita

Sebanyak 28 UMKM Ramaikan Pasar Gembira UM Bandung

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus technopreneur lewat gelaran “Pasar Gembira” yang sukses dilaksanakan pada Sabtu (24/05/2025).

Bertempat di area lapang parkir kampus, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, kegiatan ini diikuti oleh 28 pelaku UMKM dari dalam dan luar kampus UM Bandung.

Pasar ini menghadirkan ragam produk unggulan, mulai dari makanan, minuman, hingga kerajinan tangan. Selain menjadi ruang ekonomi, acara ini juga menjadi momentum silaturahmi dan promosi kampus ke masyarakat luas.

Ketua pelaksana kegiatan Suparjiman mengatakan bahwa kegiatan ini dihadirkan untuk mewadahi para pelaku UMKM, terutama binaan kampus, agar bisa memperluas pasar dan memperkenalkan produknya kepada publik.

"Kehadiran Pasar Gembira ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya sivitas kampus UM Bandung," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap acara ini dapat menciptakan ruang interaksi sosial yang positif dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.

"Kita ingin kegiatan ini jadi momentum kebahagiaan dan keberkahan. Sekaligus membangkitkan rasa bangga terhadap potensi lokal," lanjutnya.

Suparjiman juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan tiga pilar utama UM Bandung sebagai Islamic Technopreneurial University, yakni kampus Islami, kampus teknologi, dan kampus kewirausahaan.

"Pasar ini kami jadikan sebagai laboratorium kewirausahaan untuk dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan masyarakat," jelasnya.

Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Bandung Ahmad Diponegoro turut mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

Ia menyampaikan bahwa Pasar Gembira menjadi perwujudan nyata dari visi besar kampus. "Ini menjadi bentuk semangat kita sebagai Islamic Technopreneurial University," ucapnya.

Dirinya menambahkan bahwa dengan adanya wadah UMKM yang sudah dibentuk oleh kampus, keberadaan pasar menjadi langkah logis untuk memperluas manfaat.

"Selamat bergembira dan belanja di Pasar Gembira UM Bandung ini," ujarnya.

Dengan terselenggaranya acara ini, UM Bandung tidak hanya menjadi ruang akademik. Namun, turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat peran sebagai kampus pemberdaya masyarakat.***(FK)

Administrator

Keberagamaan Anak Dipengaruhi Keluarga dan Insting Religius

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen program studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Bandung Adzanishari Mawaddah Rahmah mengungkapkan bahwa perkembangan keberagamaan manusia memiliki karakteristik yang unik.

Hal ini berbeda dengan perkembangan aspek psikologis yang umumnya meningkat pada masa kanak-kanak hingga remaja dan kemudian berangsur menurun.

”Perkembangan keberagamaan cenderung meningkat secara terus-menerus. Selain itu, perkembangan keberagamaan juga tidak selalu mengikuti tahapan yang sama pada setiap individu,” ujar Rahmah dalam Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat belum lami ini.

Menurut Rahmah, manusia pada dasarnya memiliki fitrah untuk memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, menghamba, dan beragama.

Hal ini didukung oleh hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah dan orang tuanyalah yang kemudian membentuknya.

Pada masa anak-anak, pertanyaan-pertanyaan seputar agama, Tuhan, dan ibadah sering muncul. Anak-anak mungkin bertanya tentang di mana Tuhan tinggal atau seperti apa wajah Allah.

Pertanyaan-pertanyaan ini, kata Rahmah, menunjukkan rasa ingin tahu yang besar anak-anak terhadap konsep-konsep keagamaan.

Rahmah menjelaskan bahwa karakteristik kehidupan beragama pada masa anak-anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lingkungan keluarga dan religious instinct.

Selain itu, terdapat beberapa karakteristik umum dalam keberagamaan anak, seperti imitasi, kecenderungan superfisial dan ritualistik, autoritatif, konkret, antropomorfis, dan egosentris.

”Imitasi menjadi salah satu cara awal anak dalam memahami agama, di mana mereka meniru apa yang dilihat dari lingkungan sekitar. Keberagamaan pada anak juga cenderung superfisial dan ritualistik, di mana pemahaman dan penghayatan agama belum mendalam. Orang dewasa di sekitar anak, terutama orang tua, memiliki pengaruh dominan dalam keberagamaan anak (autoritatif),” imbuhnya.

Perkembangan kognitif anak juga memainkan peran penting dalam kehidupan beragama mereka. Anak-anak memahami Tuhan dan konsep keagamaan melalui hal-hal konkret yang mereka amati dan rasakan sehari-hari.

Pada fase operasional konkret (7-11 tahun), anak-anak mulai berpikir logis namun masih menginterpretasikan hal-hal abstrak secara konkret, sehingga banyak pertanyaan muncul.

Konsep supranatural atau abstrak dalam agama sering kali dipahami anak-anak melalui konsep yang mereka kenal di lingkungan sekitar (antropomorfis).

Selain itu, pemahaman anak-anak tentang Tuhan juga cenderung egosentris, yakni Tuhan dipersepsikan sebagai pemenuh kebutuhan diri.

Dalam mengenalkan Tuhan dan ibadah pada anak, Rahmah menekankan pentingnya memberikan contoh yang baik dan konsisten, melibatkan anak dalam ritual keagamaan, menjelaskan makna Tuhan dan ibadah sesuai dengan usia anak, serta menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, Rasul, ibadah, dan agama.***(FA)

Administrator

UM Bandung Dorong Literasi Keuangan Syariah Lewat Sekolah Pasar Modal

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung terus mengintensifkan literasi finansial syariah kepada mahasiswa melalui kegiatan bertajuk Sekolah Pasar Modal Syariah yang digelar pada Selasa, 20 Mei 2025.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kelompok Sekolah Pasar Modal (KSPM) dan Galeri Investasi Syariah (GIS) UM Bandung dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) serta para praktisi pasar modal syariah.

Bertempat di Ruang 03 Lantai 02 Gedung UM Bandung, acara ini diikuti oleh 200 mahasiswa dari Program Studi Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Syariah.

Kegiatan berlangsung dalam dua sesi, yakni sesi pagi pukul 08.00–12.00 WIB dan sesi siang pukul 13.00–17.00 WIB. Hadir dalam acara ini Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ia Kurnia serta Kaprodi Akuntansi Iman Harjono.

Tiga narasumber utama hadir memberikan materi, yakni Adnan Bahalwan (Deputi Kepala Wilayah BEI Jawa Barat), Laraza Annisa (Divisi Pasar Modal Syariah BEI), dan Rifqi Dwi Mahendra (Representatif KISI).

Laraza Annisa menegaskan bahwa pasar modal syariah adalah aktivitas investasi yang seluruh proses dan instrumennya sesuai prinsip-prinsip Islam, dengan landasan hukum dari sekitar 20 fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Laraza juga menyoroti tantangan dalam mengedukasi mahasiswa, khususnya terkait konsistensi dan minat terhadap investasi.

“Mahasiswa itu modalnya belum banyak dan kebutuhan masih banyak. Tantangannya adalah bagaimana mereka bisa konsisten dan tertarik untuk investasi, bukan hanya belanja,” ujarnya.

Ia juga memberikan tips sederhana, yakni menyisihkan uang jajan untuk mulai berinvestasi.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Andika Maulana menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman sivitas akademika UM Bandung terkait literasi keuangan syariah.

Ia berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya investasi syariah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan yang bijak.

Salah satu peserta, Sarah, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Ia berharap bisa memahami cara berinvestasi yang sesuai syariah serta mampu mengelola keuangan jangka panjang.

Kegiatan yang mengangkat tema “Syariah Smart Investor: Dari Kampus Untuk Ekonomi Umat” ini berlangsung dengan khidmat dan disambut antusias oleh para peserta.***(Aziz/Ihsan/Fauzan/Himaya)

Administrator

Mahasiswa Manajemen dan Psikologi UM Bandung Sukses Gelar Workshop Kesehatan Mental

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Suasana penuh kehangatan dan ketenangan menyelimuti pelaksanaan  Workshop Mindful Day yang diadakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada selasa (20/05/2025).

Acara ini merupakan bentuk kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa (Hima) Manajemen dan Psikologi. Tema yang diangkat adalah “Sehat Mental, Hidup Optimal” dengan Prinska Damara Sastri (Co-Founder & Chief Psychologist di Mindfulivy) sebagai narasumber.

Auditorium ini dipenuhi oleh 125 mahasiswa berbagai program yang ada di UM Bandung. Selain itu, dihadiri juga oleh tamu undangan lainnya. Di antaranya perwakilan Hima Manajemen, perwakilan Hima Psikologi, Ketua Program Studi Psikologi, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan perwakilan Fakultas Sosial dan Humaniora.

Muhammad Raka sebagai perwakilan Hima Manajemen berharap proker kolaborasi antara dua himpunan ini bisa meningkatkan hubungan baik. Menurutnya workshop ini cukup linear bagi prodi Manajemen karena akan dihadapi dengan konsentrasi SDM dan sudah cukup linear di prodi psikologi.

Sementara itu, dalam sesi pemaparannya yang menarik, Prinska Damara Sastri menjelaskan bahwa triangle of mindfulness terdiri dari tiga elemen utama, yaitu awareness, attention, dan acceptance.

“Melalui awareness, kita mulai menyadari emosi yang sedang kita alami. Kemudian, dengan attention, kita memberi perhatian penuh pada situasi konflik yang sedang terjadi. Terakhir, acceptance mengajarkan kita untuk menerima bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali kita, dan itu merupakan bagian alami dari proses kehidupan,” ujarnya.

Salsa, salah satu peserta, mengungkapkan kesan setelah mengikuti workshop ini. “Insight yang paling berkesan di acara ini tuh sesi relaksasi. Disuruh menutup mata terus berterima kasih kepada diri sendiri dan minta maaf kepada diri sendiri,” katanya.

Salsa merasa terkesan dengan acara ini karena momen seperti ini jarang ditemukan, yakni kesempatan untuk bersyukur kepada diri sendiri dan juga untuk meminta maaf pada diri sendiri.

“Seringnya kita minta maafnya sama orang lain, padahal sebenarnya diri kita juga ada loh fase capek kan. Ternyata malah bukan kita zalim sama orang lain, kita zalim sama diri sendiri dan itu benar-benar wow gitu,” tandasnya.

Dengan adanya acara ini, diharapkan mahasiswa dapat mengelola emosi di tengah tuntutan dan kegiatan akademik di kampus, lingkungan, ataupun keluarga. Selain itu, workshop ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk kehidupan yang optimal dan mental yang sehat. Agar mendapatkan ketenangan, latihan mindfulness menjadi sesi penutupnya.***(Salimah/Najla/Zahra/Adini)

Administrator

UM Bandung dan Malaysia Perkuat Jejaring Akademik Psikologi Pendidikan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama internasional melalui kegiatan Indonesia–Malaysia Educational Psychology Academic Roundtable (IMEPAR) yang digelar pada Sabtu (17/05/2025).

Acara yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, lantai tiga, gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini menjadi ajang strategis kolaborasi lintas negara di bidang psikologi pendidikan.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Psikologi UM Bandung, Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia Wilayah Jawa Barat, dan Malaysia Educational Psychology Society (MEPS).

Academic roundtable ini menghadirkan delapan narasumber dari Indonesia dan Malaysia yang membahas berbagai isu terkini terkait psikologi pendidikan, baik dari aspek riset maupun praktik di lapangan.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan kerja sama antara Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung dengan Fakulti Psikologi Universiti Malaysia Sabah serta Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UNISHAMS).

Ketua pelaksana Ainin Rahmanawati menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menggali permasalahan dan potensi dalam sistem pendidikan pada kedua negara.

"Sebetulnya harapannya adalah untuk memperbaiki atau membahas apa yang terjadi dengan pendidikan pada kedua negara ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menggali peran psikologi di dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi tantangan era digital saat ini.

"Kami ingin melihat bagaimana peran psikologi bisa diterapkan untuk menjawab tantangan-tantangan pendidikan hari ini, apalagi di era digital yang serba cepat dan kompleks,” tuturnya.

Psikologi Pendidikan

Perwakilan dari MEPS Teow Chean Khai menekankan pentingnya sinergi antarnegara dalam memajukan psikologi pendidikan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi antar kedua negara seperti ini sangat baik.

”Saya sangat senang bisa hadir di forum ini. Kolaborasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik.” kata Teow.

Ia juga menambahkan bahwa kemiripan budaya dan tantangan pendidikan yang serupa membuat kerja sama antara Indonesia dan Malaysia sangat potensial ke depannya.

“Kita harus mendorong lebih banyak interaksi lintas negara di tingkat akademik karena ini akan mempercepat perkembangan keilmuan kita,” tandas Teow.***(FK)

Administrator

Melalui Aksi Nyata, Muhammadiyah Tunjukkan Wajah Islam yang Damai dan Peduli

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dadang Kahmad menegaskan pentingnya sikap moderat dalam beragama sebagai ciri utama ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. 

Hal itu Dadang sampaikan dalam acara bedah buku “JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah” yang digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan, UM Bandung, Sabtu (03/05/2025).

Dalam sambutannya, Dadang menilai bahwa buku tersebut merupakan karya penting yang menyoroti transformasi pemikiran kelompok keagamaan.

Ia menjelaskan bahwa pandangan keagamaan seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman hidup, kondisi sosial, dan lingkungan intelektual. 

“Pengalaman masa kecil, pendidikan, serta situasi keluarga sangat menentukan bentuk karakter dan sikap keberagamaan seseorang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa individu yang tumbuh dalam lingkungan keras dan penuh tekanan cenderung menunjukkan sikap agresif atau mudah terpengaruh paham ekstrem.

“Rumah yang sesak, tekanan ekonomi, dan terbatasnya akses pendidikan bisa melahirkan pribadi yang frustrasi, dan ini menjadi lahan subur bagi ideologi radikal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dadang mengklasifikasikan sikap keberagamaan ke dalam tiga kategori utama. Pertama, radikal, yaitu merasa paling benar sendiri dan memusuhi pandangan berbeda.

Kedua, liberal, yang memandang semua agama benar tanpa membedakan prinsip dasar. Dan ketiga, moderat, yaitu jalan tengah yang dipegang teguh oleh Muhammadiyah. 

“Moderasi itu artinya merasa benar tapi tetap menghormati orang lain. Dunia ini milik bersama,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa nilai-nilai moderat telah menjadi bagian dari ideologi Muhammadiyah sejak awal berdiri. Sikap tersebut tidak hanya tertulis dalam dokumen, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata.

Salah satu contohnya adalah kehadiran Muhammadiyah melalui MDMC dalam membantu korban bencana tanpa memandang agama maupun suku. “Kita juga dirikan sekolah di Papua, NTT, dan daerah-daerah non-Muslim lainnya,” tambahnya.

Menutup penyampaiannya, Dadang mengajak mahasiswa dan generasi muda Muhammadiyah untuk meneruskan tradisi moderasi yang diwariskan KH Ahmad Dahlan.

“Kita hidup di tengah masyarakat majemuk. Maka dari itu, menjadi pribadi yang benar tapi tetap mencintai sesama adalah esensi dari Islam berkemajuan yang dibawa Muhammadiyah,” pungkasnya.***(FK)

Administrator