Berita

Inilah 8 Prodi Yang Membuka Kelas Non-Reguler Bagi Pekerja

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Di tengah tuntutan dunia kerja yang semakin dinamis, banyak karyawan tetap bertekad melanjutkan pendidikan tinggi. Menjawab kebutuhan itu, Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung hadir dengan solusi kuliah fleksibel melalui program kelas karyawan atau non-reguler.

Kampus yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752 ini membuka delapan program studi untuk kelas karyawan. Program tersebut meliputi Akuntansi, Manajemen, Pendidikan Agama Islam (PAI), Komunikasi Penyiaran Islam, Hukum Keluarga Islam, Ekonomi Syariah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Administrasi Publik.

Kepala Bagian PMB dan Promosi UM Bandung Abdul Rohim mengatakan bahwa program ini bertujuan memfasilitasi para karyawan yang ingin kuliah tetapi memiliki keterbatasan waktu karena pekerjaan. ”Kami berkomitmen menghadirkan pendidikan yang fleksibel dan berkualitas kepada para karyawan,” ujarnya di kampus UM Bandung pada Sabtu (02/05/2025).

Rohim menjelaskan, perkuliahan non-reguler ini diselenggarakan dari sore hingga malam hari. Bahkan, dalam beberapa kasus bisa dilakukan secara daring, bergantung pada kesepakatan antara dosen dan mahasiswa. Fleksibilitas ini memungkinkan mahasiswa tetap produktif bekerja sambil menempuh pendidikan.

Lebih lanjut, Rohim menuturkan bahwa kuliah sambil bekerja memiliki banyak keuntungan. Selain dapat membantu membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sendiri, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman kerja yang menjadi nilai tambah saat lulus nanti.

“Menjalani dua peran sekaligus tentu akan melatih kedisiplinan, tanggung jawab, serta kemampuan manajemen waktu. Dunia kerja juga membuka peluang jejaring yang akan bermanfaat bagi karier ke depan,” tambahnya.

UM Bandung tidak hanya menghadirkan perkuliahan fleksibel, tetapi juga memberikan kemudahan dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Kampus ini menyediakan tiga jalur masuk tanpa tes, yaitu jalur prestasi akademik, prestasi non-akademik, dan jalur undangan.

Jalur prestasi akademik cukup melampirkan nilai rapor semester 1 hingga 5. Adapun jalur non-akademik meliputi prestasi di bidang seni, olahraga, dan tahfiz. Adapun jalur undangan ditujukan bagi pemilik kartu peserta SNBP, SNBT, PTKIN, atau ujian mandiri lainnya.

”Calon mahasiswa dari seluruh Indonesia bisa memantau informasi lengkap melalui website dan media sosial resmi UM Bandung,” ujar Rohim sambil menekankan pentingnya informasi digital bagi pendaftar.

Rohim berharap UM Bandung menjadi pilihan utama bagi para pencari pendidikan tinggi yang membutuhkan fleksibilitas. ”Alhamdulillah UM Bandung sudah terakreditasi baik sekali, memiliki gedung empat belas lantai, dosen lulusan dalam dan luar negeri, serta fasilitas pembelajaran yang lengkap,” pungkasnya.***

Administrator

Literasi Jadi Bekal Kunci Hadapi Tantangan Zaman

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Suasana meriah dan penuh antusiasme menyelimuti Auditorium KH Ahmad Dahlan di lantai tiga gedung Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Sabtu (26/04/2025). Sejak pagi pukul 09.00 WIB hingga menjelang petang, auditorium tersebut menjadi saksi bisu gelaran akbar Pemilihan Duta Literasi Manajemen 2025.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi sebuah perayaan literasi yang melibatkan berbagai elemen kampus dan komunitas. Kemeriahan acara semakin terasa dengan serangkaian kegiatan menarik yang disuguhkan kepada hadirin.

Panggung auditorium menjadi ruang ekspresi melalui fashion show yang menampilkan kreativitas dan gaya para peserta. Seminar yang inspiratif memberikan wawasan baru mengenai pentingnya literasi di era modern. Tidak kalah menarik, sesi uji publik menjadi wadah bagi para finalis untuk mengartikulasikan pemahaman dan visi mereka terkait literasi di hadapan dewan juri dan audiens.

Acara pembukaan pun tidak kalah semarak dengan kehadiran penampilan istimewa dari Rumpaka Sahita yang menghibur dengan lantunan musik dan puisi.

Selain itu, perwakilan dari Sekolah Alternatif Anak Jalanan (SAAJA) juga turut hadir memberikan sentuhan sosial dan mengingatkan akan pentingnya literasi bagi semua lapisan masyarakat. Kehadiran mereka menambah dimensi humanis dalam perayaan literasi ini.

Sejumlah tamu turut hadir memeriahkan acara puncak ini. Di antara tamu undangan ini tampak Ketua Pelaksana Pemilihan Duta Literasi Manajemen, Ketua Umum Duta Literasi Manajemen, Ketua Program Studi Manajemen UM Bandung, dan Pembina Duta Literasi. Kehadiran para dewan juri yang kompeten, yakni Sofa Parihah Nurasiah dan Rafly Muhammad Pasha, menambah kredibilitas dan bobot penilaian dalam kontestasi ini.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Duta Literasi Manajemen Santi Nuraeni menyampaikan pesan yang kuat mengenai esensi literasi di tengah dinamika zaman. Dia menekankan bahwa pada era yang penuh perubahan dan tantangan ini, literasi tidak lagi bekal dasar, tetapi telah bertransformasi menjadi fondasi utama yang dibutuhkan oleh setiap individu sebagai agen perubahan.

Pernyataan ini disambut dengan antusiasme oleh para hadirin, menyadari betapa krusialnya literasi dalam membentuk masa depan yang lebih baik.

Senada dengan pandangan tersebut, Hani Humaeriyah selaku pembina turut menguatkan urgensi literasi. Dia menekankan bahwa kemampuan untuk mengamati perubahan, keberanian untuk beradaptasi, kemampuan untuk berpikir kritis terhadap perubahan tersebut, hingga kesiapan untuk menawarkan solusi, menjadi prasyarat penting bagi seorang agen perubahan.

”Kita memiliki rencana A sampai Z, dan kita tahu kira-kira rencana apa yang akan kita gunakan. Itulah konsep agent of change,” tutur Hani, memberikan perspektif yang mendalam tentang peran literasi dalam mewujudkan perubahan positif.

Puncak acara ditandai dengan pemukulan gong yang menandakan peresmian dimulainya Pemilihan Duta Literasi Manajemen 2025. Acara ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh hadirin yang hadir, tetapi membangkitkan semangat baru untuk terus menggalakkan gerakan literasi di lingkungan UM Bandung.

Harapan besar tertumpu pada Duta Literasi Manajemen yang terpilih, agar dapat menjadi pionir bagi gerakan literasi lainnya di lingkungan kampus dan memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat.***(Akhtar/Adam/Adzikri)

Administrator

Jangan Hanya Skala Kampus, Pers Mahasiswa Harus Kritisi Isu Nasional

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pers kampus harus tampil sebagai kekuatan intelektual yang tidak hanya menyuarakan dinamika internal universitas. Namun, mampu membaca dan menyikapi isu-isu nasional secara kritis dan objektif.

Hal itu disampaikan oleh dosen program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) Dr Roni Tabroni MSi saat memberikan sambutan dalam pelantikan pengurus Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bewara UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Selasa (29/04/2025).

Dalam sambutannya, Roni mengajak mahasiswa untuk meneladani semangat media legendaris ”Mahasiswa Indonesia” yang dahulu menjadi rujukan bacaan publik secara luas. Meski akhirnya diberangus pemerintah pada masa peristiwa Malari, tetapi semangat dan keberaniannya tetap layak diwarisi oleh pers mahasiswa masa kini.

”LPM Bewara UM Bandung mungkin masih kecil dan baru, tetapi justru semangat belajarnya harus lebih besar lagi. Jangan takut kalah dari pers kampus yang sudah lama berdiri. Justru kalian harus lebih semangat menyalakan api pembaruan,” ujar Roni menyemangati para pengurus yang baru dilantik.

Ia menekankan bahwa mahasiswa adalah kelompok sosial yang memiliki karakteristik berbeda dari masyarakat umum. Mahasiswa dikenal kritis dan peka terhadap dinamika sosial. Oleh karena itu, kata Roni, pers kampus harus menjadi media alternatif yang mampu menyampaikan suara mahasiswa secara segar, cerdas, dan relevan.

Lebih jauh, Roni mendorong agar pers kampus tidak sekadar menjadi dokumentator kegiatan kampus semata. Namun, pers kampus harus mulai berani bersuara untuk menyikapi persoalan bangsa. “Kritik yang kalian sampaikan lewat media itu penting, asalkan disampaikan dengan objektif, berimbang, dan tetap konstruktif,” tegasnya.

Menurut Roni, karya jurnalistik mahasiswa harus punya nilai kontribusi nyata bagi masyarakat luas. Pers mahasiswa perlu hadir sebagai media yang tidak memusuhi, tetapi mampu memberikan solusi, menyuarakan keadilan, dan memperjuangkan kemaslahatan.

Ia juga mengingatkan bahwa semangat perubahan dan perjuangan sudah lama hidup di Bandung. Kota ini menjadi simbol kemerdekaan dan pembebasan, terutama melalui Konferensi Asia Afrika. “Semangat itulah yang harus menjiwai gerakan pers kampus di sini,” tambahnya.

Roni pun mengajak mahasiswa untuk memahami tanggung jawab besar yang mereka emban. Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, mahasiswa dituntut menghadirkan karya jurnalistik yang tidak hanya taat pada etika pers, tetapi juga bermanfaat dan kontributif.

“Kalau pers mahasiswa tidak memberikan manfaat bagi masyarakat, itu nonsense, tidak ada artinya. Sebaliknya, jika kalian bisa menyuarakan kebenaran dengan kritis dan kontributif, itulah semangat pers Muhammadiyah yang sejati,” pungkasnya penuh motivasi.***(FA)

Administrator

Seminar Kesiapsiagaan Bencana di UM Bandung Dorong Mahasiswa Jadi Garda Depan Mitigasi

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Fakultas Sosial dan Humaniora (Soshum) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menggelar seminar bertema "Climate Crisis & Disaster Awareness: Mahasiswa Sebagai Garda Depan Aksi Nyata" pada Senin (28/04/2025).

Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional ini berlangsung di Auditorium Kiai Haji Ahmad Dahlan, lantai tiga gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, dan dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai program studi.

Muhammad Azmi Taqiyuddin, Ketua PK IMM Soshum, menilai bahwa pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mitigasi bencana masih minim di kalangan mahasiswa. "Fokus kita di bidang kemanusiaan dan kemasyarakatan, maka dari itu penting bagi mahasiswa memahami langkah pencegahan bencana," ucapnya.

Azmi juga menekankan perlunya mahasiswa memahami cara peningkatan ketahanan diri sebagai agent of change dalam menghadapi situasi darurat, mengingat selama ini mahasiswa lebih sering bergerak di bagian penggalangan dana daripada aksi nyata pencegahan.

Ketua Rasamala Nusantara, Aan Anugerah, dalam paparannya menyampaikan bahwa kesiapsiagaan perlu dibangun dari tingkat komunitas terkecil. "Kita harus mulai sadar bahwa mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita bersama," tegas Aan.

Ia menjelaskan bahwa kesiapsiagaan lokal menjadi benteng pertama dalam menghadapi ancaman bencana, dan keterlibatan mahasiswa di komunitas sangat diperlukan untuk memperkuat budaya sadar bencana.

Sementara itu, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Bandung, Yayat Sarip Hidayat, memaparkan pentingnya koordinasi antar elemen masyarakat dalam mengelola situasi bencana.

"Bencana itu datang tanpa bisa diprediksi, maka dari itu kita harus punya sistem evakuasi yang terlatih," kata Yayat. Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan mental dan kesiapan fisik bagi relawan bencana, termasuk kalangan mahasiswa, agar mereka bisa sigap dan tidak panik saat bencana terjadi.

Seminar yang dimoderatori oleh pemain sinetron "Preman Pensiun 9" Haisal Muldan ini berhasil menarik perhatian peserta untuk lebih memahami peran mereka dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Para pembicara sepakat bahwa mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai garda depan dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di masyarakat, tidak hanya sebagai penggalang dana tetapi juga sebagai pelaku aksi nyata di lapangan.

Acara ini merupakan hasil kerja sama apik antara PK IMM Soshum dengan berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Kemensosmas BEM UM Bandung, Humanistik, Himapsi, Himarekat, dan DDVolunteer.

Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan mitigasi bencana dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi bencana.***(FK)

Administrator

Kepengurusan LPM Bewara UM Bandung Resmi Dilantik

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Abdul Hakim Ghibran, mahasiswa prodi Psikologi UM Bandung, secara resmi dilantik sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bewara untuk periode 2024-2025 pada Selasa (29/04/2025). Bersamaan dengan itu, seluruh jajaran kepengurusan LPM Bewara yang baru juga turut dilantik, menandai babak baru bagi organisasi pers mahasiswa ini.

Usai mengucap janji setia, Ghibran menyampaikan visi dan misinya untuk LPM Bewara. Ia menegaskan komitmennya untuk membawa Bewara berkontribusi secara positif, tidak hanya di lingkungan internal UM Bandung, tetapi menjangkau ranah eksternal. Lebih dari sekadar menghasilkan berita, Ghibran berharap agar Bewara menjadi wadah eksplorasi gagasan.

”Kami mengemban amanah besar untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan LPM Bewara. Harapan kami, Bewara tidak hanya menjadi media yang memberitakan, tetapi mampu melakukan eksplorasi mendalam, baik di dalam maupun di luar kampus,” ujar Ghibran.

Ia juga menekankan pentingnya kekompakan di antara seluruh anggota kepengurusan serta menjalin sinergi yang kuat dengan berbagai organisasi pers mahasiswa lainnya.

Pembina LPM Bewara Arief Permadi dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada ketua dan seluruh anggota kepengurusan yang baru dilantik. Dia berharap agar para mahasiswa yang kini mengemban amanah di LPM Bewara dapat menjalankan fungsi-fungsi pers kampus secara optimal dan memberikan kontribusi yang signifikan.

Arief menyoroti dinamika lanskap jurnalistik saat ini yang jauh berbeda dengan era sebelumnya. Maraknya media daring yang mudah diakses telah mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi.

Namun, ia mengingatkan bahwa media daring pun kini menghadapi tantangan dengan munculnya media sosial sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat.

”Saat ini, masyarakat cenderung lebih banyak mengakses informasi melalui platform media sosial. Media sosial adalah dunia Anda saat ini. Mungkin kita sudah lupa kapan terakhir kali membaca berita dari portal media daring karena keseharian kita lebih banyak dihabiskan di media sosial,” tegas Arief.

Namun, kondisi ini, menurut Arief, menciptakan kesetaraan dalam penyebaran informasi. Konten yang diproduksi oleh media skala nasional ataupun media kampus memiliki peluang yang sama untuk tersebar luas dan berpengaruh di ranah media sosial yang sangat mudah diakses oleh masyarakat.

Oleh karena itu, Arief menekankan bahwa tugas utama jurnalis saat ini adalah mengisi ruang media dengan produk jurnalistik yang kredibel, akurat, dan dapat dipercaya.

Lebih dari itu, jurnalis juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran, meskipun prosesnya tidak selalu mudah, dengan tujuan akhir membawa kebaikan bagi khalayak.

”Inilah fondasi yang harus tertanam kuat dalam pers kampus, yakni menyampaikan kebenaran tanpa menghilangkan esensi kritis. Namun, kritik yang disampaikan haruslah berakhir dengan keadilan. Saya berharap teman-teman Bewara dapat menjadi jurnalis yang tidak hanya menyampaikan kebenaran, tetapi kebenaran yang membawa manfaat dan kebaikan,” pungkas Arief.***(FA)

Administrator

IMB 2025: Panggung Inspiratif untuk Mahasiswa UM Bandung Unjuk Bakat

UMBANDUNG.AC.ID, Bandung -- Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menyelenggarakan acara puncak dan final Ilmu Komunikasi Mencari Bakat (IMB) 2025 pada Jumat, 25 April 2025, di Auditorium KH Ahmad Dahlan.

Mengusung tema ”Membangun Kebersamaan dan Sportivitas, Mengasah Kreativitas Tanpa Batas,” acara ini bertujuan sebagai wadah unjuk bakat sekaligus mempererat kebersamaan antar mahasiswa.

Acara ini berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga menjelang petang. Hadir dalam kegiatan ini Kaprodi Ilmu Komunikasi Euis Evi Puspitasari, Kaprodi Kriya Tekstil dan Fashion Saftiyaningsih Ken Atik, Yuti Yunarti mewakili kemahasiswaan, dosen prodi Kriya Tekstil dan Fashion Ghaida Nasya Putri, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua HIMA Ilmu Komunikasi, peserta, dan tamu undangan.

Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh kehadiran band Gaswara Music. Rangkaian acara puncak dibuka dengan penampilan fashion show bertema modern tradisional. Para peserta tampil percaya diri di atas runway, memadukan unsur batik dengan sentuhan modern, seperti jas dan blazer, yang sukses memikat perhatian penonton.

Antusiasme penonton langsung memenuhi auditorium, apalagi saat setiap kelas mengirimkan perwakilannya dengan gaya unik masing-masing. Setelah fashion show, suasana semakin memanas dengan final pertandingan Mobile Legends. Dua tim terbaik bertarung sengit di atas panggung, disambut sorakan riuh dari penonton yang memadati auditorium.

Sore harinya, sesi pembagian hadiah dengan diberikan kepada para pemenang dari berbagai cabang lomba, di antaranya debat, puisi, badminton, PES, futsal, fashion show, news anchor, Mobile Legends, dan perlombaan yang lainnya. Sorak-sorai kemenangan, senyum puas, dan ucapan selamat mengisi sisa acara.

Di luar auditorium, setelah pembagian hadiah. Ketua Panitia IMB 2025 Rafi Ghani mengatakan bahwa perihal persiapan membutuhkan waktu hampir dua bulan untuk menyiapkan konsep acara tersebut.

”Untuk waktunya mungkin dari persiapan hampir dua bulan dan juga untuk perselenggarannya ini ada dari seminggu yang lalu. Dari hari Minggu sampai hari Jumat ini sebagai puncak acaranya,” ungkap Rafi sambil tesenyum.

Atas suksesnya acara ini, dirinya juga berharap semua bakat yang muncul di IMB tahun ini bisa terus dikembangkan ke depannya. ”Tidak hanya buat acara kampus saja, tetapi bisa lanjut ke lomba-lomba di luar sana,” ujar Rafi dengan optimis.

Dari sisi penonton, ada Amesha, mahasiswa asal Cibiru, yang datang khusus untuk nonton acara fashion show dan puncak acara. ”Fashion show paling pecah sih, apalagi melihat teman-teman satu kelas tampil. IMB beneran memberikan kesempatan buat kita menunjukkan bakat, bukan cuma yang jago ngomong, tapi juga yang jago tampil,” ucap Amesha.

Dari atas panggung pemenang, Sila Afifah dan Nastiar Rizki Fernanda, yang keluar sebagai juara fashion show, berbagi kisah perjuangan mereka. Mereka mengambil inspirasi dari Pinterest dan TikTok, lalu mengolahnya menjadi konsep modern-tradisional menggunakan batik Sumedang dipadukan dengan blazer stylish.

”Untuk persiapannya kita membutuhkan H-12 jam. Kita baru gladi malam sebelumnya, terus pulangnya langsung prepare kostum,” kata Nastiar.

Selain itu, Sila juga memberikan suntikan semangat dan pesan inspiratif buat para mahasiswa yang akan ikutan kegiatan ini tahun depan. ”Jangan minder melihat peserta lain. Kuncinya pede. Yang penting niat, konsep matang, sisanya tinggal dinikmatin di atas panggung,” imbuh Sila.

Suasana penutupan acara semakin meriah saat band Gaswara Music tampil dan mengajak seluruh hadirin bernyanyi bersama. ***(Juita/Arini)

Administrator