Berita

Jangan Malas-malasan, Inilah 10 Tips Tetap Produktif Saat Puasa

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Ramadan merupakan bulan suci nan penuh berkah yang seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan produktivitas, bukan justru alasan untuk bermalas-malasan. Meskipun berpuasa menuntut kita menahan lapar dan haus, bukan berarti aktivitas sehari-hari, terutama bagi mahasiswa dan pekerja, harus terhenti atau berjalan lebih lambat. Nah, berikut 10 tips agar mahasiswa tetap produktif saat puasa Ramadan:

Atur Waktu Tidur dengan Baik

Kurangi begadang agar tubuh tetap bugar. Cobalah tidur lebih awal dan manfaatkan waktu setelah sahur untuk istirahat singkat sebelum beraktivitas.

Sahur dengan Makanan Bergizi

Konsumsi makanan kaya serat, protein, dan karbohidrat kompleks agar energi bertahan lebih lama. Hindari makanan berminyak dan terlalu manis yang bisa membuat cepat lelah.

Prioritaskan Tugas di Pagi Hari

Waktu setelah Subuh hingga siang adalah momen terbaik untuk fokus belajar dan mengerjakan tugas karena tubuh masih segar dan energi masih optimal.

Manfaatkan Waktu Istirahat untuk Power Nap

Tidur siang selama 15-30 menit bisa meningkatkan konsentrasi dan mengurangi rasa lemas tanpa membuat tubuh terlalu malas untuk beraktivitas.

Kurangi Aktivitas yang Menguras Energi

Hindari kegiatan fisik berlebihan seperti olahraga berat atau perjalanan jauh yang tidak perlu agar tubuh tidak cepat lelah.

Tetap Terhidrasi Saat Sahur dan Berbuka

Pastikan minum cukup air dengan pola 2-4-2 (2 gelas saat sahur, 4 gelas setelah berbuka, 2 gelas sebelum tidur) untuk menjaga stamina sepanjang hari.

Gunakan Teknik Belajar yang Efektif

Gunakan teknik Pomodoro (belajar 25 menit, istirahat 5 menit) atau baca materi di waktu yang lebih santai agar tetap produktif tanpa merasa kelelahan.

Hindari Scroll Media Sosial Berlebihan

Kurangi penggunaan gadget yang tidak perlu, terutama di siang hari. Fokus pada tugas kuliah atau ibadah agar waktu lebih bermanfaat.

Manfaatkan Waktu Menjelang Berbuka untuk Refleksi dan Ibadah

Gunakan waktu sore untuk membaca Al-Quran, berzikir, atau membuat jurnal refleksi agar Ramadan lebih bermakna dan tetap produktif secara spiritual.

Tetap Jaga Niat dan Motivasi

Ingat tujuan utama berpuasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga meningkatkan kedisiplinan, kesabaran, dan manajemen waktu yang baik.

Dengan menerapkan tips ini, mahasiswa bisa tetap produktif, fokus, dan semangat menjalani kuliah serta ibadah selama Ramadan. Dengan manajemen waktu yang baik, pola makan yang sehat saat sahur dan berbuka, serta fokus pada tujuan, produktivitas tetap bisa terjaga.***

Administrator

Ekonomi Berbasis Bio Sirkular Wujudkan Pembangunan Ramah Lingkungan

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dosen prodi Teknologi Pangan UM Bandung Saepul Adnan menyoroti pentingnya bioekonomi sirkular sebagai solusi dalam menciptakan bisnis berkelanjutan. Hal ini ia sampaikan dalam presentasi bertajuk ”Bioekonomi Sirkular: Peluang Bisnis Berkemajuan & Berkelanjutan di Era Modern” pada 25 Februari 2025 dalam program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat.

Saepul menjelaskan bahwa sistem ekonomi saat ini masih didominasi oleh model linear yang menerapkan prinsip ”ambil-pakai-buang.” Model ini dinilai tidak berkelanjutan karena menghasilkan banyak limbah dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Sebagai alternatif, lanjut Adnan, konsep ekonomi sirkular diperkenalkan untuk memperpanjang siklus hidup produk, bahan baku, dan sumber daya agar dapat digunakan lebih lama.

”Prinsip ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah, pemanfaatan ulang produk dan material, kemudian regenerasi sistem alam. Model ini diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih luas, terutama bagi industri pangan dan sektor lainnya yang memiliki potensi besar dalam penerapannya,” ujar Adnan.

Ia menyoroti lima sektor utama yang berpeluang besar mengadopsi ekonomi sirkular di Indonesia, yaitu perdagangan besar dan eceran, peralatan listrik dan elektronik, makanan dan minuman, tekstil, serta konstruksi. Kelima sektor ini mencakup hampir sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 43 juta orang.

Dalam industri pengolahan ikan air tawar, Saepul menjelaskan bagaimana penerapan bioekonomi sirkular dapat memanfaatkan seluruh bagian ikan, seperti fillet, tulang, kulit, dan jeroan untuk menghasilkan produk bernilai tambah, seperti tepung tulang, minyak ikan, kolagen, hingga enzim. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi menciptakan peluang bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, doktor lulusan Institut Teknologi Bandung ini mengungkapkan bahwa kajian tentang Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia menunjukkan bahwa limbah pangan di Indonesia pada tahun 2000–2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun. Limbah terbesar berasal dari tahap konsumsi, terutama dari subsektor tanaman pangan seperti padi-padian dan hortikultura.

”Transisi menuju bioekonomi sirkular tidak bisa dilakukan sendiri oleh industri, melainkan membutuhkan dukungan dari kebijakan publik dan kolaborasi antar pelaku usaha. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat beralih dari material berbasis fosil menuju sistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Adnan.

Menutup pemaparannya, Saepul mengutip firman Allah SWT dalam QS Al-A’raf ayat 56, "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya." Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengimplementasikan konsep bioekonomi sirkular demi keberlangsungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.***(FA)

Administrator

Hima Administrasi Publik UM Bandung Bukan Sekadar Organisasi Biasa

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan Mahasiswa (Hima) Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung resmi melantik kepengurusan baru periode 2024-2025 pada Senin (17/2/2025). Acara yang berlangsung di lantai dua gedung Universitas Muhamamdiyah Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, ini mengusung tema ”Jaga Raksa Bersama: Membangun Kebersamaan, Mengukuhkan Tujuan” dengan 50 pengurus baru yang dilantik.

Pelantikan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora Irianti Usman, Ketua Program Studi Administrasi Publik Meti Mediyastuti Sofyan, Presiden Mahasiswa UM Bandung Muhammad Tazakka Ahsan, serta perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi mahasiswa (Ormawa).

Dalam sambutannya, Meti Mediyastuti Sofyan menekankan bahwa pelantikan bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal bagi para pengurus untuk membawa nama baik mahasiswa Administrasi Publik. Ia juga menyoroti pentingnya organisasi sebagai wadah pembelajaran yang tidak hanya terbatas di ruang kelas.

Meti menambahkan bahwa organisasi seperti Hima dapat membantu mahasiswa memperluas wawasan dan membangun jejaring sosial, baik di lingkungan kampus maupun dengan Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik lainnya di Jawa Barat yang sudah terikat dengan bentuk kerja sama. “Mudah-mudahan kepengurusan ini bisa lebih maju, lebih baik, dan lebih inspiratif,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Hima Administrasi Publik Sukana Yusrival menyampaikan visi dan misinya untuk periode kepengurusan yang baru. Ia menegaskan bahwa organisasi ini akan dijadikan sebagai inkubator bagi mahasiswa Administrasi Publik. Tidak hanya sebagai wadah pengembangan akademik, tetapi sebagai rumah yang nyaman bagi seluruh mahasiswa.

Lebih lanjut, Sukana mengungkapkan bahwa kepengurusan saat ini memiliki target khusus, yakni memperkuat internal terlebih dahulu melalui berbagai pelatihan bagi mahasiswa Administrasi Publik. Setelah itu, organisasi akan mulai bergerak ke ranah eksternal untuk memperluas kolaborasi dan jejaring.

Selain itu, ia juga berharap kepengurusan Hima Administrasi Publik UM Bandung tahun ini dapat lebih humanis dan progresif. Dengan demikian, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan mahasiswa Administrasi Publik di UM Bandung.

Dengan kepengurusan yang baru, diharapkan Hima Administrasi Publik UM Bandung juga dapat terus berkontribusi dalam menciptakan mahasiswa yang unggul, berdaya saing, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat di tengah tantangan perubahan zaman.***(Putri/Himaya)

Administrator

Kolaborasi UM Bandung dan Lazismu, Dorong Pemuda Kuasai Kewirausahaan Digital

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung), melalui dosen Teknik Informatika Sutadi Triputra, menginisiasi kegiatan Wiramuda Niaga sebagai bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).

Program yang berlangsung sejak November 2024 hingga Februari 2025 ini bertujuan untuk membangun kompetensi pemuda dalam kewirausahaan digital dan menghubungkannya dengan pasar. Program ini bekerja sama dengan Lazismu KL UM Bandung dan diperuntukkan bagi penerima beasiswa dari berbagai program studi.

Kegiatan ini berfokus pada pemberian wawasan dan pelatihan dalam digital marketing, dasar-dasar kewirausahaan digital, serta keterampilan komunikasi bisnis. Sutadi menuturkan bahwa peserta program diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan perangkat digital marketing dan memahami strategi pemasaran yang efektif di era digital. "Dengan program ini, peserta diharapkan mampu bersaing dalam bisnis digital yang kian kompetitif," jelas Sutadi.

Fenomena perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin cenderung ke arah digital setelah pandemi Covid-19 menjadi salah satu latar belakang pelaksanaan Wiramuda Niaga. Banyak UMKM mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan tren digital karena keterbatasan kompetensi di bidang ini. Melalui pelatihan yang diberikan, diharapkan pemuda yang lebih melek teknologi dapat membantu UMKM memanfaatkan peluang bisnis berbasis digital dan mendorong ekonomi sirkular.

Materi pelatihan Wiramuda Niaga mencakup berbagai aspek teknis seperti pembuatan website, search engine optimization (SEO), hingga penggunaan alat pemasaran di media sosial. Selain itu, peserta juga mendapatkan pemahaman dasar-dasar kewirausahaan digital yang membedakan bisnis berbasis teknologi dengan bisnis konvensional. Hal ini diharapkan dapat memberikan bekal yang cukup bagi peserta untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka secara mandiri.

Di samping keterampilan teknis, peserta juga didorong untuk meningkatkan kompetensi personal, terutama dalam komunikasi bisnis yang penting untuk membangun jejaring. Sutadi menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya memahami kewirausahaan digital tetapi juga mampu bersaing di dunia bisnis berbasis teknologi. "Kami ingin mencetak entrepreneur muda yang inovatif dan mandiri," ujarnya.

Ketua Lazismu KL UM Bandung Ichva Isma Dewi menyatakan bahwa Wiramuda Niaga merupakan bagian dari upaya Lazismu dalam mendukung pemuda yang kreatif dan inovatif. "Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kewirausahaan pemuda," tuturnya. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi para peserta dan masyarakat luas.***

Administrator

Dukung Lingkungan Berkelanjutan, UM Bandung Luncurkan Green Campus di Expo HPSN 2025

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menggelar Expo HPSN 2025 pada Jumat (21/02/2025). Acara ini menjadi momentum yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan.

Kegiatan yang berlangsung di Selasar Gagas, Lantai Satu Gedung UM Bandung, ini dihadiri oleh Plt Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Kepala LPPM UM Bandung, serta perwakilan DLH tingkat kota dan kabupaten di Jawa Barat. Kehadiran berbagai pihak menunjukkan komitmen bersama dalam rangka menangani permasalahan sampah yang semakin kompleks dan seakan-akan tidak pernah selesai.

Expo HPSN 2025 tidak hanya menjadi forum diskusi mengenai isu lingkungan, tetapi menghadirkan berbagai kegiatan inspiratif. Beberapa di antaranya adalah peluncuran program green campus, workshop pengelolaan sampah, aksi bersih-bersih di area kampus, hingga pameran berbagai produk inovasi dari dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung.

Kepala LPPM Universitas Muhammadiyah Bandung Ijang Faisal menegaskan bahwa permasalahan sampah tidak cukup hanya menjadi bahan kajian akademik, tetapi harus dieksekusi dengan tindakan nyata. Menurutnya, penelitian tentang pengelolaan sampah sudah banyak dilakukan, tetapi sayang sekali langkah konkret di lapangan masih perlu diperkuat lagi.

”Kami sudah banyak melakukan riset tentang pengelolaan sampah dan juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi. Kami ingin minimal di Bandung Raya ada elaborasi dengan berbagai pihak dalam menangani persoalan sampah ini,” tegas Ijang.

Lebih lanjut, Ijang menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Ia mengungkapkan bahwa dari sepuluh orang yang membuang sampah, hanya satu orang yang benar-benar memahami cara pengelolaan yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan upaya nyata bersama untuk meningkatkan literasi dan kesadaran lingkungan sejak dari sumbernya.

”Tentu saja kami dari Universitas Muhammadiyah Bandung siap bekerja sama dengan pemerintah untuk mengelola sampah dari hulunya, agar masyarakat lebih paham dan sadar dalam mengelola sampah dengan baik,” tambah Ijang.

Selain menjadi ajang diskusi dan edukasi, Expo HPSN 2025 juga menampilkan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah yang dikembangkan oleh mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah Bandung. Berbagai produk berbasis daur ulang dan teknologi ramah lingkungan dipamerkan sebagai bukti nyata kontribusi Universitas Muhammadiyah Bandung dalam menciptakan solusi berkelanjutan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah secara tuntas dan komprehensif. Universitas Muhammadiyah Bandung melalui LPPM terus berkomitmen untuk mendorong aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan kampus yang lebih hijau.***(FK)

Administrator

UM Bandung Gelar Tarhib Ramadan 1446 Hijriah

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Ayi Yunus Rusyana, menekankan bahwa Ramadan merupakan bulan pelatihan bagi umat Islam dalam menjaga amanah dan mengendalikan hawa nafsu. Keberhasilan seseorang dalam menjalankan amanah selama Ramadan, menurutnya, mencerminkan kualitas puasanya. Amanah tersebut mencakup menjaga Al-Quran, membangun keluarga sakinah, serta melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik.

Hal itu disampaikan Ayi dalam pengajian Tarhib Ramadan 1446 Hijriah yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK) di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bandung pada Senin (24/02/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa amanah tidak hanya terbatas pada ibadah personal, tetapi juga meliputi tanggung jawab dalam kehidupan sosial dan profesional.

Lebih lanjut, Ayi menyoroti pentingnya menjaga amanah dalam dunia akademik. Ia mencontohkan bahwa dosen memiliki kewajiban menjalankan tridharma atau caturdharma perguruan tinggi, termasuk tanggung jawab tambahan bagi mereka yang diberi amanah lebih.

Ia juga mengingatkan bahwa manusia sanggup menerima amanah yang bahkan gunung dan makhluk lainnya tidak mampu memikulnya. Namun, banyak yang gagal menjaganya karena hanya dilakukan selama Ramadan tanpa tindak lanjut setelahnya.

Dalam kajiannya, Ayi menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi, yakni potensi hayawan (sifat hewani) dan potensi ketakwaan. Ramadan seharusnya menjadi momen untuk menguatkan potensi ketakwaan agar lebih dominan dibandingkan dengan sifat keduniawian. Ia juga mengingatkan bahwa kondisi spiritual seseorang minimal harus tetap sama atau lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya, bukan justru menurun.

Ayi juga menyoroti kebiasaan pola makan yang berlebihan selama Ramadan. Ia mengingatkan bahwa banyak orang justru lebih boros dalam mengonsumsi makanan saat berbuka, sehingga tidak mencerminkan filosofi dan hikmah puasa. Selain memperhatikan kehalalan makanan, ia menekankan pentingnya aspek tayib (baik dan sehat). Ramadan, menurutnya, bukan hanya sekadar menahan lapar, tetapi juga menjadi proses detoksifikasi fisik dan penyucian jiwa.

Pada akhir sesi, Ayi mengajak umat Islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas zakat serta sedekah. Ia menegaskan bahwa dalam harta seseorang terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan. Ramadan, kata Ayi, adalah fasilitas dari Allah untuk membersihkan jasad dan hati dari dosa. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan bulan suci ini sebagai ajang meningkatkan produktivitas dan amal kebaikan.***(FA)

Administrator